Hotel Mewah Tapi Murah di Madinah, Dekat dengan Masjid Nabawi

Hotel Mewah Tapi Murah di Madinah, Dekat dengan Masjid Nabawi

 

Gambar 1.1. Hotel Concorde Dar Al-Khair di Madinah dekat dengan Masjid Nabawi, hanya berjarak 830 m dengan berjalan kaki selama 11 menit
Hotel yang nyaman dan dekat dengan masjid menjadi incaran para jamaah umroh. Salah satunya adalah Hotel Concorde Dar Al-Khair, tempat penginapan mewah terdekat dari Masjid Nabawi. Jaraknya hanya 830 m dari Masjid Nabawi atau sekitar 11 menit ditempuh dengan berjalan kaki.

Lokasi Strategis dan Dekat Masjid Nabawi

Gambar 1.2. Tampak depan Hotel Concorde Dar Al-Khair, Madinah
Hotel Concorde Dar Al-Khair merupakan hotel berbintang 3 yang dekat dengan Masjid Nabawi dan pusat Kota Madinah. Lokasinya cukup strategis karena dekat dengan Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz (23 menit berkendara) dan Al-Haramain Train Station Madinah (10 menit berkendara).
 
Demi kemudahan akses Sahabat menuju hotel, Hotel Concorde Dar Al-Khair menawarkan layanan antar jemput bandara yang tersedia 24 jam, dengan harga sewa SAR 250 atau sekitar Rp 1 juta per kendaraan. Hotel Concorde Dar Al-Khair memiliki 14 lantai dengan 336 kamar. Hotel ini juga ramah terhadap penyandang disabilitas, karena memiliki lajur khusus untuk kursi roda.

Sajian Menu Khas Indonesia dan Timur Tengah

Gambar 1.3. Tampak depan Hotel Concorde Dar Al-Khair, Madinah
Lokasi Hotel Concorde Dar Al-Khair juga dekat restoran terkenal yang menyajikan masakan internasional, yaitu Restoran Al-Modeef dan Arabesque. Jaraknya dari hotel hanya sekitar 150 meter. Untuk Sahabat yang rindu dengan masakan khas Indonesia, terdapat Rumah Makan Indonesia di dekat hotel yang bisa ditempuh dalam waktu 6 menit dengan berjalan kaki.
 
Namun, di dalam Hotel Concorde Dar Al-Khair sendiri terdapat restoran yang menyajikan menu masakan khas Indonesia juga, lho, Sahabat! Ada pula restoran khas Timur Tengah bagi Sahabat yang ingin mencicipi keunikan rasa hidangan Arab Saudi.

Fasilitas Mewah dan Lengkap

Gambar 1.4. Tipe kamar Quadruple Hotel Concorde Dar Al-Khair untuk jamaah umroh
Hotel Concorde Dar Al-Khair merupakan pilihan tepat bagi Sahabat yang ingin mencari hotel murah, namun fasilitasnya mewah dan lengkap. Setiap kamar di hotel ini disediakan fasilitas AC, WiFi gratis, televisi, mini bar, electric kettle, shower, pengering rambut, dan masih banyak lagi.
 
Tipe kamar yang tersedia di Hotel Concorde Dar Al-Khair juga bervariasi. Jadi, Sahabat bisa menyesuaikan pilihan kamar dengan budget yang dimiliki. Tipe kamar yang ada di hotel ini yaitu Kamar Double (berisi 2 single bed), Kamar Triple (berisi 3 single bed), Kamar Quadruple (berisi 4 single bed), Kamar Deluxe King (berisi 1 king bed), dan Kamar Suite (dua kamar dengan 6 single bed)
Jamaah umroh Ventour akan mendapatkan tipe kamar Quadruple. Namun, bagi Sahabat yang umroh bersama pasangan atau keluarga, Sahabat bisa upgrade tipe kamar yang akan dikenakan biaya tambahan di luar dari biaya paket umroh.

Masjid Nabawi sebagai View Utama dari Kamar

Gambar 1.5. Pemandangan Masjid Nabawi yang terlihat dari jendela kamar Hotel Concorde Dar Al-Khair, Madinah
Karena letaknya yang dekat dengan Masjid Nabawi, beberapa kamar di Hotel Concorde Dar Al-Khair memiliki pemandangan indah Masjid Nabawi.
 
Itulah beberapa keunggulan yang Sahabat dapatkan jika menginap di Hotel Concorde Dar Al-Khair. Semoga bermanfaat ya, Sahabat!

 

Share :

Masya Allah! 5 Aset Megah di Mekah Untuk Jamaah Haji Asal Aceh

Masya Allah! 5 Aset Megah di Mekah Untuk Jamaah Haji Asal Aceh

 

Gambar 1.1. Penyerahan dana tunai hasil wakaf untuk jamaah haji asal Aceh oleh Badan Wakaf Habib Bugak Asyi pada 2017

Berbahagialah jika Sahabat merupakan orang Aceh yang hendak berhaji, karena setiap jamaah haji asal Aceh akan mendapatkan dana hasil wakaf dari pengusaha besar di Mekah, yaitu Habib Bugak Asyi. Dana hasil wakaf ini telah dinikmati selama lebih dari 200 tahun, lho, Sahabat! Masya Allah.
 
Siapakah Habib Bugak Asyi? Mengapa beliau sukarela memberikan dana hasil wakaf untuk jamaah haji asal Aceh? Yuk simak ulasannya, Sahabat!
Gambar 1.2. Habib Bugak Asyi (kiri) dan Makam Habib Bugak Asyi yang terdapat di Aceh (kanan)
Habib Abdurrahman bin Alwi Al-Habsyi, atau dikenal dengan nama Habib Bugak Asyi, adalah seorang pengusaha asal Mekah. Habib Bugak datang ke Aceh pada tahun 1760 saat masa pemerintahan Sultan Alauddin Mahmud Syah. Ia menetap di Aceh dan menjadi orang kepercayaan sultan Aceh pada masa itu.
 
Saat tinggal di Aceh, Habib Bugak Asyi menjadi inisiator penggalangan dana untuk memberdayakan masyarakat Aceh. Pada tahun 1809, Habib Bugak kembali ke Mekah untuk membeli tanah di sekitar Masjidil Haram, yaitu tepatnya di Qusyasyiah (di sekitar Bab Al-Fath antara Marwah dan Masjidil Haram).
Gambar 1.3. Bagian depan Kantor Wakaf Habib Bugak Asyi di Aziziah, Mekah
Tanah ini diwakafkan dan dibangunkan sebuah rumah singgah, yang disebut Baitul Asyi atau Rumah Aceh. Ikrar wakaf dilakukan Habib Bugak di depan Mahkamah Syariah. Dalam ikrarnya, Habib Bugak menyatakan tanah wakaf dan manfaatnya hanya ditujukan kepada jamaah haji asal Aceh, warga Arab Saudi keturunan Aceh, atau warga Aceh yang tinggal di Arab Saudi.
Namun, jika Baitul Asyi tidak dapat digunakan lagi sebagai rumah singgah untuk orang Aceh, maka manfaatnya boleh digunakan untuk para mahasiswa asal Mekah. Jika tidak ada mahasiswa asal Mekah yang menggunakan fasilitas wakaf, maka manfaatnya boleh dipakai untuk membiayai keperluan Masjidil Haram. Jadi, manfaat dari wakaf rumah singgah ini bersifat abadi ya, Sahabat!
 
Sudah lebih dari 200 tahun rumah singgah tersebut berdiri kokoh hingga sekarang. Namun, pada era pemerintahan Arab Saudi yaitu Raja Malik Sa’ud bin Abdul Azis, Baitul Asyi terkena dampak perluasan Masjidil Haram. Pemerintah Arab Saudi menggusur Baitul Asyi dan memberikan kompensasi berupa uang tunai.
 
Kompensasi tersebut dibelikan dua bidang lahan yang berjarak 500 meter dari Masjidil Haram. Selain sebagai rumah singgah, Baitul Asyi dengan bangunan baru dikembangkan menjadi sarana bisnis, yaitu sebagai hotel. Inilah yang menjadi sumber utama penghasilan wakaf, sehingga hasilnya dapat membiayai para jamaah haji asal Aceh.
 
