Surat Rekomendasi Kemenag Awalnya Menjadi Syarat Dokumen Umroh
Silmy Karim selaku sebagai Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) kembali menyuarakan terkait kemudahan penerbitan paspor haji dan umroh.
Pada Kebijakan sebelumnya yang menyatakan bahwa pembuatan paspor wajib memiliki surat rekomendasi dari Kementerian Agama khususnya bagi calon jamaah umroh dan haji. Hal tersebut dinilai oleh Silmy Karim sebagai suatu hambatan dan memberatkan bagi calon jamaah umroh dan haji.
Melalui Surat Edaran Nomor B-7001/DJ.I/Hk.00.5/03/2017, setiap jemaah umroh dan haji wajib mendapatkan surat rekomendasi pembuatan paspor dari pejabat pada kantor Kementerian Agama Kabupaten/kota setempat sebelum membuat paspor dari kantor Imigrasi.
Silmy Karim kemudian mengunggah sebuah video pada akun Instagram-nya @silmykarim pada 30 November 2023 yang menyatakan untuk jemaah umroh dan haji tidak perlu lagi untuk melampirkan surat rekomendasi dari Kementerian Agama. Dengan adanya kebijakan tersebut pihak Imigrasi akan tetap memeriksa calon pemohon paspor agar tidak ada penyalahgunaan.
Tentunya dengan adanya kebijakan ini disambut bahagia calon jemaah, namun tak sedikit yang berkomentar bahwa adanya kendala-kendala lain yang menyulitkan calon Jemaah atau penipuan yang masih eksis terkait pembuatan paspor.
Banyak yang keliru perihal Arab Saudi dengan Uni Emirat Arab. Meskipun memiliki kata “Arab” tapi ternyata berbeda loh, Sahabat!
Kedua negara tersebut memang berada pada satu kawasan di semananjung Arab di Asia Barat Daya. Selain Arab Saudi dan Uni Emirat Arab negara lain yang berada di semananjung Arab lainnya adalah Qatar, Oman, Kuwait, Yaman dan Bahrain.
Berikut adalah perbedaan antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab :
Negara Arab Saudi
Arab Saudi adalah negara monarki absolut yang dipimpin oleh raja jadi kepemimpinan negara Arab Saudi diberikan pada generasi kerajaan berikutnya.
Penduduk Arab Saudi 90% adalah masyarakat penduduk asli
Memiliki luas wilayah sekitar 2.15 juta kilometer persegi
Setiap jamaah umroh atau haji pasti akan mendatangi Raudhah yang ada di Masjid Nabawi.
Raudhah sendiri memiliki arti makna “Taman”. Raudhah lokasinya ada di dalam Masjid Nabawi yang menjadi masjid kedua yang dibangun Rasulullah setelah Masjid Quba.
Raudhah merupakan tempat yang lokasi berada di antara mimbar dan makam Rasulullah SAW di dalam Masjid Nabawi.
Letak Raudhah
Letak dan posisi Raudhah adalah bagian dari shaf laki-laki dan terbuka untuk perempuan tidak setiap saat, tapi hanya di jam-jam tertentu. Raudhah tidak terlalu luas bahkan cenderung kecil dan hanya berukuran 22×15 meter persegi dan hanya cukup menampung puluhan jamaah. Itulah alasan mengapa Raudhah tidak dibuka setiap saat.
Di area ini terdapat 5 pilar berwarna putih dengan ornamen kaligrafi yang indah di bagian atapnya dan membuat betah untuk berlama-lama di dalamnya.
Kenapa Disebut “Taman Surga”?
Raudhah memiliki banyak keutamaan sehingga menjadi sangat istimewa bagi yang mengunjunginya. Karena didalamnya terdapat mimbar dan makam Rasulullah SAW
Hadis dari Abdullah bin Zaid al-Mazinni radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
قوله ما بين بيتي ومنبري روضة من رياض الجنة ذكروا في معناه قولين أحدهما أن ذلك الموضع بعينه ينقل إلى الجنة والثاني أن العبادة فيه تؤدى إلى الجنة
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Antara rumahku dan mimbarku adalah raudhah.”
Para ulama menyebutkan ada 2 pendapat ulama mengenai makna hadis ini. Pertama, tempat itu akan dipindah ke surga. Kedua, bahwa ibadah di sana akan mengantarkan ke surga.
