Nikmatnya Kerja Sekaligus Ibadah, Intip Gaji Pekerja dan Askar Masjidil Haram!
Mekah, Arab Saudi memang salah satu kota yang banyak dihuni oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Bahkan, banyak pula WNI yang bekerja di Masjidil Haram, lho, Sahabat! Mulai dari petugas kebersihan, pekerja konstruksi, driver, hingga askar Masjidil Haram.
Kira-kira, berapa gaji para pekerja atau TKI di Masjidil Haram ya, Sahabat? Yuk kita bedah!
Peluang dan Gaji Bekerja di Arab Saudi
Menjadi pekerja atau TKI di Arab Saudi merupakan salah satu peluang kerja yang cukup menggiurkan. Banyak peluang kerja terbuka, mulai dari petugas kebersihan, pekerja konstruksi, driver, askar di Masjidil Haram, Asisten Rumah Tangga (ART), hingga pekerja kantoran.
Upah minimum Arab Saudi pun lebih tinggi dibandingkan di Jakarta. Mengutip dari Bloomberg, upah minimum Arab Saudi yaitu sebesar 1.500 SAR atau sekitar Rp 6.2 juta. Rentang gaji para TKI di Indonesia pun cukup beragam, berkisar dari Rp 4 juta hingga Rp 63 juta, tergantung profesinya.
Namun, yang perlu dipertimbangkan jika Sahabat tertarik bekerja di Arab Saudi adalah besaran biaya hidupnya. Biaya hidup di Arab Saudi meliputi tempat tinggal, makan dan minum, transportasi, komunikasi, belanja bulanan, kesehatan, serta hiburan dan rekreasi.
Biaya hidup di Arab Saudi relatif mahal, hampir sama seperti di Jakarta, yaitu sekitar 1.020 SAR atau Rp 4.2 juta. Namun, angka ini menyesuaikan dengan kebutuhan pribadi dan bagaimana cara Sahabat mengelola keuangan.
Gaji TKI sebagai Petugas Kebersihan Masjidil Haram
Tak terkecuali di Masjidil Haram, banyak WNI yang menjadi pekerja atau TKI sebagai petugas kebersihan di Masjidil Haram. Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci Arab Saudi menurunkan sebanyak 2.200 – 4000 pekerja untuk membersihkan Masjidil Haram setiap harinya.
Ribuan petugas kebersihan di Masjidil Haram ditugaskan di area yang berbeda. Ada yang bertugas membersihkan area pelataran, area dalam, area toilet dan tempat wudhu, dan ada pula yang bertugas mengumpulkan dan membuang sampah di area Masjidil Haram.
Berdasarkan wawancara dalam YouTube Alman Mulyana, seorang petugas kebersihan di Masjidil Haram mengaku bekerja selama 7–8 jam per harinya. Waktu bekerja di Masjidil Haram sendiri dibagi menjadi 3 shift:
- Shift 1 mulai dari pukul 05.00 – 13.30 Waktu Mekah
- Shift 2 mulai dari pukul 14.00 – 21.30 Waktu Mekah
- Shift 3 mulai dari pukul 10.00 – 06.00 Waktu Mekah
Khusus pekerja laki-laki, mendapatkan mess atau tempat penginapan khusus di sekitar lereng pegunungan. Mess tersebut dilengkapi dengan pertokoan, laundry, barber, dan bus yang khusus diperuntukkan bagi pekerja Masjidil Haram.
Dengan profesi sebagai petugas kebersihan di Masjidil Haram dan fasilitas lengkap, ia mengaku digaji 1.400 SAR atau sekitar Rp 5.8 juta. Angka ini masih lebih besar dari upah minimum pekerja di Jakarta.
Gaji TKI sebagai Pekerja Konstruksi Masjidil Haram
Seperti halnya petugas kebersihan, pekerja konstruksi yang bekerja untuk Bin Laden Group di Masjidil Haram pun mendapat fasilitas yang memadai. Mulai dari tempat penginapan, makan, serta asuransi kesehatan.
Dalam sehari, mereka bekerja selama 8 jam. Namun, pengecualian saat bulan Ramadhan, mereka bekerja hanya sampai pukul 10.00, tapi tetap mendapat gaji pokok.
Gaji pokok pekerja konstruksi di Masjidil Haram berkisar antara 1.200 SAR – 1.300 SAR atau sekitar Rp 4.9 juta – 5.3 juta.
Gaji TKI sebagai Askar Masjidil Haram
Jika Sahabat melihat petugas berseragam cokelat atau loreng-loreng yang berjaga di sekitar Ka’bah saat waktu shalat, itulah Askar yang bertugas menjaga keamanan di Masjidil Haram.
Pada musim haji, Kerajaan Arab Saudi mengerahkan hingga 7.000 personel Askar untuk membantu meningkatkan keamanan di Masjidil Haram.
Dalam satu bulan, gaji seorang Askar berkisar antara 4000 SAR – 7000 SAR atau sekitar Rp 16 juta – Rp 29 juta. Namun, karena jam kerjanya yang cukup singkat, hanya 6 jam per hari, banyak Askar yang mencari pekerjaan sampingan sebagai driver. Masya Allah ya, Sahabat!
Tak hanya bekerja, mereka yang menjadi pekerja di Masjidil Haram juga berkesempatan shalat di depan Ka’bah, bahkan menunaikan ibadah umroh lebih mudah. Tentu ini adalah keuntungan yang menggiurkan jika Sahabat tertarik menjadi pekerja di Masjidil Haram.
Share :