Hotel ini adalah Hotel Elaf Al-Mashaer dan Hotel Habib Bugak Asyi.

1. Hotel Elaf Al-Mashaer.

Gambar 1.4. Bagian dalam kamar di Hotel Elaf Al-Mashaer, Mekah
Hotel bintang lima dengan kapasitas 650 kamar yang berada di wilayah Ajyad Mashafi ini berjarak hanya 250 meter dari Masjidil Haram.

2. Hotel Habib Bugak Asyi.

Gambar 1.5. Bagian depan Hotel Habib Bugak Asyi, Mekah

Hotel di kawasan Aziziah ini dibangun langsung oleh pengelola wakaf tanpa bekerja sama dengan investor. di Aziziah. Hotel ini memiliki 200 kamar dan dapat menampung 750 jamaah haji. Jaraknya dengan Masjidil Haram sekitar 3.5 km.
Selain kedua hotel ini, dana hasil wakaf juga dimanfaatkan untuk membangun bangunan lain, seperti:

1. Hotel Al-Massa Grand.

Gambar 1.6. Bagian depan Hotel Al-Massa Grand, Mekah

Sebelum pandemi, hotel ini bernama Hotel Ramada. Namun, setelah pandemi, hotel ini beralih manajemen ke pihak Al-Massa Grand. Hotel bintang lima dengan kapasitas 1.800 kamar yang berada di wilayah Ajyad Mashafi ini berjarak 300 meter dari Masjidil Haram.

2. Hunian di Syauqiyah.

Gambar 1.7. Bagian depan hunian wakaf Habib Bugak Asyi di Syauqiyah, Mekah

Gedung ini tidak digunakan untuk perputaran bisnis, namun murni sebagai rumah singgah bagi warga Aceh yang menetap di Mekah dan warga Saudi keturunan Aceh, yang dapat disewa secara gratis dan tanpa batas waktu tinggal.

3. Tanah dan bangunan seluas 900 meter di Aziziah.

Gambar 1.8. Bagian depan hunian wakaf Habib Bugak Asyi di Syauqiyah, Mekah

Penyerahan dana tunai hasil wakaf Habib Bugak Asyi kepada jamaah haji asal Aceh
 
Setiap jamaah haji asal embarkasi Aceh akan mendapatkan dana hasil wakaf sebesar 1.500 Riyal atau sekitar 6 juta rupiah, Bahkan pihak pengelola wakaf atau Nadzir Wakaf Baitul Asyi telah menggelontorkan dana kompensasi sebanyak 70 juta Riyal atau 280 miliar rupiah. Masya Allah ya, Sahabat!
Dana tunai tersebut yang diberikan secara langsung oleh Nadzir Wakaf Baitul Asyi, yaitu Syekh Abdul Latif Baltou, saat jamaah haji tiba di penginapan masing-masing setelah dua hari berada di Mekah.
 
Wakaf ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri untuk Sahabat asal Aceh yang ingin berhaji. Masya Allah ya, Sahabat!

 

Share :

Asal-Usul Pohon Soekarno yang Menghijaukan Padang Arafah

Asal-Usul Pohon Soekarno yang Menghijaukan Padang Arafah

 
Gambar 1.1. Pohon Soekarno yang ditanami sepanjang kawasan Padang Arafah
Kawasan Arafah di Arab Saudi yang dikenal sangat gersang dan terik, kini menghijau berkat ide dan kontribusi presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Soekarno-lah yang mengusulkan Padang Arafah untuk ditanami pepohonan agar jamaah haji bisa lebih nyaman beribadah. Pohon yang ditanami di Arafah kini dinamakan Pohon Soekarno.
 
Pada tahun 1955, Soekarno menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Daratan Arab Saudi memang dikenal sebagai negara dengan wilayah yang sangat gersang. Suhu udara di sana dapat mencapai 50ºC saat siang hari.
Gambar 1.2. Pohon Soekarno yang rimbun menjadi tempat berteduh bagi para jamaah haji saat wukuf di Arafah
Soekarno melihat bahwa tandusnya Padang Arafah membuat banyak jamaah merasa kepanasan dan mudah lelah. Akhirnya Soekarno berinisiatif untuk mengusulkan agar Padang Arafah ditanami pepohonan pada Raja Arab Saudi, yaitu Saud bin Abdulaziz al-Salad.
 
Karena ide Soekarno sangat brilian, Raja Saud mengabulkan usulan tersebut. Penanaman pohon di Arafah dilakukan melalui proyek kesejahteraan wakaf yang diprakarsai oleh Abdul Rahman Fakieh, seorang pengusaha Arab terkemuka saat itu. Abdul Rahman sangat antusias dengan proyek tersebut, bahkan rutin peninjau lahan penanaman setelah salat Subuh.
Gambar 1.3. Pohon mindi atau Pohon Soekarno yang bersemi dan tumbuh subur di kawasan Arafah
Pohon yang ditanam di Padang Arafah ini bukan sembarang pohon. Soekarno sengaja memilih pohon yang kokoh dan rindang yang tahan terhadap cuaca ekstrem dan wilayah tandus. Pohon ini yaitu pohon mimba atau pohon mindi. Akhirnya pohon yang ditanami sepanjang kawasan Arafah ini dijuluki Pohon Soekarno atau Syajarah Sukarno.
 
Pohon dengan nama latin Melia Azedarach ini dapat tumbuh di daerah beriklim tropis maupun subtropis. Pohon mindi umumnya ditemukan di tempat yang kering, seperti di pinggir jalan, atau di hutan yang terbuka. Tidak heran, pohon tersebut dapat tumbuh subur di Arab Saudi, terutama di Padang Arafah yang tandus.
Pohon ini termasuk kedalam golongan pohon yang cepat tumbuh. Dalam dua tahun, tinggi pohon ini bisa mencapai 4-5 meter. Tak hanya berfungsi sebagai tempat berteduh bagi para jamaah haji, pohon mindi juga memiliki banyak khasiat.

Gambar 1.4. Pohon mindi atau Pohon Soekarno yang ditanami sepanjang jalan di kawasan Arafah
Ketika jamaah haji mendirikan tenda di Arafah di sela-sela pohon tersebut, ia tidak mengalami gatal-gatal selama bermalam di tenda. Daun pohon mimba dikenal sebagai tanaman obat yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan radang.
 
Tak hanya mengusulkan ide penanaman pohon, Soekarno juga mengirim ribuan bibit pohon mindi beserta ahli tanaman dari Indonesia untuk mengawasi proyek tersebut. Pohon mindi ini ditanam di kawasan Arafah seluas 1.250 hektar menggunakan tanah subur dari Indonesia dan Thailand.
Gambar 1.5. Keakraban pertemuan Presiden Soekarno dan Raja Saudi tahun 1955
Setiap berjarak 5 meter, terdapat pohon mindi. Ada yang tumbuh tinggi sekitar 8 meter hingga 20 meter, namun ada pula yang masih kecil dengan tinggi sekitar 2 meter. Tak hanya ditanami di Arafah, kini Pohon Soekarno dilestarikan dan ditanam di tepi jalan di Kota Mekah, Madinah, Jeddah, Riyadh, dan Thaif, yang berfungsi sebagai perindang.
 
Selain berjasa atas penghijauan area di Padang Arafah, Soekarno juga berjasa atas pembuatan tiga jalur tempat sa’i. Seperti diketahui, kini tempat sa’i terbagi menjadi tiga jalur, dengan jalur pertama adalah dari Bukit Safa ke Bukit Marwa. Jalur kedua dibuka dari Bukit Marwa ke Bukit Safa. Sedangkan jalur ketiga khusus diperuntukkan bagi jamaah lansia dan disabilitas.
Jasa besar Soekarno ini merefleksikan eratnya hubungan antara Indonesia dengan Arab Saudi.
Berkat ide dan kontribusinya, saat hendak kembali ke Tanah Air, Soekarno pun mendapatkan hadiah kiswah atau kain penutup Ka’bah dari Raja Saud. Masya Allah ya, Sahabat!.

 

Share :

Rahasia Sejuknya Lantai Masjidil Haram, Terbuat Dari Marmer Termahal di Dunia!

Rahasia Sejuknya Lantai Masjidil Haram, Terbuat Dari Marmer Termahal di Dunia!