Cara Masuk Raudhah
Raudhah sangat istimewa sehingga banyak orang yang ingin berdoa dan beribadah disana. Petugas keamanan dikerahkan untuk menjaga ketertiban selama di Raudhah. Untuk masuk ke dalam Raudhah, Sahabat perlu bergantian dan antri masuk kedalamnya serta diberi waktu 30 menit.
Ada dua cara untuk bisa masuk ke dalam Raudhah, pertama menggunakan tasreh atau surat izin yang diurus oleh muassasah untuk mendaftar rombongan untuk masuk kedalamnya.
Kedua, melalui aplikasi. Tersedia aplikasi untuk masuk kedalam Raudhah seperti aplikasi Nusuk. Sahabat bisa mengunduh dan mendaftarkan diri untuk bisa masuk ke dalam Raudhah.
Nah itulah mengapa Raudhah disebut “Taman Surga” dan sangat istimewa.
Jika Sahabat umroh atau haji pasti akan mengunjungi Raudhah. Jangan lupa siapkan fisik dan doa terbaiknya ya!
Pergi umroh menjadi suatu hal yang istimewa di kalangan masyarakat Indonesia. Karena tidak semua orang bisa dan punya kesempatan untuk bisa datang ke Baitullah untuk beribadah umroh. Banyak keistimewaan saat umroh, selain bisa menghapuskan dosa, ketika memanjatkan doa di Baitullah terutama di tempat yang mustajab insyaallah doa-doa akan diijabah oleh Allah.
Bagi yang belum berkesempatan bisa pergi umroh pastinya mendengar kerabat atau keluarga yang pergi menjadi suatu berkah dan hal yang istimewa sehingga tak jarang banyak yang menitipkan doa di tempat-tempat yang mustajab.
Beragam doa pun dititipkan mulai dari berdoa supaya bisa datang juga ke Baitullah sampai memohon untuk dilancarkan rezekinya dan doa lainnya.
Lantas jika menitipkan doa pada orang yang umroh, apakah diperbolehkan dalam Islam?
Dan doa seperti apa yang dipanjatkan? Berikut penjelasannya.
Hukum Menitip Doa pada Orang yang Umroh
Hukum menitipkan doa pada orang yang sedang pergi umroh adalah diperbolehkan bahkan dianjurkan. Umar bin Khattab pernah meminta doa dan mendengar Rasulullah bersabda tentang kisah Uwais Al Qarni yang sangat berbakti pada ibunya dan jika ia bersumpah atas nama Allah maka Allah akan mengabulkannya.
“Akan datang nanti Uwais bin ‘Amir bersama rombongan dari Yaman dia punya ibu yang ia sangat berbakti. kalau dia bersumpah kepada Allah, pastilah Allah mengabulkannya, kalau kamu bisa memintakan ampun kepada Allah melalui dia, maka lakukanlah.”
Tradisi menitipkan doa sudah berakar sejak lama bahkan sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Menurut Syekh Abu Bakr al-Ajurriy, tradisi titip doa adalah sesuatu yang dianjurkan.
Penjelasan al-Ajurriy ditulis Syaikh Ar-Ruhaibani dalam kitabnya yang berjudul Mathalib Ulin Nuha:
وذكر أبو بكر الآجري استحباب تشييع الحاج ووداعه ومسألته أن يدعو له ـ وشيع أحمد أمه بالحج
Artinya: Syaikh Abu Bakr al-Ajurry menuturkan tentang kesunahan mengantar orang haji dan menitipkan juga meminta untuk mendoakannya. Imam Ahmad pernah mengantar ibunya untuk haji.
Dapat dipahami bahwa menitipkan doa diperbolehkan, bahkan dianjurkan dan sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW.
Lalu, Seperti Apa Contoh Doa yang Boleh Dititipkan?
1. Ya Allah, jadikanlah keluarga kami serta anak cucuk kami dan keturunannya agar selalu beriman dan takwa kepada-Mu ya Allah.
2. Ya Allah, berikanlah kami rezeki perubahan hidup yang lebih baik, baik menurut kita dan baik menurut agama untuk mencapai kebahagiaan hidup “Fiddunya Wal Akhirah”.
3. Ya Allah, limpahkanlah kami rezeki yang barokah, agar kami dapat memenuhi kebutuhan hidupku dan membantu sesamaku.
4. Ya Allah, ringankanlah rintangan yang menghalangi rezekiku, berikanlah aku kelapangan dalam mencapai kesejahteraan materi.
