Bani Syaibah, Pemegang Kunci Ka’bah Selama Ribuan Tahun

Bani Syaibah, Pemegang Kunci Ka’bah Selama Ribuan Tahun

 
Gambar 1.1. Tampak pintu Ka’bah dan grendel kunci Ka’bah

Sama seperti rumah, Ka’bah juga memiliki pintu dan kunci. Tidak semua orang bisa masuk ke dalam Ka’bah. Hanya orang tertentu yang diizinkan Raja Arab Saudi yang diperbolehkan masuk ke Ka’bah. Lantas, siapa yang ditugaskan menyimpan dan memegang kunci Ka’bah?
 
Dilansir dari Al-Arabiya, bahkan sebelum Islam datang, ada sosok terpercaya yang ditugaskan untuk menyimpan kunci Ka’bah, yaitu Qushay bin Kilab. Siapakah Qushay bin Kilab?

Qushay bin Kilab, Sosok Penjaga Ka’bah

Gambar 1.2. Tampak pintu Ka’bah dan grendel kunci Ka’bah
Mengutip dari buku “Mekkah: Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim”, dahulu kaum Quraisy membagi tiga jabatan untuk mengelola Kota Mekah. Pertama, al-Sadanah, yang bertanggung jawab untuk merawat Ka’bah, termasuk menjaga kunci Ka’bah. Selanjutnya al-Siqayah, yang bertugas menyiapkan air bagi mereka yang berziarah ke Ka’bah. Terakhir, al-Rafadah, yang bertugas untuk menyediakan akomodasi dan konsumsi bagi para jamaah yang datang ke Ka’bah.
Qushay bin Kilab merupakan sosok yang dipercaya sebagai al-Sadanah atau penjaga Ka’bah. Qushay bin Kilab merupakan leluhur Rasulullah Saw yang juga keturunan Nabi Ismail. Bukan hanya sebagai pemegang kunci Ka’bah, Qushay bin Kilab juga memegang peran penting di departemen pengairan, departemen logistik, dan parlemen.
 
Qushay bin Kilab merupakan sosok yang dipercaya sebagai al-Sadanah atau penjaga Ka’bah. Qushay bin Kilab merupakan leluhur Rasulullah Saw yang juga keturunan Nabi Ismail. Bukan hanya sebagai pemegang kunci Ka’bah, Qushay bin Kilab juga memegang peran penting di departemen pengairan, departemen logistik, dan parlemen.
 
Qushay bin Kilab memiliki tiga putra, yaitu Abdul Dar, Abdul Manaf (kakek buyut Nabi Muhammad SAW), dan Abdul Uzza. Abdul Manaf sangat dihormati di antara bani-bani lainnya karena kebijaksanaan dan ketegasannya.
 
Awalnya, Qushay bin Kilab ingin memercayakan pengurusan Ka’bah pada Abdul Manaf. Namun, sesaat sebelum wafat Qushay bin Kilab memberikan hak menjaga Ka’bah pada Abdul Dar sebagai bentuk penghormatan pada anak tertua. Sejak saat itu, tugas penjagaan Ka’bah beserta kuncinya diwariskan pada anak pertama keturunan Abdul Dar.

Bani Syaibah sebagai Pemegang Kunci Ka’bah

Gambar 1.3. Fathu Makkah, pembebasan Kota Suci Mekah
Hingga pada peristiwa Fathu Mekah, Utsman bin Thalhah yang diwariskan menjadi juru kunci Ka’bah. Namun, saat Rasulullah Saw ingin masuk ke dalam Ka’bah, ternyata Ka’bah terkunci. Banyak yang menuduh Utsman tidak beriman, karena saat Rasulullah Saw datang, Ka’bah justru dikunci.
 
Rasulullah Saw pun meminta Ali bin Abi Thalib untuk mengambil kunci Ka’bah dari Utsman. Ali pun pergi menemui Utsman dan meminta kunci itu. Namun, di luar dugaan, Utsman menolak memberikan kunci Ka’bah kepadanya, karena ia mengira bukan Rasulullah Saw yang memintanya langsung. Akhirnya Ali merebut paksa kunci tersebut agar Rasulullah dapat memasuki Ka’bah.
Abbas bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah, pun menawarkan diri untuk menjaga kunci Ka’bah. Namun, Rasulullah Saw tidak mengabulkan permintaan tersebut. Rasulullah Saw justru meminta Ali untuk mengembalikan kunci pada Utsman bin Thalhah. Ali pun pergi menemui Utsman, mengembalikan kunci Ka’bah dan meminta maaf karena telah merebutnya secara paksa.
 
Gambar 1.4. Grendel dan kunci Ka’bah yang dilapisi emas
Saat itu, Utsman terkejut karena baru mengetahui Ali mengembalikan kunci tersebut karena perintah Rasulullah Saw. Seandainya ia tahu bahwa yang meminta kunci itu adalah Rasulullah, tentu ia tidak akan menolak memberikannya. Akhirnya kunci Ka’bah kembali ke tangan Utsman bin Thalhah.
 
Menjelang Utsman wafat, ia mewariskan kunci Ka’bah pada saudaranya, yaitu Syaibah. Begitulah seterusnya hingga saat ini kunci Ka’bah diwariskan secara turun-temurun pada keturunan Bani Syaibah.
Demikian sikap tegas Rasulullah Saw tentang siapa yang berhak menjaga kunci Ka’bah. Beliau tetap memberikan kepada pihak yang berhak, meski ada kerabat dekatnya yang meminta kunci Ka’bah itu.

Seperti Apa Bentuk Kunci Ka’bah?

Gambar 1.5. Saleh Al-Syaibi, sebagai pemegang kunci Ka’bah saat ini
Saat ini, kunci Ka’bah disimpan oleh Syekh Saleh bin Zaid Al-Abidin Al-Syaibi. Kunci Ka’bah disimpan dalam tas khusus yang terbuat dari sutra berwarna hijau dan emas. Sementara itu, kunci Ka’bah terbuat dari nikel dan memiliki panjang 35 cm. Kunci tersebut dilapisi dengan emas 18 karat.
 
Syekh Saleh Al-Syaibi mengungkapkan bahwa kunci Ka’bah tidak pernah berubah seiring waktu. Jika ada perubahan penampilan kunci, bisa jadi disebabkan karena kegagalan saat membuka pintu Ka’bah, maka kunci harus diperbaiki.
Gambar 1.6. Kunci Ka’bah beserta tas khusus dari sutra berwarna hijau dan emas
Namun, selain dari kunci Ka’bah yang disimpan Syekh Saleh Al-Syaibi, ada 48 kunci Ka’bah sejak masa Kesultanan Turki Utsmani yang saat ini disimpan di museum di Turki. Ada pula dua replika kunci Ka’bah yang terbuat dari emas murni yang disimpan di Arab Saudi.

 

Share :

Leave a Reply

Your email address will not be published.