 
Gambar 1.1.Rahasia sejuknya lantai Masjidil Haram di Mekah meski di bawah cuaca terik.
 
Melaksanakan shalat di Masjidil Haram adalah impian semua umat Islam. Apalagi sensasi kenyamanan yang dirasakan saat shalat di sekeliling Ka’bah, karena lantainya yang terasa sejuk meski di tengah cuaca terik.
 
Sebenarnya apa rahasia di balik sejuknya lantai Masjidil Haram, meski matahari bersinar sangat terik?
Gambar 1.2.Salah satu gunung marmer putih di Thassos, Yunani.
 
Reasahalharamain, sebuah lembaga yang mengurusi dua masjid kota suci, yaitu Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, mengungkapkan alasan mengapa lantai masjid terasa dingin meskipun cuaca panas. Ternyata bukan karena ada mesin pendingin atau AC di bawah lantai masjid, lho, Sahabat. Namun, sejuknya lantai Masjidil Haram karena terbuat dari marmer berkualitas tinggi.
 
Dikutip dari Saudi Gazette, marmer tersebut didatangkan langsung dari daerah bernama Thassos di Yunani, sehingga dinamai marmer Thassos. Sejak zaman kuno, daerah Thassos telah dikenal sebagai penghasil marmer putih berkualitas yang digunakan oleh orang Romawi untuk membangun bangunan dan monumen megah.
Marmer Thassos memiliki kristal warna putih salju yang membuatnya berkilau jika terkena pancaran cahaya. Tak hanya digunakan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, marmer Thassos juga digunakan di Masjid Hagia Sophia, Istanbul-Turki. Masya Allah, pasti lantainya sangat indah dan cantik ya, Sahabat!

Gambar 1.3.Bongkahan marmer putih di Thassos, Yunani yang dibawa dan diolah secara khusus di Arab Saudi.
 
Marmer Thassos berasal dari batuan alam. Batuan alam ini dapat menghambat perpindahan panas dari sinar matahari atau cuaca ekstrem. Inilah mengapa penggunaan marmer Thassos dapat membuat lantai dapat menyerap panas dan lebih sejuk.
 
Marmer Thassos juga dapat menyerap kelembaban di malam hari. Tak hanya itu, ketika marmer Thassos dijadikan pelapis dinding, marmer mampu meredam kebisingan suara yang berasal dari luar bangunan.
Khusus untuk Masjidil Haram, marmer Thassos diimpor dalam bentuk bongkahan batu langsung dari Yunani, kemudian diolah dan dibentuk secara khusus di Arab Saudi. Marmer Thassos di Masjidil Haram dipasang dalam bentuk persegi panjang yang tebalnya 5 cm. Tingkat ketebalan ini turut mempengaruhi kesejukan lantai, lho, Sahabat.

Gambar 1.4.Proses pembangunan lantai Masjidil Haram dengan menggunakan marmer Thassos.
 
Berkat marmer Thassos, lantai Masjidil Haram tetap dingin walau suhu di Mekah bisa mencapai 50 derajat Celcius. Marmer Thassos tak hanya dipasang di area pelataran dan bagian dalam masjid, tapi juga di area tawaf, sehingga Sahabat tidak perlu berjingkat kaki karena kepanasan saat siang hari.
 
Karena keistimewaannya ini, marmer Thassos merupakan salah satu marmer termahal di dunia. Berdasarkan situs Alibaba, harga marmer Thassos yang langsung didatangkan dari Yunani mencapai USD 200 atau sekitar Rp 2.87 juta per meter persegi.
Konon diceritakan, bahwa arsitektur di balik pembangunan lantai Masjidil Haram dan Masjid Nabawi adalah Muhammad Kamal Ismaeel. Ia adalah insinyur dan arsitek Mesir, yang pernah mencetak rekor sebagai orang termuda yang dikirim ke Eropa dan mendapatkan tiga gelar doktor dalam Arsitektur Islam.

Gambar 1.5.Salah satu gunung marmer putih di Thassos, Yunani.
 
Sewaktu membeli marmer Thassos untuk Masjidil Haram, Muhammad Kamal langsung menuju Yunani. Ia membeli marmer untuk Masjidil Haram, hampir setengah dari gunung marmer yang ada di Yunani. Setelah proyek pembangunan Masjidil Haram selesai, pemerintah Arab Saudi meminta Muhammad Kamal kembali memasang marmer yang sama di Masjid Nabawi.
 
Saat Kamal kembali ke Yunani untuk menanyakan marmer yang tersisa, ternyata setengah gunung marmer sisanya telah dibeli orang lain. Perlu diketahui, marmer ini bukan material yang dihasilkan dari pabrik, melainkan terbuat dari batuan alam, jadi cukup terbatas jumlahnya.
Gambar 1.6.Jamaah dapat menikmati sejuknya lantai di Masjidil Haram meski cuaca terik dan tidak menggunakan alas kaki.
 
Muhammad Kamal pun mencari tahu siapa pembeli marmer tersebut. Akhirnya ia menemukan alamat pembelinya, yaitu sebuah perusahaan di Arab Saudi. Lalu ia mendatangi kantor perusahaan tersebut. Rupanya, semua marmer masih ada dan belum digunakan sama sekali.
 
Muhammad Kamal menyodorkan cek kosong dan meminta pemilik marmer menuliskan nominal yang diinginkan, berapa pun besarnya. Namun, saat pemilik perusahaan tahu marmer itu akan digunakan untuk pembangunan Masjid Nabawi, ia menolak marmernya dibeli.
“Allah yang membuat saya membeli marmer ini. Itu artinya marmer ini memang sudah ditakdirkan Allah untuk Masjid Nabawi,” katanya. Sang pemilik marmer akhirnya menyumbangkan marmer Thassos yang dibelinya untuk pembangunan Masjid Nabawi. Masya Allah ya, Sahabat!

 

Share :

Munculnya Imam Mahdi Palsu yang Menyerang Ka’bah pada 1979

Munculnya Imam Mahdi Palsu yang Menyerang Ka’bah pada 1979

 
Jika pada tahun 930 M, Ka’bah pernah diserang oleh Kaum Qaramithah dan Hajar Aswad sempat dicuri, namun pada 20 November 1979 insiden penyerangan dan kudeta terjadi di Masjidil Haram. Kelompok penyerang mengaku bahwa telah Imam Mahdi telah berada di antara mereka. Kelompok ini dipimpin oleh Juhaiman al-Utaibi, seorang Arab Badui radikal.

Siapakah Juhaiman al-Utaibi?

Gambar 1.1. Juhaiman al-Utaibi, pimpinan kelompok pemberontak JSM yang mengkudeta pemerintah Arab Saudi di depan Ka’bah
 
Juhaiman merupakan seorang khatib asal Arab Badui yang berusia 43 tahun. Juhaiman pernah tergabung sebagai tentara Saudi National Guard dengan pangkat kopral. Namun saat pemberontakan ia tergabung dalam kelompok ultrakonservatif muslim Sunni yaitu Al-Jama’a al Salafiya al-Muhtasiba (JSM). Kelompok JSM ini kerap mengkritik kerajaan Saudi.
 
Kerajaan Arab Saudi dinilai hedonis. Sikap politik kerajaan juga dekat dengan Amerika, sehingga terpapar budaya barat. Banyak perempuan yang dibolehkan tampil dan menjadi presenter di TV, perempuan boleh mengendarai mobil, dan boleh menonton bioskop. Juhaiman merasa Arab Saudi telah melampaui batas dan harus diberi peringatan.

Bagaimana Kronologi Kejadiannya?

Gambar 1.2. Pasukan kelompok pemberontak JSM yang merangsek masuk ke dalam Masjidil Haram
 
Saat itu, sekitar 50 ribu umat Islam dari seluruh dunia berkumpul untuk salat Subuh di pelataran Ka’bah. Namun tiba-tiba terdengar suara tembakan. Di tengah keributan dan kepanikan jamaah, Juhaiman al-Utaibi beserta 200 pasukannya mendesak maju ke Ka’bah.
 