5. Ya Allah, jadikanlah aku dan jodohku sebagai pasangan dunia akhirat yang saling melengkapi dalam kebaikan dan ketakwaan kepada-Mu.
6. Ya Allah, berikanlah anugerah keberkahan dalam mencari jodoh yang halal, dan pertemukanlah aku dengan orang yang mencintai-Mu dan dapat membimbingku menuju surga-Mu.
7. Ya Allah, jadikanlah impianku untuk naik umrah/haji menjadi kenyataan, dan kabulkanlah doaku untuk bisa mengunjungi Baitullah-Mu.
8. Ya Allah, jadikanlah perjuanganku dalam mengajar kelulusan ini sebagai ibadah yang diridhai-Mu, dan berikanlah aku hasil yang baik sebagai bukti dari usahaku.
9. Ya Allah, ampunilah semua dosa orang tua, keluarga, dan orang-orang di sekitarku. Berikanlah mereka kesehatan, keselamatan, dan ketentraman, menjauhkan dari dengki, serta musuh.
10. Ya Allah, berikan kami umur panjang, orang tua kami, dan keluarga kami dengan umur yang barokah.
Saat umroh ada beberapa tempat mustajab yang bisa bisa didatangi yang insyaallah ketika berdoa di tempat tersebut akan diijabah atau dikabulkan.
Memasuki awal tahun, inilah saat yang tepat untuk merencanakan umroh 2024. Bukan hanya soal kesiapan fisik dan mental, Sahabat juga perlu menyiapkan biaya umroh yang hendak dikeluarkan.
Sebelumnya, Sahabat perlu tahu dulu berapa biaya umroh 2024 sebagai perkiraan dan travel mana yang akan Sahabat pilih. Pastikan travel umroh yang Sahabat pilih sudah memiliki izin sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dari Kemenag.
Lantas, Berapa Biaya Umroh 2024?
Biaya umroh sesuai dengan standar Kemenag yakni berkisar antara Rp24.000.000 hingga Rp28.000.000, tergantung fasilitas, penerbangan, hotel tempat menginap, lama hari, dan tambahan destinasi lain yang disinggahi untuk wisata.
Di Ventour, Sahabat sudah bisa umroh hanya dengan tabungan Rp25.000.000 dengan lama perjalanan 9 hari, hotel bintang 5 di Mekkah, mendapatkan perlengkapan eksklusif, dan fasilitas lengkap (all in).
Sudah punya niat umroh? Siapkan juga tabungannya, ya, agar Sahabat bisa berangkat dengan tenang.
Tips Menyiapkan Biaya Umroh
1. Tentukan Tujuan Keuangan
Tentukan berapa biaya yang akan Sahabat alokasikan untuk perjalanan umroh. Buat rencana anggaran yang sesuai dengan situasi keuangan.
Pertimbangkan apakah paket umrohnya sudah termasuk tiket pesawat, visa umroh, hotel, makan, dan akomodasi selama di Tanah Suci.
2. Rencanakan Tabungan Umroh
Menabung secara berkala akan membantu Sahabat dalam mengumpulkan dana umroh tanpa terbebani secara finansial. Tentukan berapa jumlah yang akan Sahabat tabung setiap bulan atau periode tertentu.
3. Cari Informasi tentang Paket Umroh
Riset mengenai paket umroh dari berbagai travel. Bandingkan harga, fasilitas, dan layanan yang ditawarkan. Pastikan bahwa paket umroh yang Sahabat pilih sudah sesuai dengan preferensi dan anggaran ya!
Ada musim atau waktu tertentu yang membuat harga paket umroh menjadi mahal, salah satunya saat Ramadhan dan akhir tahun. Jika ingin menghemat biaya, hindari musim Ramadhan atau akhir tahun karena pada musim ini biaya umroh biasanya lebih tinggi.
Itulah beberapa tips mempersiapkan tabungan umroh. Semoga ulasan ini bermanfaat untuk Sahabat yang ingin berangkat umroh ya!
Dengan kelas bintang lima, Hotel Anjum di Mekkah menawarkan fasilitas kamar yang menghadap langsung ke Masjidil Haram.
Berlokasi di Ummul Qura Street, jarak dari Hotel Anjum menuju Masjidil Haram dapat ditempuh kurang dari 10 menit.
