Pada tahun 2022 lalu, gempar berita seorang jurnalis asal Yahudi, Gil Tamary, yang menyusup masuk ke Kota Mekah, bahkan berfoto dengan bangganya di Padang Arafah. Insiden ini menuai kecaman dari warga muslim dunia, karena pemerintah Arab Saudi melarang nonmuslim apalagi orang Yahudi memasuki Kota Mekah maupun Madinah.
Bagaimana caranya ia dapat menyusup masuk Kota Mekah? Mengapa nonmuslim dilarang masuk Kota Mekah dan Madinah?
Yuk simak ulasan berikut, Sahabat!
Gil Tamary, Jurnalis Israel yang Nekat Masuk Kota Mekah
Gil Tamary merupakan salah satu dari tiga jurnalis Israel yang diizinkan masuk ke Arab Saudi untuk meliput konferensi regional yang dihadiri Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Liputan itu disiarkan oleh Channel 13 News.
Tak hanya disiarkan oleh media berita, Gil Tamary juga mengunggah video liputannya yang berdurasi 10 menit di akun Twitter. Ia menyebut dirinya jurnalis Israel pertama yang memasuki Kota Mekah. Bahkan di video itu, ia terlihat mengunjungi Arafah, Jabal Rahmah, dan melewati area Masjidil Haram.
Lantas bagaimana caranya ia bisa memasuki Kota Mekah yang sebenarnya dilarang oleh pemerintah Arab Saudi?
Baca Juga: Pendapatan Arab Saudi dari Haji dan Umroh Hingga 450 Triliun, Gak Nyangka!
Ternyata setelah diselidiki, Gil Tamary mengakali larangan itu dengan bantuan sopir yang beragama Islam. Sopir tersebut tidak mengetahui kalau Tamary adalah orang Yahudi. Sebab, Tamary hanya menggunakan bahasa Inggris, agar identitasnya sebagai orang Yahudi tidak ketahuan.
Klarifikasi Gil Tamary
Akhirnya video Gil Tamary menuai kecaman tajam dari banyak pihak, bahkan beritanya sampai viral di Israel. Menteri Kerjasama Regional Israel, Esawi Freij, mengaku liputan Tamary adalah tindakan bodoh dan berbahaya. Sebagai perwakilan dari Israel, ia meminta maaf kepada umat Islam di Arab Saudi.
Didesak netizen, Gil Tamary turut angkat bicara di akun Twitter pribadinya yaitu @tamarygil. Ia meminta maaf dan menjelaskan bahwa kedatangannya ke Arab Saudi tak ada niat sedikit pun untuk menyinggung umat Islam. Tamary mengklaim videonya hanya untuk menunjukan keindahan Kota Mekah dan mengenalkannya pada dunia.
Channel 13 News sebagai media berita yang menyiarkan liputan Gil Tamary juga meminta maaf, namun tetap mempertahankan video tersebut di situs mereka.
“Kunjungan Gil Tamary ke Mekah adalah perjalanan jurnalistik penting dan tidak bermaksud menyinggung umat Islam. Kami meminta maaf bila ada yang tersinggung. Prinsip jurnalisme adalah melaporkan dan mendokumentasikan peristiwa secara langsung.”
Demikian pernyataan pihak Channel 13 News.
Baca Juga: Hotel Madinah Taiba Front Cuma 10 Langkah ke Masjid Nabawi!
Namun, hal ini tetap tidak meredam amarah dan rasa kekecewaan umat Islam. Pasalnya, tindakan Gil Tamary telah mencoreng kesucian Kota Mekah. Pihak Channel 13 News yang tidak mau menghapus videonya pun dinilai hanya mencari engagement.
Insiden Nonmuslim Nekat Masuk Kota Mekah dan Madinah
Sebelumnya di tahun 2017, seorang blogger asal Israel yaitu Ben Tzion, pernah mengambil foto dengan bangganya di Masjid Nabawi. Bahkan saat zaman penjajahan Belanda dahulu, ada mata-mata asal Belanda bernama Snouck Hurgronje, yang berkamuflase menjadi jemaah haji, agar bisa memahami pemikiran muslim dan mengalahkan Aceh dalam Perang Aceh yang sedang memanas saat itu.
Snouck Hurgronje menggunakan nama samaran Abdul Ghofar. Bahkan ia juga menjalani aturan-aturan Islam, seperti disunat, shalat, dan berpuasa, meskipun dirinya tidak pernah benar-benar masuk Islam.
Mengapa Nonmuslim Dilarang Masuk?
Larangan nonmuslim memasuki Kota Mekah dan Madinah ini bukan karena diskriminasi. Namun, larangan ini bersumber dari firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 28:
“Hai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahabijaksana.”
Makna najis di ayat ini bukan raga atau fisiknya, melainkan keyakinan dan kesyirikannya.
Baca Juga: Umroh Musim Dingin, Apa Saja yang Perlu Disiapkan?
Larangan memasuki kota Mekah bagi nonmuslim juga untuk menjaga kekhusyukan umat Islam dalam menunaikan ibadah haji dan umroh. Jika Mekah dan Madinah menjadi area bebas masuk, kemungkinan akan terjadi kemacetan dan mengganggu kekhusyukan beribadah.
Akhirnya, pemerintah Arab Saudi melarang keras nonmuslim memasuki Kota Mekah dan sebagian kota Madinah (terutama di pusat kota dan Masjid Nabawi). Jika ada yang melanggar aturan ini, akan disanksi dengan hukuman denda, deportasi, bahkan dilarang masuk ke Arab Saudi seumur hidup.
Jika penyusup terlibat dalam organisasi teroris, hukumannya lebih berat lagi, yaitu dijatuhi hukuman mati. Seperti halnya kelompok pemberontak Juhaiman al-Utaibi yang dihukum mati karena menyerang Ka’bah dan membunuh ratusan jemaah haji tahun 1979.
Jadi, larangan ini bukan karena diskriminasi terhadap nonmuslim ya, Sahabat! Namun, semata-mata untuk menjaga kekhusyukan para jemaah haji maupun umroh yang tengah beribadah.