Imam salat Subuh kala itu yang dipimpin Muhammad bin Subail segera diringkus dan disandera. Upaya perebutan kekuasaan dimulai dengan keranda jenazah yang tiba-tiba diarak menuju pelataran Ka’bah. Ternyata keranda jenazah tersebut berisi pistol dan senapan, yang didistribusikan pada kelompok pemberontak.
Sebelumnya, senjata-senjata itu telah dipasok dan ditimbun di dalam kamar-kamar yang ada di Masjidil Haram yang selama ini dipakai oleh orang Yaman yang bekerja membagikan air zamzam. Senjata-senjata itu juga disembunyikan di dalam gerobak sayuran dan buah milik para pedagang yang biasa berjualan di sekitar Masjidil Haram.
 
Juhaiman pun merebut mikrofon dan berbicara dengan lantang, “Rekan-rekan muslim, kami mengumumkan hari ini kedatangan Mahdi, yang akan memerintah dengan keadilan dan keadilan di bumi setelah dipenuhi dengan ketidakadilan dan penindasan!”

Gambar 1.3. Juhaiman Al-Utaibi yang berpidato di depan Ka’bah mengumumkan keberadaan seseorang yang diyakini sebagai Imam Mahdi
 
“Laki-laki baik itu sekarang ada di sini bersama kita, dan dia akan membawa keadilan ke dunia, setelah dipenuhi ketidakadilan. Jika ada yang meragukan, silakan ke sini memeriksa. Kami semua adalah saudara kalian!” seru Juhaiman.
 
Padahal, yang mereka sebut Imam Mahdi tak lain adalah seorang mahasiswa bernama Muhammad bin Abdullah Al-Qahtani yang direkrut oleh Juhaiman. Ia memiliki ciri-ciri yang terdapat pada Imam Mahdi berdasarkan hadits, yaitu nama yang mirip Nabi Muhammad, berdahi lebar, dan memilki hidung mancung. Juhaiman mengajak seluruh umat Islam untuk berbaiat pada Imam Mahdi tepat di sisi Ka’bah, seperti yang tertera di dalam hadits.
Juhaiman telah menyiapkan penembak jitu di setiap puncak menara Masjidil Haram untuk menembaki pihak luar yang mencoba mendekat. Ia juga memerintah semua pintu Masjidil Haram ditutup.
 
“Jika kalian melihat tentara pemerintah hendak melawan, tembaklah, karena ia ingin membunuhmu! Jangan ragu!” seru Juhaiman kepada regu penembak jitu. Hanya dalam satu jam, kelompok pemberontak berhasil menguasai dan memiliki kendali penuh atas Masjidil Haram.
 
Dengan adanya kekacauan di Masjidil Haram, pemerintah Arab Saudi justru bergerak lambat menanganinya. Pemerintah menutup akses berita peliputan dari dunia luar, agar tak ada informasi dan teror yang semakin mengecam warganya. Bahkan, Arab Saudi juga ditutup untuk turis dan jurnalis mancanegara.

Gambar 1.4. Gempuran yang terjadi di Masjidil Haram tahun 1979
 
Hal ini disebabkan para ulama Arab Saudi harus mengeluarkan fatwa terkait dengan pembalasan serangan ke Masjidil Haram. Akhirnya diputuskan bahwa militer Arab Saudi diperbolehkan menggunakan kekuatan apapun untuk merebut kembali Masjidil Haram dari tangan pemberontak.
 
Kendaraan lapis baja, militer bersenjata, serta helikopter dikerahkan untuk mengepung Masjidil Haram. Arab Saudi juga meminta bantuan dari unit komando Pakistan, Prancis, dan Amerika (CIA).
Gambar 1.5. Kelompok pemberontak JSM yang diringkus oleh militer Arab Saudi
 
Karena Mekah adalah area terlarang bagi non muslim, maka unit komando yang non muslim mengorganisir militer Arab Saudi dan menyiasati rencana pengepungan di sebuah hotel di Kota Thaif. Di tempat inilah, tim tersebut menyusun rencana untuk mengusir kelompok pemberontak.
 
Tim akan menggali lubang di sekitar Masjidil Haram sedalam 50 meter yang akan mencapai ruang bawah tanah. Lalu ruang bawah tanah Masjidil Haram akan diisi dengan gas air mata dan granat agar kelompok pemberontak tidak dapat berkutik.
Setelah pengepungan dan terjadi aksi tembak-menembak selama dua minggu, kelompok pemberontak mulai kehabisan amunisi dan makanan. Juhaiman dan 63 orang pasukannya akhirnya menyerahkan diri.
 
Gambar 1.6. Protes masyarakat Arab Saudi terhadap kelompok pemberontak di luar kawasan Masjidil Haram
 
Pasukan militer Arab Saudi segera meringkus dan mengadili mereka, hingga dijatuhi hukuman mati dengan dipancung. Imbas dari peristiwa itu semua anak keturunan Juhaiman diawasi ketat sampai sekarang.
 
Akibat dari insiden ini, terdata 255 jamaah haji tewas, 560 orang terluka, serta dari pihak militer Arab Saudi 127 orang tewas dan 451 terluka.
 
Peristiwa inilah yang diyakini sebagai awal mula kebangkitan terorisme, seperti jaringan Al-Qaeda dan rentetan peristiwa teror di berbagai wilayah sekaligus memperkeruh suasana politik internasional.
 
Setelah insiden berdarah di Masjidil Haram, pemerintah Arab Saudi menetapkan penghapusan presenter perempuan dari TV dan larangan perempuan mengemudi. Pemberlakuan larangan ini merujuk pada banyaknya fenomena pemberontakan yang terjadi di tengah masyarakat saat itu yang dapat membahayakan kaum perempuan.
Peristiwa inilah yang diyakini sebagai awal mula kebangkitan terorisme, seperti jaringan Al-Qaeda dan rentetan peristiwa teror di berbagai wilayah sekaligus memperkeruh suasana politik internasional.
 
Setelah insiden berdarah di Masjidil Haram, pemerintah Arab Saudi menetapkan penghapusan presenter perempuan dari TV dan larangan perempuan mengemudi. Pemberlakuan larangan ini merujuk pada banyaknya fenomena pemberontakan yang terjadi di tengah masyarakat saat itu yang dapat membahayakan kaum perempuan.
 
Namun, pada 24 Juni 2018, pemerintah Arab Saudi mengumumkan pencabutan larangan tersebut, dan kembali membolehkan perempuan untuk mengemudi, bepergian tanpa wali, menonton konser atau pertandingan di stadion, serta menjadi tentara.
 
Dilansir dari Egypttoday, seorang profesor geologi dan sumber daya air di Institut Riset Afrika Abbas Sharaqi mengatakan bahwa air zam zam tidak akan habis karena sumurnya terhubung ke sumber air tanah yang terbarukan. Hal ini menjadikan sumber air itu tidak akan mengering kecuali dalam kondisi tertentu.
 
Air Zam-zam adalah air terbarukan. Sumber air berasal dari hujan di Mekah. Mekah adalah daerah pegunungan dan salah satu lembahnya – Lembah Ibrahim atau wadi’ ibrahim menyokong sumur Zamzam yang berada di daerah dataran rendah,” kata Sharaqi.
 
Hal yang sama juga disebutkan dalam jurnal internasional tahun 2013 dari peneliti dari universitas di Pakistan dan Jepang. Diketahui tepat pada lokasi sumur zam zam berada, terdapat endapan sungai setebal 13,5 meter yang disebabkan oleh air hujan di pegunungan yang mengalir ke dataran rendah dan berubah menjadi endapan.

 

Share :

Tragedi Crane Runtuh di Depan Ka’bah Tewaskan Ratusan Orang, Apa Penyebabnya?

Tragedi Crane Runtuh di Depan Ka’bah Tewaskan Ratusan Orang, Apa Penyebabnya?

 
Gambar 1.1. Terlihat crane di sekeliling kompleks Masjidil Haram
 
Tepat 11 September 2015, terjadi tragedi yang tak pernah terlupakan di kompleks Masjidil Haram. Sebuah crane (derek) setinggi 200 m dengan berat 1100 ton ambruk menimpa atap Masjidil Haram dan menewaskan 112 orang. Sedangkan 394 orang lainnya mengalami luka-luka, sebanyak 42 orang diantaranya adalah Warga Negara Indonesia.
 