Untuk menuju Masjidil Haram, Sahabat bisa turun ke pelataran hotel antara Tower 1 dan Tower 2. Lalu Sahabat menuruni eskalator dan keluar gate hotel. Dari gate, Sahabat tinggal berjalan kaki sekitar 5 menit ke pelataran Masjidil Haram. Dan sampailah sudah di Gate King Fahd Pintu 79.
Saking dekat jaraknya dengan Masjidil Haram, beberapa kamar di Hotel Anjum menawarkan pemandangan indahnya Masjidil Haram loh, Sahabat!
Hotel Anjum, Hotel dengan Fasilitas Bintang Lima
Selain jaraknya yang dekat, Hotel Anjum juga memiliki fasilitas unggulan kelas bintang lima, seperti kafe, mushola terpisah antara laki-laki dan perempuan, minimarket, toko kurma, barbershop, dan jalur khusus menuju Masjidil Haram.
Hotel Anjum melayani para tamu hotel selama 24 jam penuh. Hotel Anjum juga memiliki staf yang mampu berbahasa Arab, Inggris, dan bahasa lainnya untuk memudahkan komunikasi dengan para tamu yang berasal dari berbagai negara.
Tak hanya itu, Hotel Anjum juga memiliki restoran khusus yang menyediakan menu masakan khas Indonesia, loh! Hal ini dikarenakan banyaknya jemaah asal Indonesia yang menginap di Hotel Anjum.
Selain fasilitas hotel yang mewah, Hotel Anjum juga memiliki fasilitas kamar dengan beberapa tipe, yaitu Quadroom, Triple, Double, Classic Twin, Presidential Suite, Diplomatic Suite, dan Executive Suite.
Setiap kamar dilengkapi dengan AC yang sejuk, TV, kulkas mini, WiFi, tea maker, air mineral, meja kerja, sofa, sajadah, Al-Qur’an, hingga koran lokal. Kamar mandinya juga dilengkapi dengan hair dryer dan peralatan mandi lain yang bisa Sahabat gunakan secara gratis.
Dijamin Sahabat akan betah menginap di sini, karena fasilitasnya yang lengkap dan pelayanannya yang terbaik.
Hotel Taiba Front adalah salah satu hotel favorit jamaah yang menginap di Madinah. Lokasinya sangat strategis dari Bandara Internasional Pangeran Mohammad Bin Abdulaziz cukup ditempuh sekitar 20 menit dengan mobil atau akses kendaraan lain.
Jarak Hotel Taiba Front ke Masjid Nabawi
Jarak Hotel Taiba Front ke Masjid Nabawi hanya 10 langkah dan saat keluar pintu hotel langsung menuju ke pelataran di Masjid Nabawi Gate 330.
Hotel ini juga berdampingan dengan pertokoan oleh-oleh khas Madinah. Jadi, jika butuh untuk membeli perlengkapan atau oleh-oleh cukup keluar dari pintu hotel. Hotel ini jadi pilihan yang tepat bagi sahabat yang selesai menunaikan ibadah umroh atau city tour ke Madinah sebagai peristirahatan dalam perjalanan.
Seperti Apa Fasilitas Hotel?
Fasilitas di Hotel Taiba Front yang juara!
Sangat memperhatikan kebutuhan terkecil sekalipun.
Seperti : pengering rambut, jubah mandi, shower dan perlengkapan kebutuhan lainnya.
Hotel Taiba Front juga memprioritaskan fasilitas terbaik bagi penyandang disabilitas mulai dari kamar khusus, akses kursi roda dengan pintu yang lebar dan kamar mandi dengan bilik shower dirancang adanya pegangan anti selip. Jadi penyandang disabilitas juga tetap bisa merasakan kemewahan fasilitas di hotel.
Fasilitas VIP layaknya sultan juga diberikan di hotel ini seperti layanan parkir valet, WIFI gratis, dan layanan hotel 24 jam yang siap sedia.
Selain lokasi yang dekat Masjidil Haram, jika ingin berolahraga untuk menjaga kesehatan tubuh disediakan fasilitas ruangan olahraga supaya badan tetap fit dan bugar.
Menghadirkan restaurant dengan makanan khas dari berbagai negara seperti Timur tengah, Asia. tersedia juga kedai kopi dan juga minibar. untuk makanan disediakan selengkap dan ruangan senyaman mungkin.
Menampilkan pemandangan langsung masjid nabawi dari jendela kamar yang super cantik. Cocok banget untuk anak muda terutama dalam memenuhi kebutuhan sosial media untuk berfoto atau membuat konten.
