Saat haji, selain memenuhi rukun dan wajib haji, tak ketinggalan kita juga dianjurkan untuk melaksanakan sunnah haji. Meski tidak wajib, namun amalan sunnah haji ini memiliki pahala yang luar biasa.
Apalagi sunnah haji hanya bisa dilakukan di Tanah Suci. Tidak seperti amalan sunnah lainnya yang bisa Sahabat lakukan di rumah. Nah, jadi manfaatkan kesempatan sebaik mungkin dengan perbanyak amalan sunnah.
Lantas, apa saja amalan sunnah haji yang bisa dilakukan? Yuk kita bahas!
Amalan Sunnah Haji yang Berpahala
Syekh Abu Syuja dari mazhab Syafi’i menyebutkan ada beberapa hal yang disebut sunnah haji. Namun, pendapat ini dikritisi oleh ulama Syafi’iyah lainnya. Sebab ada beberapa hal yang ternyata termasuk wajib haji, bukan sunnah haji.
Jadi sunnah-sunnah haji menurut pendapat ulama Syafi’iyah yang muktamad (dapat dijadikan pegangan) yaitu:
1. Ifrad
Ada 3 tata cara pelaksanaan haji, yaitu ifrad, tamattu’, dan qiran. Ifrad yaitu pelaksanaan haji dengan mendahulukan ibadah haji dibanding umroh. Jadi, setelah selesai dari amalan-amalan haji, baru dilanjutkan amalan untuk umroh.
Para ulama mazhab Syafi’iyah berpendapat, haji ifrad lebih utama daripada haji qiran (niat haji dan umroh dalam secara bersamaan).
Baca Juga: Amalkan Doa Ini Agar Dimudahkan Umroh dan Haji!
2. Mandi Sebelum Ihram
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit r.a.:
“Bahwasanya dia pernah melihat Nabi SAW menanggalkan pakaiannya untuk berihram dan beliau mandi.”
(H.R. Tirmidzi)
3. Memakai Wewangian Sebelum Ihram
Aisyah r.a. pernah berkata:
“Aku pernah memakaikan wangi-wangian kepada Rasulullah untuk ihramnya ketika akan memulai ihram, dan setelah bertahallul sebelum beliau thawaf (ifadah), di Baitullah.”
(H.R. Bukhari & Muslim)
4. Talbiyah
Salah satu hal yang membedakan antara ibadah haji atau umroh dengan ibadah lainnya adalah amalan talbiyah. Adapun lafaz talbiyah yaitu:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Labbaikallāhumma labbaik labbaika lā syarīka laka labbaika innal-ḥamda wan-ni’mata laka wal-mulka la syarika laka.
Artinya: “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”
Baca Juga: Biaya Haji Naik Tiap Tahun, Berapa yang Perlu Disiapkan?
Membaca talbiyah ini termasuk sunnah haji, sebagaimana tercantum dari hadits nabi:
“Aku didatangi Jibril, lalu ia menyuruhku agar memerintahkan para Sahabatku untuk mengeraskan suara-suara mereka ketika berihlal dan bertalbiyah.” (H.R. Tirmidzi, Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah)
Bagi laki-laki, disunnahkan melafazkan kalimat talbiyah dengan suara lantang. Sementara untuk jemaah perempuan, cukup dengan suara pelan.
5. Tahmid, Tasbih, dan Takbir
Selain mengucapkan kalimat talbiyah, Sahabat juga disunnahkan untuk bertahmid, bertasbih, dan bertakbir sebelum mulai ihram.
Dari Anas bin Malik r.a.:
“Rasulullah melaksanakan shalat Zuhur di Madinah empat rakaat, sedang kami bersama beliau. Kemudian, shalat Asar di Dzulhulaifah dua rakaat, lalu beliau tidur di sana hingga keesokan harinya. Setelah itu, beliau mengendarai (untanya) hingga setelah berada di padang pasir terbuka, beliau memuji Allah, bertasbih dan bertakbir, lalu beliau mengangkat suaranya untuk berihram haji dan umroh.” (H.R. Bukhari & Muslim)
6. Tawaf Qudum
Ada 3 jenis tawaf dalam ibadah haji, salah satunya adalah tawaf qudum. Tawaf qudum dilakukan saat Sahabat baru tiba di Masjidil Haram sebagai bentuk penghormatan kepada Ka’bah.
Tawaf qudum ini juga termasuk ke dalam sunnah-sunnah haji.
Baca Juga: Paket Umroh Terlengkap 2023, Fasilitasnya Bintang 5!
7. Shalat Sunnah Tawaf
Setelah tawaf qudum, Sahabat juga dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah tawaf sebanyak dua raka’at.
Shalat sunnah tawaf ini bisa dilakukan di mana saja, selama masih di Tanah Suci. Namun, sebisa mungkin kita shalat sunnah tawaf di belakang Maqam Ibrahim. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:
“Kelima (shalat dua rakaat thawaf), yaitu dua rakaat setelah selesai thawaf. Shalat sunnah tawaf dilakukan di belakang Maqam Ibrahim. Kalau tidak mungkin, maka shalat sunnah tawaf dilakukan di Hijr Ismail. Kalau tidak mungkin, shalat sunnah tawaf dilakukan di masjid. Kalau tidak mungkin, maka shalat sunnah thawaf dilakukan di mana saja di Tanah Haram.” (Kitab Fathul Mujibil Qarib)
Itulah ketujuh amalan sunnah haji yang bisa Sahabat lakukan. Selama masih berada di Tanah Suci, perbanyaklah amalan sunnah dan ibadah lainnya ya, Sahabat!