Berdasarkan pernyataan dari Menteri Informasi dan Kebudayaan Arab Saudi, pada waktu itu, konstruksi sedang berlangsung untuk memperluas kompleks Masjidil Haram, terutama di area lapangan sekitar masjid dan mataf (area tawaf). Pembangunan ini ditargetkan selesai pada tahun 2020 agar mampu menampung 1.85 juta jamaah.
Gambar 1.2. Jatuhnya crane di kompleks Masjidil Haram pada 11 September 2015
 
Proyek yang dimulai awal tahun ini menyebabkan kuota haji Indonesia pada 2015 berkurang sebanyak 20%. Dari semula 210.000 jamaah menjadi 168.800 jamaah, terdiri atas 155.200 kuota haji reguler dan 13.600 kuota haji khusus.
 
Namun insiden runtuhnya crane ini menelan banyak korban jiwa, dan merupakan insiden crane paling mematikan sejak tahun 2008 di mana terjadi runtuhnya crane di New York City, yang menewaskan tujuh orang.
Gambar 1.3. Reruntuhan bagian crane yang jatuh menimpa kompleks Masjidil Haram
 
Dilansir dari Voice of America, seorang teknisi di Masjidil Haram, Mohammed Tahir, mengungkapkan bahwa insiden tersebut terjadi pada pukul 4 sore saat hujan lebat dan badai angin. Ahli meteorologi CNN juga memberitakan, suhu kala itu turun drastis dari 42 hingga 25 derajat Celcius. Angin kencang menyebabkan satu menara crane menjadi tidak seimbang dan akhirnya jatuh menimpa kompleks Masjidil Haram.
 
Seorang reporter CNN, Yahya Al-Hashemi, yang merekam video jatuhnya crane juga memberi kesaksian, “Saat itu, kami hendak wudhu dan bersiap ke Masjidil Haram untuk melakukan shalat Maghrib. Cuaca di Mekah memang buruk. Sebelumnya badai pasir melanda Mekah, yang lalu mendadak berubah menjadi hujan badai”.
Gambar 1.4. Kontraktor Bin Laden Group yang menjadi pemegang proyek perluasan Masjidil Haram
 
Beberapa puing atau bagian dari crane spontan runtuh dan menimpa jamaah. Terjadi kepanikan dan jamaah menghambur lari dari lokasi kejadian. Insiden runtuhnya crane di kompleks Masjidil Haram ini diperkirakan menelan kerugian hingga 100 Miliar Riyal atau sekitar Rp 354 Triliun.
 
Proyek konstruksi perluasan kompleks Masjidil Haram ini dibangun oleh Bin Laden Group, yaitu salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Arab Saudi dan sudah berdiri sejak 91 tahun lalu. Mengutip dari Saudi Press Agency, Bin Laden Group dinilai tidak kompeten dan tidak mematuhi peraturan keselamatan kerja yang berlaku, sehingga insiden kejatuhan crane bisa terjadi.
Perusahaan konstruksi milik keluarga mendiang Osama bin Laden itu sempat dilarang melakukan kontrak pekerjaan baru dan beberapa pejabat eksekutifnya dikenai larangan bepergian dari Arab Saudi. Ada 13 orang terdakwa yang diadili, termasuk sejumlah arsitek dan dua pejabat pemerintah di Mekah.
 
Atas insiden ini, Raja Salman memberikan biaya kompensasi senilai 1 juta Riyal atau Rp 3.8 Miliar kepada keluarga korban jiwa dan senilai 500 ribu Riyal atau Rp 1.9 Miliar untuk keluarga korban dengan luka serius.
 
Namun, dilansir dari Kompas, Pengadilan Kriminal Arab Saudi membebaskan para terdakwa dari hukuman setelah dilakukan investigasi mendalam oleh para ahli. Majelis hakim memutuskan kecelakaan jatuhnya crane bukanlah akibat kelalaian perusahaan, namun murni kecelakaan karena faktor alam.
 
Sejak awal, crane berada dalam posisi tegak, benar, dan aman. Semua tindakan pencegahan kecelakaan telah dilakukan. Tidak ada kesalahan yang dilakukan para terdakwa dari Bin Laden Group.
 
Pengadilan Kriminal Arab Saudi juga mencatat, bahwa Badan Meteorologi dan Perlindungan Lingkungan telah mengeluarkan buletin tentang kondisi cuaca pada hari kecelakaan dan sehari sebelumnya. Peringatan tersebut menunjukkan kecepatan angin di Laut Merah berkisar antara satu hingga 38 km.jam dan adanya kemungkinan terjadinya badai.
 
Dengan keputusan ini, para terdakwa dibebaskan dan Bin Laden Group tidak wajib membayar kompensasi kepada korban insiden crane. Namun, pemerintah Arab Saudi tetap menjatuhkan sanksi kepada perusahaan Bin Laden Group.

 

Share :

Tragedi Duka Terbesar di Terowongan Mina, Ribuan Jamaah Haji Tewas!

Tragedi Duka Terbesar di Terowongan Mina, Ribuan Jamaah Haji Tewas!

 

Gambar 1.1. Pintu keluar Terowongan Mina
 
Sudah 32 tahun terlewati sejak tragedi terbesar dalam sejarah terjadi di Mina yaitu pada tahun 1990. Pada saat itu, sekitar 1.426 jamaah haji dikabarkan tewas karena kesulitan bernapas dan terinjak-injak di Terowongan Mina
 
Mina terletak di antara Kota Mekah dan Muzdalifah, sekitar 4 km dari Masjidil Haram dan 7 km dari Muzdalifah. Dari sejarahnya, Mina merupakan tempat bagi Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih putranya, yaitu Nabi Ismail.
Terowongan Mina atau Terowongan Haratul Lisan merupakan akses pejalan kaki yang membentang di bawah pegunungan bagi para jamaah yang akan melaksanakan lempar jumrah. Terowongan ini dibangun sepanjang 550 meter dengan lebar 18 meter. Dari LA Times, biaya pembangunan Terowongan Mina meraup dana 15 Miliar USD pada tahun 1988.

Gambar 1.2. Koran tahun 1990 yang melaporkan korban tewas di Tragedi Mina
 
Dilansir dari Kompas, pada keadaan diam terowongan ini mampu menampung 40.000 orang. Komandan Keamanan Haji Pemerintah Arab Saudi saat itu, Mayor Jenderal Abdulkader A. Kamal, mengatakan, daya tampung terowongan sebanyak 26.000 orang. Namun, pada saat tragedi Mina tahun 1990, dikabarkan ada 50.000 jamaah haji yang berada dalam terowongan alias melebihi kapasitas yang seharusnya.
Jika menilik pada keadaan jamaah haji di tahun 1990, memang tahun itu merupakan rekor tertinggi jumlah jamaah haji, yaitu sebanyak 81.242 jamaah. Pada tahun 1990, pemerintah Indonesia juga tidak mengatur batasan jumlah jamaah haji yang berangkat ke Tanah Suci, seperti yang tercantum pada Keppres RI no. 6 tahun 1990.
 
Tragedi Mina tahun 1990 bermula ketika tujuh orang jamaah haji jatuh dari jembatan penyeberangan yang pagarnya rusak. Persis di bawah jembatan tersebut, terdapat Terowongan Mina.
 
Terjadi kepanikan pada jamaah haji yang berada di dalam terowongan, membuat sebagian besar orang berhenti secara mendadak, sementara ribuan jamaah tetap berjejalan masuk ke terowongan. Panas ekstrem di luar yang mencapai 44 derajat Celcius, ventilasi yang buruk di terowongan, serta blower terowongan yang tiba-tiba mati juga semakin memperparah keadaan.
 
Salah seorang korban selamat asal Sudan, sebagaimana dilansir Tempo dari The Washington Post, mengatakan, “Kami terjebak di dalam, tidak dapat bergerak maju atau pun mundur. Ada petugas yang melemparkan karung berisi air es, lalu kami ambil untuk mengatasi panas dan kehausan. Tidak ada ventilasi dan jumlah jamaah di terowongan terus bertambah setiap detik.”

Gambar 1.3. Jenazah korban Tragedi Mina pada 24 September 2015
 
Akibatnya, sebanyak 1.426 jamaah tewas akibat kehabisan napas dan terinjak-injak di terowongan. Sejauh mata memandang, terlihat banyak jenazah. Ini merupakan tragedi duka terbesar dalam momen haji selama puluhan tahun terakhir.
 