Setiap kamar tentunya dilengkapi meja kerja, TV layar datar, Ac tempat tidur yang lega dan empuk.
Dengan fasilitas super mewah dan sangat memperhatikan kebutuhan selama menginap, Hotel Taiba Front menjadi favorit dan incaran para Jamaah umroh yang menginap di Hotel ini!
Semoga sahabat bisa merasakan kemewahan menginap di hotel ini ya!
Tidak seperti di Indonesia yang suhunya tropis, Arab Saudi memiliki musim panas dan musim dingin lho, Sahabat!
Biasanya musim panas di Arab Saudi berlangsung di bulan Juni hingga Agustus. Pada musim panas, suhu di Arab Saudi bisa mencapai 50°C. Sementara pada musim dingin, suhunya berkisar antara 17°C hingga 29°C.
Khususnya untuk Sahabat yang umroh di musim dingin, tentunya perlu persiapan yang matang dalam menghadapi cuaca ekstrem. Perlengkapan saja yang perlu disiapkan? Bagaimana tips umroh saat menghadapi musim dingin?
Yuk simak ulasan berikut!
Bawa Pakaian Tebal saat Musim Dingin
Perlengkapan yang wajib Sahabat bawa saat musim dingin tentunya adalah pakaian tebal. Jangan lupa untuk membawa jaket, syal, sarung tangan, dan kaos kaki untuk melindungi diri dari hawa dingin yang ekstrem.
Bawa Pelembab Kulit
Umroh di musim dingin bisa menjadi tantangan tersendiri untuk kesehatan kulit Sahabat. Suhu rendah bisa membuat kulit Sahabat menjadi kering, pecah-pecah, bahkan iritasi.
Oleh karena itu, bawalah pelembab kulit atau moisturizer untuk menjaga kelembaban kulit. Pilih moisturizer yang cocok untuk jenis kulit Sahabat. Jika kulit Sahabat cenderung kering, pilih pelembab yang mengandung bahan hyaluronic acid atau glycerin.
Tetap Terhidrasi Meski Saat Musim Dingin
Saat musim dingin, kita cenderung lupa untuk mengonsumsi air karena hawa dinginnya membuat kita tidak cepat haus. Padahal mengonsumsi air mineral dalam jumlah yang cukup ini tetap penting ya, Sahabat!
Asupan air yang cukup akan membantu Sahabat tetap terhidrasi dan terhindar dari rasa lemas saat beraktivitas.
Memakai Sepatu yang Sesuai
Selain menjaga kehangatan tubuh, penting juga untuk memastikan sepatu Sahabat memiliki insulasi atau pelapis yang berfungsi menghangatkan bagian kaki. Namun, pastikan juga sepatu tersebut tidak membuat kaki Sahabat terasa sempit dan gerah yang bisa menimbulkan lecet.
Lakukan Vaksin Jelang Musim Dingin
Perubahan musim yang ekstrem bisa memicu imun kita menjadi lemah. Untuk itu, penting bagi Sahabat untuk melakukan vaksinasi tambahan, seperti vaksin flu. Siapkan multivitamin untuk menjaga imun dan stamina tubuh. Sahabat juga perlu membawa obat flu untuk berjaga-jaga jika sakit saat di Tanah Suci.
Nah, itulah beberapa tips yang bisa dipersiapkan saat umroh di musim dingin. Bagaimanapun cuacanya saat di Tanah Suci, semoga tak menghalangi kita untuk memaksimalkan ibadah.
Terlepas dari perdebatan teori bumi bulat atau datar, ternyata muncul perdebatan baru tentang arah kiblat salat. Jika bumi bulat, bolehkah kita salat membelakangi kiblat atau tidak menghadap ke arah Ka’bah yang ada di Masjidil Haram?
Sebab, logikanya, jika kita berdiri membelakangi Ka’bah, kita juga sedang menghadap ke Ka’bah di sisi yang lain.
Namun, benarkah teori ini, Sahabat? Lalu bagaimana arah kiblat salat yang seharusnya? Yuk simak ulasan di bawah ini!
Pengertian Arah Kiblat
Pada dasarnya, jika kita berdiri membelakangi Ka’bah, sebenarnya kita juga sedang menghadap ke Ka’bah di sisi yang lain. Namun, para ahli falak yang mempelajari ilmu orbit, salah satunya Slamet Hambali (ahli falak dan dosen falak IAIN Walisongo Semarang) mendefinisikan arah kiblat sebagai arah menuju Ka’bah di Masjidil Haram melalui jalur terdekat.