Pada tanggal 6 Juli 1990, presiden Indonesia saat itu yaitu Soeharto, menetapkan hari berkabung nasional dengan melakukan pengibaran bendera setengah tiang selama sehari penuh.
Gambar 1.4. Terowongan Mina yang sudah direnovasi
 
Setelah insiden tersebut, Pemerintah Arab Saudi pun memperbesar, memperluas, dan meninggikan terowongan hingga menjadi 40 meter, dengan ventilasi yang besar memanjang di atas. Selain itu, dilakukan pula penambahan jumlah blower yang tergantung di atas terowongan.
 
Tak hanya itu, pemerintah setempat membangun tempat pelemparan jumrah di Mina dengan empat jalur lalu lintas. Keempat jalur ini dibangun agar para jamaah tidak saling bertabrakan.
Jalur jembatan juga dilengkapi dengan kanopi besar yang berfungsi menutupi pilar dan jamaah dari panasnya suhu di gurun. Jalan ini dibangun berdekatan dengan pilar untuk mempercepat evakuasi jika terjadi keadaan darurat.

Gambar 1.5. Kontraktor Bin Laden Corporation yang merenovasi pembangunan terowongan dan jalur jembatan di Mina
 
Renovasi Terowongan Mina ini dilakukan oleh kontraktor Bin Laden Corporation. Menurut pimpinan proyek, Yahya bin Laden, proyek pembangunan tersebut menelan biaya sekitar 4.2 Miliar Riyal atau sekitar 1.2 Miliar USD.
 
Namun, pada tahun 1998, terulang kejadian yang sama. Sekitar 180 jemaah tewas terinjak-injak massa yang panik, setelah beberapa dari mereka jatuh dari jembatan layang saat hendak melakukan ibadah lempar jumroh.
Diikuti pada tahun 2001, aksi saling dorong dan desak-desakkan di Mina menyebabkan 35 jemaah haji meninggal akibat terinjak-injak massa. Tahun 2004, sebanyak 244 jamaah meninggal akibat berdesak-desakkan di Terowongan Mina. Ratusan orang lainnya luka-luka dalam insiden di hari terakhir prosesi haji tersebut.

Gambar 1.6. Tragedi haji terbesar di dunia
 
Dan pada 24 September 2015, terjadi insiden serupa di Terowongan Mina. Dilansir dari situs berita Dawn, kurang lebih ada 2.400 orang terinjak-injak, hingga menewaskan 1.633 orang dan melukai 934 orang, hanya dalam kurun waktu 10 menit.
 
Penyebabnya sama, terjadi tabrakan antara ribuan jamaah yang bergerak masuk ke terowongan untuk melempar jumrah dengan jamaah yang baru selesai melempar jumrah. Arus masuk dan arus keluar memang tidak seharusnya bercampur.
Penyebab pasti mengapa hal ini bisa terjadi berulang kali masih dipertanyakan, sebab sudah ada petugas keamanan yang ditempatkan di titik-titik rawan untuk mengatur arus jamaah.
 
Pada tahun 2022, terjadi lagi insiden kerusakan fasilitas di Terowongan Mina. Pada 10 Juli 2022, terjadi mati lampu di Terowongan Mina, tepatnya di terowongan atas menuju jalur Jamarat lantai tiga.
 
Media Center Haji (MCH) memperkirakan listrik di Terowongan Mina padam akibat terjadinya arus pendek listrik sejak malam hari sebelumnya. Lampu terowongan memang sudah menunjukan masalah, terkadang mati dan nyala. Untungnya, insiden mati lampu ini tidak mengakibatkan korban luka maupun tewas.
 
Insiden berulang ini menandakan otoritas Arab Saudi perlu memperhatikan kualitas fasilitas dan pengawasan yang lebih ketat untuk jamaah haji, tak hanya di Terowongan Mina, tapi juga lokasi-lokasi lainnya, seperti Jamarat, tenda-tenda di Arafah dan Mina, dan lain-lain.

 

Share :

Bongkar Hoaks tentang Alasan Pesawat Dilarang Terbang di Atas Ka’bah

Bongkar Hoaks tentang Alasan Pesawat Dilarang Terbang di Atas Ka’bah

 
Gambar 1.1. Larangan pesawat melintas di atas Ka’bah di Masjidil Haram

Ada sebuah teori yang beredar mengatakan, bahwa pesawat dilarang terbang melewati Ka’bah karena Ka’bah merupakan pusat dunia dan memiliki medan magnet yang kuat. Ini juga dianggap menjadi alasan mengapa Kota Mekah tidak memiliki bandara penerbangan.
 
Teori ini berasal dari unggahan di Facebook dengan berbagai bahasa, mulai dari bahasa Melayu, Arab, Prancis, Portugis, dan Spanyol. Unggahan ini telah disukai dan disebarluaskan oleh ribuan pengguna lainnya, sehingga teori ini menjadi dipercaya sebagian besar orang.

Gambar 1.2. Unggahan di Facebook tentang alasan larangan pesawat melintas di atas Ka’bah

Dalam unggahan tersebut, disebutkan Ka’bah merupakan Zero Magnetism Area dan sebagai pusat bumi. Oleh karena itu, baik pesawat maupun burung tidak bisa terbang di atas Ka’bah. Bahkan juga disebutkan, meskipun banyak burung di sekitar Ka’bah, tapi mereka hanya terbang mengelilingi Ka’bah, bukan di atasnya.
 
Namun, apakah benar demikian, Sahabat Ventour?
 
Julien Aubert, peneliti senior di Institute of Physics of the Globe of Paris (IPGP), membantah hal ini. Bumi memang memiliki medan magnet, namun lokasi medan magnet Bumi bukan di Mekah. Gangguan magnetik memang dapat merusak sistem navigasi, namun ini tidak menghalangi pesawat untuk terbang. Sebab, pesawat menggunakan sistem navigasi dan geolokasi yang lebih modern.
Teori ini juga dibantah oleh National Union of Airline Pilots Prancis, larangan pesawat terbang di atas Ka’bah ini merupakan penghormatan terhadap aturan agama Islam dan terhadap Ka’bah itu sendiri.
 
Arab Saudi memiliki aturan larangan bagi non muslim untuk memasuki wilayah Mekah dan sebagian wilayah di Madinah, termasuk di wilayah udara. Karena negara Arab Saudi berpandu pada konstitusi Al-Qur’an & Sunnah, aturan ini dibuat berdasarkan firman Allah.
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا ۚ وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ إِنْ شَاءَ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
 
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahabijaksana.” (Q.S At-Taubah: 28)
 
Makna najis ini bukan raga atau fisiknya, melainkan keyakinan dan kesyirikannya.
 
Gambar 1.3. Papan pemberitahuan larangan non muslim memasuki wilayah Mekah
General Authority of Civil Aviation (GACA) sebagai otoritas Penerbangan Arab Saudi juga telah mengatur pembatasan penerbangan dan pengoperasian pesawat di dekat masjid-masjid tertentu, seperti Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.
 
Berikut isi dari aturan pembatasan tersebut, “Siapapun tidak boleh mengoperasikan pesawat udara di atas atau di sekitar area mana pun yang akan dikunjungi atau dilalui oleh Penjaga Dua Masjid Suci (the Custodian of the Two Holy Mosques), atau tokoh masyarakat lainnya yang bertentangan dengan batasan yang ditetapkan oleh Presiden dan diterbitkan dalam NOTAM.”

Gambar 1.4.Perbukitan di Kota Mekah
Larangan pesawat melintasi Ka’bah ini juga semata-mata untuk menjaga kekhusyukan dan kenyamanan para jamaah dalam menunaikan haji dan umroh.
 
Sebagian besar Kota Mekah yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan membuat suara mesin pesawat dapat memantul. Gema suara mesin pesawat ini dianggap dapat menghambat konsentrasi dan mengganggu kekhusyukan ibadah mereka.
 
Jadi, teori bahwa pesawat dilarang melintasi Ka’bah itu bukan karena merupakan pusat magnet bumi, ya, Sahabat Ventour! Larangan ini diberlakukan untuk menghormati aturan di Arab Saudi agar tidak mengganggu kenyamanan jamaah dalam beribadah.

 

Share:

Keajaiban di Tanah Suci: Kisah Tukang Sol yang Dapat Pahala Haji Mabrur Walau Gagal Berangkat

Keajaiban di Tanah Suci: Kisah Tukang Sol yang Dapat Pahala Haji Mabrur Walau Gagal Berangkat

Gambar 1.1. Jamaah menunaikan ibadah umroh dengan mengelilingi Ka’bah di Masjidil Haram
Berbagai keajaiban di luar nalar seringkali dijumpai para jamaah umroh maupun haji saat berada di Tanah Suci. Keajaiban-keajaiban ini terjadi karena banyak yang percaya seluruh amal perbuatan kita akan langsung dibalas di Tanah Suci. Ulama terkenal di Mekah bernama Abu Abdurrahman Abdullah bin Mubarak Al-Hanzhali Al-Marwazi menceritakan pengalamannya tentang ini.
 
Setelah Abdullah bin Mubarak menjalani ritual ibadah haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya, ia bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit dan ia mendengar percakapan keduanya.
“Berapa orang yang datang tahun ini untuk berhaji?” tanya salah satu malaikat kepada malaikat lainnya.
 
“Enam ratus ribu jamaah,” jawab malaikat yang ditanya.
 
Malaikat satunya kembali bertanya. “Berapa banyak dari mereka yang diterima ibadah hajinya?”
 
Malaikat satunya kembali bertanya. “Berapa banyak dari mereka yang diterima ibadah hajinya?”
 
“Berapa orang yang datang tahun ini untuk berhaji?” tanya salah satu malaikat kepada malaikat lainnya.
 
“Enam ratus ribu jamaah,” jawab malaikat yang ditanya.
 
Malaikat satunya kembali bertanya. “Berapa banyak dari mereka yang diterima ibadah hajinya?”
 
“Tidak ada satu pun yang hajinya diterima.”
 
Jawaban malaikat itu membuat tangis Abdullah bin Mubarak seketika pecah. “Benarkah demikian? Semua orang telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, namun semua usaha mereka sia-sia?” pikirnya.
 
Masih gemetar, ia melanjutkan mendengar percakapan kedua malaikat itu.
 
“Namun ada seseorang yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni.”
 
“Kenapa bisa begitu?” tanya malaikat satunya.
 
“Itu kehendak Allah.”
 
“Siapa orang tersebut?”
 
“Ali bin Al Muwaffaq, tukang sol sepatu di Kota Damaskus.”
 
Mendengar ucapan malaikat tersebut, Abdullah bin Mubarak pun langsung terbangun dari tidurnya. Sepulang haji, ia tak langsung pulang menuju rumah, tetapi langsung menuju kota Damaskus, Suriah. Hatinya terus bergetar dan bertanya-tanya, seperti apakah sosok tukang sol sepatu yang dibicarakan malaikat di dalam mimpinya.
 
Sesampainya disana, ia langsung mencari sang tukang sol sepatu yang disebut malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ia tanyakan, apakah ada tukang sol sepatu yang bernama Ali bin Al-Muwaffaq.
 
“Ada, di tepi kota,” jawab salah seorang tukang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya.
 
Setibanya Abdullah bin Mubarak di tepi kota yang ditunjukkan, ia menemui seorang tukang sol sepatu yang berpakaian amat lusuh, “Benarkah kau yang bernama Ali bin Al Muwaffaq?” tanyanya.
 
“Betul, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?”
 
Lalu Abdullah bin Mubarak menceritakan mimpinya. Ia juga menanyakan apakah tukang sol tersebut sudah pernah haji. Ternyata jawabannya belum, persis seperti mimpi yang dialaminya. “Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah kau perbuat, sehingga kau berhak mendapatkan pahala haji mabrur, padahal kau tidak berangkat haji.”.
 
“Wah, saya sendiri tidak tahu, Tuan.”
 
“Coba ceritakan bagaimana kehidupan kau selama ini.”
 
Ali bin Al-Muwaffaq pun bercerita, “Sejak puluhan tahun yang lalu, setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan, hingga akhirnya pada tahun ini, saya memiliki 350 dirham. Uang itu cukup untuk saya berhaji, saya sudah siap berhaji.”
 
“Lalu mengapa kau tidak berangkat haji?” tanya Abdullah bin Mubarak heran.
 
“Ketika itu, istri saya hamil dan mengidam. Waktu saya hendak berangkat haji, saat itu istri saya ngidam berat.”
 
“Suamiku, apakah engkau mencium aroma masakan yang nikmat ini?” tanya sang istri.
 
“Iya, aku mencium aroma masakannya.”
 
“Cobalah kau cari, siapakah yang masak sehingga aromanya begitu nikmat. Mintalah sedikit untukku,” pinta sang istri.
 
“Kemudian saya pun mencari sumber aroma masakan itu. Ternyata aromanya berasal dari gubuk yang hampir runtuh. Di sana tinggallah seorang janda dan enam anaknya. Saya mengatakan kepadanya bahwa istri saya ingin meminta masakan yang ia masak, meskipun hanya sedikit. Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya,” ungkap Ali bin Al-Muwaffaq.
 
Akhirnya dengan perlahan, janda tersebut menjawab, “Tidak boleh, Tuan.”
 
“Dijual berapapun akan saya beli.”
 
“Makanan itu tidak dijual, Tuan,” katanya sambil berlinang air mata.
 
“Kenapa?”
 
Sambil menangis, janda itu menjawab, “Daging ini halal untuk kami dan haram untuk Tuan.”
 
Dalam hati, Ali bin Al-Muwaffaq bertanya-tanya, “Bagaimana mungkin ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim?” Karena itu saya mendesaknya lagi, “Kenapa?”
 
“Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Di rumah sama sekali tak ada makanan,” jawab janda tua itu sambil terisak. “Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk kami masak, dan kami makan.”
 
Mendengar ucapan tersebut, Ali bin Al-Muwaffaq menangis, kemudian kembali pulang ke rumahnya. Ia menceritakan perihal kejadian itu pada istrinya. Istrinya pun ikut menangis. Hingga akhirnya, Ali bin Al-Muwaffaq beserta istrinya memasak makanan sendiri dan mendatangi rumah janda tua tersebut.
 
“Ini kami bawakan masakan untukmu.”
 
Selain memberikan masakan, ternyata Ali bin Muwaffaq juga memberikan uang tabungan hajinya sebesar 350 dirham pada janda tua dan anak-anaknya itu. “Pakailah uang ini untukmu sekeluarga. Gunakanlah untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi.”
 
Mendengar cerita tersebut, Abdullah bin Mubarak pun tak bisa menahan air matanya. Ternyata inilah amalan yang dilakukan oleh tukang sol bernama Ali bin Al-Muwaffaq, sehingga Allah menerima amalan hajinya meskipun dirinya tidak berkesempatan menunaikan ibadah haji.
 
Masya Allah, kejadian seperti ini memang di luar nalar manusia, namun sangat mungkin jika Allah berkehendak. Sebab, jika Sahabat Ventour sudah berniat untuk haji, namun takdir berkata lain karena Sahabat Ventour membantu saudara lain yang lebih membutuhkan, insya Allah pahala hajinya telah terhitung.
 
Seperti yang tercantum dalam hadits:
 
Sesungguhnya Allah mencatat berbagai keburukan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya. Barang siapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad, lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, maka Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.” (H.R. Bukhari & Muslim)
 
Maka dari itu, sekali pun hanya berniat, janganlah Sahabat Ventour ragu-ragu. Bertekadlah dalam hati jika kondisi kita mampu, ingin berhaji sesegera mungkin. Allah pasti akan mudahkan prosesnya dan catat niat itu sebagai pahala kebaikan. Wallahu a’lam bish-shawab.

 

Share:

10 Fakta Unik Arab Saudi yang Jarang Diketahui, Nomor 7 Bikin Heran!

10 Fakta Unik Arab Saudi yang Jarang Diketahui, Nomor 7 Bikin Heran!

 
Gambar 1.1. Potret Masjidil Haram
 
Arab Saudi menjadi salah satu destinasi impian semua umat Islam, karena di negara inilah umat Islam melaksanakan ibadah umroh dan haji setiap tahunnya. Nah, sudahkah Sahabat Ventour mengenal budaya dan kebiasaan unik masyarakat di Arab Saudi?
 