Menurut Muhyiddin Khazin dalam buku “Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek”, kiblat merupakan arah atau jarak terdekat sepanjang lingkaran bumi yang menghubungkan suatu tempat dengan Kota Mekah.
Sementara ahli falak Muchtar Salimi mendefinisikan kiblat sebagai jarak terdekat dari suatu tempat ke Masjidil Haram di Mekah.
Ke Mana Arah Kiblat yang Sebenarnya?
Maka dapat disimpulkan, arah kiblat adalah arah dari suatu tempat ke Ka’bah di Masjidil Haram Mekah dengan jarak yang terdekat. Arah kiblat harus menuju arah yang terdekat dengan Ka’bah, bukan arah yang terjauh. Sama halnya seperti kita jika sedang melakukan perjalanan ke tempat tertentu, pasti kita memilih perjalanan dengan jarak yang terdekat, bukan?
Para ulama sepakat bahwa orang yang bisa melihat Ka’bah atau lokasinya dekat dengan Masjidil Haram, maka saat salat ia harus menghadap persis ke arah Ka’bah. Tidak sah salatnya jika mereka dapat melihat Ka’bah, namun arah salatnya membelakangi arah kiblat.
Lalu bagaimana dengan kita yang tinggal jauh dari Masjidil Haram? Apakah kita boleh salat membelakangi Ka’bah?
Untuk persoalan ini, kembali lagi pada pengertian arah kiblat, bahwa arah kiblat shalat ditentukan berdasarkan posisi dan jarak terdekat kita dengan Ka’bah. Jika kita salat membelakangi Ka’bah dan jaraknya lebih jauh dibanding kita menghadap Ka’bah, maka salat kita dinilai tidak sah. Sebab, salah satu syarat sah salat, yaitu menghadap ke arah Ka’bah.
“Jika kamu hendak melakukan salat, sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadaplah ke arah kiblat dan lakukan takbiratul ihram.” (H.R. Bukhari & Muslim)
Antipode Ka’bah: Bisa Salat ke Segala Arah
Dalam perspektif bumi bulat, setiap tempat di bumi memiliki titik lain yang kutubnya berlawanan, atau biasa disebut sebagai antipode. Jadi, saat kita berada di titik antipode dan ingin menuju ke titik antipode lainnya, maka ke arah mana pun kita berjalan akan dihasilkan jarak yang sama.
Contohnya, posisi Ka’bah di Mekah memiliki titik antipode di Kota Tapuarava, Polinesia, Prancis. Jika kita berada di Kota Tapuarava dengan koordinat yang tepat sesuai antipode Ka’bah, maka secara teori jarak ke depan dan belakang akan sama nilainya dan sama-sama menuju arah Ka’bah. Maka, jika Sahabat salat ke arah mana pun di titik antipode ini dinilai sah.
Selain itu, Sahabat juga dapat salat ke segala arah jika Sahabat menunaikan salat di dalam Ka’bah. Menurut mazhab Syafi’i, orang yang salat di dalam Ka’bah dapat menghadap pintu atau dinding Ka’bah sebagai arah kiblat baginya.
Kondisi yang Membolehkan Salat Tak Menghadap Ka’bah
Namun, ada beberapa kondisi dimana syarat salat menghadap arah kiblat menjadi gugur, yaitu:
Saat seseorang sakit dan ia tidak mampu mengarahkan wajah dan badannya ke arah kiblat
Saat seseorang dalam peperangan atau kondisi yang membahayakan (seperti melarikan diri dari binatang buas atau musibah banjir/tsunami), maka ia dapat menunaikan salat ke mana pun wajahnya menghadap
Saat seseorang berada dalam perjalanan, seperti di pesawat, kapal, atau mobil dan tidak menemukan tempat yang memungkinkan untuk salat, maka ia boleh salat mengikuti arah kendaraan melaju
Nah, itulah penjelasan tentang arah kiblat ya, Sahabat! Semoga kita dapat menentukan arah kiblat yang tepat untuk salat di mana pun kita berada.
Arab Saudi merupakan negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia. Di sisi lain, Arab Saudi juga meraup penghasilan yang besar dari ibadah haji dan umroh yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Bahkan, nilai kekayaan Arab Saudi yang diperoleh dari pelaksanaan haji mencapai 450 triliun per tahunnya!
Sumber Pendapatan Terbesar Negara Arab Saudi
Saat ini, pendapatan Arab Saudi memang masih didominasi dan berasal dari penjualan minyak dan gas bumi. Namun, sejak pandemi, harga minyak bumi mengalami penurunan drastis. Arab Saudi pun menyadari risiko bahwa minyak bumi bisa saja habis.
Tak dapat dimungkiri, ekonomi Arab Saudi juga bergantung pada pelaksanaan haji dan umroh. Tak seperti sektor energi, di bidang haji dan umroh, Arab Saudi tak perlu khawatir dengan persaingan.
Pendapatan Arab Saudi dari Haji dan Umroh
Menurut Global Destination Cities Index tahun 2018, Mekah memperoleh pendapatan hingga 20 miliar riyal atau sekitar Rp 300 triliun rupiah. Besaran pendapatan ini tertinggi kedua setelah Dubai. Sebelum pandemi, pendapatan haji diperkirakan rata-rata 30 miliar USD atau Rp 450 triliun per tahun.
Pendapatan ini diperkirakan terus meningkat. Apalagi sejak pemerintah Arab Saudi sudah memberlakukan kuota jemaah haji di tahun 2023 menjadi 100 persen.
Besarnya pendapatan Arab Saudi ini membuat cadangan devisa naik menjadi 447.4 USD atau setara Rp 6.881 triliun pada akhir November 2022. Dengan angka ini, Arab Saudi masuk dalam daftar 10 negara dengan cadangan devisa terbesar di dunia.
Haji dan Umroh Jadi Sumber Cuan Arab Saudi
Bagaimana tidak, Arab Saudi mampu memperoleh penghasilan yang besar dari pelaksanaan haji karena biaya haji juga tak bisa terbilang sedikit.
Pada tahun 2020, untuk warga domestik (asal Arab Saudi), ibadah haji dikenakan biaya Rp 14 juta hingga Rp 22 juta untuk kelas ekonomi dan senilai Rp 27 juta hingga Rp 62 juta untuk kelas premium.
Sementara untuk jemaah haji internasional, ibadah haji dikenakan biaya Rp 90 juta untuk kelas ekonomi dan Rp 195 juta untuk kelas premium. Biaya ini adalah biaya mentah, yang belum disubsidi oleh pemerintah Indonesia.
Perbedaan antara kelas ekonomi dan premium ini adalah kelas hotel, kualitas akomodasi tenda di Mina dan Muzdalifah, makanan, transportasi, dan layanan lainnya. Jemaah yang memilih kelas premium biasanya menginap di hotel bintang lima dan dekat dari Masjidil Haram.
Sebelum pandemi, jumlah jemaah haji berkisar 2.5 juta orang. Sedangkan jika ditotal dengan jemaah umroh, Arab Saudi mampu mendatangkan 21 juta jemaah setiap tahunnya. Bahkan, pemerintah Arab Saudi menargetkan pada 2030 mendatang, total jemaah haji dan umroh yang datang ke Arab Saudi bisa mencapai 30 juta orang.
Bayangkan berapa banyak pendapatan yang mampu dihasilkan Arab Saudi dari pelaksanaan haji dan umroh setiap tahunnya!
Pengaruh Haji dan Umroh terhadap Sektor Bisnis
Tak hanya meningkatkan pendapatan negara, pelaksanaan haji dan umroh juga mampu menciptakan 100 ribu lapangan pekerjaan pada tahun 2022.
Adanya ibadah haji dan umroh juga menghasilkan perputaran uang yang luar biasa besar bagi sektor swasta. Mulai dari industri perhotelan, pusat perbelanjaan, industri makanan, maskapai penerbangan, dan industri pariwisata.
“Makna religius Kota Mekah dan Madinah tidak akan pernah kering. Ini adalah pondasi penting untuk membangun sektor pariwisata Arab Saudi yang lebih luas dan memasarkannya ke khalayak lokal, regional, dan internasional,” ungkap Robert Mogielnicki, salah seorang ekonom politik yang berfokus pada isu Timur Tengah dan Afrika Utara.
Meskipun sumber utama devisa Arab Saudi masih berasal dari minyak dan gas bumi, pemasukan dari ibadah haji dan umroh tak bisa diremehkan.