Arab Saudi merupakan negara terbesar di Timur Tengah dan negara terbesar di dunia yang menempati urutan ke-12. Arab Saudi menjadi sebuah kawasan pengekspor dan penghasil minyak bumi terbesar di dunia, lho, Sahabat Ventour!
Berikut 10 fakta unik tentang negara Arab Saudi. Simak yuk, Sahabat Ventour!
 

1. Negara yang Menerapkan Hukum Islam.

 
Arab Saudi merupakan satu-satunya negara di dunia yang menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai konstitusinya. Di luar hukum syariah, regulasi atau maklumat kerajaan (nizam) juga dikeluarkan, namun tetap harus sejalan dengan syari’at Islam.
 
Hukum Islam yang diterapkan di Arab Saudi salah satunya yaitu hudud. Hudud merupakan hukum Islam tentang pengadilan dan hukuman kejahatan yang paling serius, seperti perzinaan, pencurian, dan pembunuhan. Hukuman tersebut berupa pencambukan, amputasi, dan pancung atau pemenggalan. Arab Saudi juga melarang keras adanya homoseksual.
 

2. Tempat Berkumpulnya Jutaan Umat Islam.

Gambar 1.2. Suasana haji di Masjidil Haram

Menurut National Geographic, lebih dari 2 juta umat Islam dari seluruh penjuru dunia datang ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji.

3. Memiliki Menara Jam Tertinggi di Dunia.

Gambar 1.3. Potret Makkah Royal Clock Tower
 
Dilansir dari The Telegraph, Menara Abraj Al-Bait atau Makkah Royal Clock Tower meraih rekor sebagai menara jam tertinggi di dunia, jam terbesar di dunia dan hotel tertinggi di dunia. Menara ini memiliki tinggi 601 m, yang menampung rumah hunian, hotel bintang lima, dan pusat perbelanjaan.

4. Memiliki Gedung Tertinggi di Dunia.

 
Arab Saudi juga memiliki gedung pencakar langit tertinggi di dunia, yakni Jeddah Tower (3.280 kaki). Menara Jeddah atau Jeddah Tower ini mengalahkan Burj Khalifa di Dubai yang dulunya merupakan gedung tertinggi di dunia.
 
Kompleks menara ini merupakan proyek komersial dan perumahan seluas 5,3 juta meter², yang akan menampilkan rumah, hotel, dan kantor, serta tempat-tempat wisata di pusat Kota Jeddah.
 

5. Penghasil Minyak Bumi Terbesar di Dunia.

Gambar 1.4. Kilang minyak bumi di Arab Saudi
 
Arab Saudi disebut negara yang kaya raya, karena merupakan negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia dengan jumlah 10.95 juta barel per hari. Ladang minyaknya dapat mengisi 4.7 juta kolam renang olimpiade.
 
Minyak bumi yang dihasilkan berkontribusi terhadap 12.2% produksi minyak dunia dan menyumbang 87% pendapatan negara pada tahun 2021.

6. Aturan Ketat Larangan Merokok.

 
Sudah bukan rahasia lagi Arab Saudi mengharamkan rokok dan mengatur ketat penjualan rokok. Merokok dilarang di tempat umum yang bukan area merokok, seperti perkantoran, masjid, rumah sakit, sekolah, stadion, transportasi umum, dan lain-lain.
 
Pelaku usaha yang ingin berbisnis penjualan rokok juga harus memiliki izin kota setempat. Menurut peraturan Kementerian Kota, Pedesaan, dan Perumahan Arab Saudi, remaja di bawah usia 18 tahun tidak diperbolehkan membeli rokok. Bahkan, saat membeli rokok harus menunjukkan bukti usia.
 
Arab Saudi juga memiliki komite khusus pengendalian tembakau, dan apabila ketahuan merokok akan didenda sekitar 18 juta rupiah! Untuk jamaah haji yang ketahuan merokok di wilayah Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan hotel-hotel terdekat juga dikenakan denda sekitar Rp 800 ribu.
 
7. Larangan Laki-Laki Menjual Pakaian Dalam.
 
Aturan untuk menjual pakaian dalam di negara ini cukup unik. Tahun 2012 silam, Arab Saudi mengeluarkan sebuah aturan melarang laki-laki menjual pakaian dalam perempuan. Bahkan, pemerintah setempat sudah mengerahkan para petugas untuk mengecek ke pusat perbelanjaan supaya tidak ada yang melanggar aturan tersebut.
 

8. Banjir Terjadi Setiap Tahun.

 
Gambar 1.5. Banjir bandang di Jeddah, Arab Saudi
Hujan badai dan banjir di musim dingin hampir selalu terjadi setiap tahunnya. Penyebab utama banjir di Arab Saudi ini karena tingginya curah hujan dan buruknya infrastruktur.
 
Minimnya lahan serapan dan gorong-gorong di Kota Jeddah jadi penyebab meluapnya air hujan. Selain itu tidak adanya satu pun sungai di Arab Saudi juga (95% wilayahnya terdiri atas gurun pasir) membuat air hujan mudah meluap.
Pada 24 November 2022 lalu, terjadi banjir bandang di Jeddah dengan curah hujan mencapai 179 milimeter, merupakan curah hujan tertinggi yang pernah tercatat. Banjir ini menyebabkan sekolah ditutup di daerah Rabigh dan Khulais, pemblokiran jalan, serta penundaan penerbangan di Bandara Internasional King Abdul Aziz.
 
Sebelumnya, curah hujan paling tinggi terjadi pada tahun 2009 menyebabkan banjir bandang di Jeddah dan 123 orang tewas. Kemudian pada 2017, polisi setempat menerima 11.000 telepon darurat pasca hujan deras di Jeddah. Tahun 2021, penurunan suhu di Arab Saudi kembali mengakibatkan banjir di Jeddah.
 
9. Aturan Pembatasan bagi Perempuan.
 
Arab Saudi menerapkan beberapa aturan khusus untuk warga negara perempuan, seperti larangan keluar rumah jika tak mengantongi izin dari suami atau mahram. Perempuan yang berada sendirian di dalam rumah juga dilarang menerima tamu laki-laki asing.
 
Bahkan, perempuan di Arab Saudi dilarang bekerja keluar rumah, berkendara, menonton konser sampai tahun 2018. Atlet perempuan di Arab Saudi juga sempat tidak diperbolehkan mengikuti olimpiade sampai tahun 2012. Namun, aturan ini sudah dicabut.
 
10. Memiliki Wilayah yang Tak Boleh Dilalui Non Muslim.
Gambar 1.6. Batas area non muslim di Mekah
Sebagai peringatan, pemerintah Saudi memasang tanda larangan non muslim masuk yang berbunyi “Muslim Only” dari jarak 15 kilometer sebelum pintu gerbang Mekah dan Madinah. Meski demikian, non muslim tetap bisa memasuki Kota Madinah (namun hanya daerah tertentu), kecuali pusat kota tempat di mana Masjid Nabawi berada.
 
Mungkin Sahabat Ventour bertanya-tanya, sebenarnya mengapa non muslim dilarang memasuki kota Mekah?
Ulama Kuwait dan Ketua Jam’iyyatul Islah, Syekh Khalid al-Madzkur, mengatakan para pakar hukum Islam sepakat bahwa non muslim dilarang masuk dan bertempat tinggal di Kota Mekah.
 
Larangan ini didasarkan dari firman Allah:
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا ۚ وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ إِنْ شَاءَ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
 
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahabijaksana.” (Q.S At-Taubah: 28)
 
Makna najis ini bukan raga atau fisiknya, melainkan keyakinan dan kesyirikannya. Larangan masuk kota Mekah bagi non muslim juga untuk menjaga kekhusyukan umat Islam dalam menunaikan haji dan umroh.
 
Apalagi belakangan ini heboh pemberitaan terkait jurnalis Israel yang menyusup ke Mekah, yang bernama Gil Tamary. Dalam sebuah video, Tamary tampak melewati gerbang Mekah, yang menjadi titik di mana non-Muslim dilarang masuk, bahkan berfoto di Arafah. Tindakan ini akhirnya menuai kecaman dan kritik, bahkan dari warga Israel itu sendiri karena dianggap tak menghargai umat Islam.

 

Share :