Saat sahabat berada di Masjid Nabawi dan menghindari kehilangan barang, selalu pastikan untuk menjaga barang bawaan dengan cermat. Sebisa mungkin, bawa hanya barang-barang penting seperti kartu identitas, uang tunai secukupnya, dan buku panduan atau doa yang diperlukan.
Sementara itu, barang berharga lainnya sebaiknya disimpan aman di tempat penginapan atau hotel, demi menghindari risiko kehilangan atau pencopetan yang bisa saja terjadi di tengah keramaian.
Namun, jika Sahabat mengalami kehilangan saat berada di Masjid Nabawi, tetaplah tenang. Sahabat bisa mendatangi pusat bantuan barang hilang yang terletak di halaman selatan, dekat dengan gerbang 366 dan 367.
Di sana, petugas siap membantu mencari barang yang mungkin hilang di dalam masjid, halaman, atau area fasilitas sekitar. Mari selalu berhati-hati dan waspada, karena menjaga diri serta barang berharga adalah bagian dari menjaga kelancaran ibadah Sahabat di tanah suci.
Jika sahabat kehilangan barang selama kunjungan, jangan khawatir. Kantor Barang Hilang menyediakan layanan khusus yang memudahkan sahabat untuk melaporkan barang yang hilang dengan cepat.
Tim yang ditugaskan selalu siap mencatat deskripsi barang yang sahabat cari, memeriksa inventaris barang yang ditemukan, dan membantu proses pencarian dengan teliti.
Baik itu barang pribadi yang kecil atau benda berharga lainnya, sahabat dapat langsung menuju gerbang 366 dan 367 untuk mengajukan laporan. Di sana, tim kami akan bekerja keras untuk mendukung sahabat agar barang yang hilang dapat segera ditemukan. Dengan bantuan dari Kantor Barang Hilang, sahabat bisa lebih tenang dan nyaman menikmati perjalanan atau kunjungan tanpa cemas.
Pemerintah Arab Saudi memberikan larangan besar pada penggunaan visa haji yang ilegal bagi setiap calon jemaah yang ingin menunaikan ibadah haji. Ketentuan ini tidak hanya sekadar aturan administratif, namun juga didasari oleh fatwa dari Haiah Kibaril Ulama Saudi yang menegaskan bahwa setiap individu yang ingin berhaji wajib memiliki izin resmi dari otoritas yang berwenang.
Dengan adanya izin khusus ini, Pemerintah Arab Saudi berharap ibadah haji dapat berjalan lancar dan tertib, serta sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan.
Sanksi Jika Berhaji Dengan Visa Haji Ilegal
Di Indonesia, aturan mengenai pelaksanaan ibadah haji sudah sangat jelas dan diatur dalam Undang-Undang No. 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. Aturan ini mengharuskan setiap jemaah untuk menggunakan visa resmi saat melaksanakan ibadah haji.
Begitu juga dengan pemerintah Saudi yang sudah menetapkan sanksi bagi siapa saja yang berhaji tanpa visa dan izin resmi atau biasa disebut “tasreh.”
Denda sebesar 10.000 riyal bagi setiap warga negara atau ekspatriat yang tertangkap tidak memiliki izin haji.
Deportasi ekspatriat yang melanggar peraturan berhaji dan melarang mereka memasuki Kerajaan Arab Saudi sesuai jangka waktu yang diatur undang-undang.
Denda dua kali lipat (2 x 10.000 riyal) jika terjadi pelanggaran berulang.
Barangsiapa mengkoordinir jemaah yang melanggar peraturan berhaji tanpa izin, diancam pidana penjara paling lama 6 bulan dan denda paling banyak 50.000 riyal.
Tujuannya adalah mengatur jumlah jemaah saat haji serta memastikan ibadah dapat dilakukan dengan tenang dan aman. Hal ini selaras dengan tujuan hukum yang telah diatur dalam dalil dan aturan syariah, yang berfokus pada keselamatan dan kenyamanan setiap jemaah.
Mengingat haji merupakan ibadah tahunan yang mempertemukan jutaan umat muslim dari berbagai penjuru dunia, manajemen kerumunan di Arab Saudi dilakukan dengan perhitungan matang terhadap infrastruktur jalan. Sistem ini dirancang secara ilmiah agar pergerakan jemaah dapat berjalan tertib, dengan pengaturan jumlah yang seimbang setiap jamnya.
Namun, ketika ada gelombang jemaah yang masuk tanpa tercatat atau terpantau, potensi terjadi desak-desakan di satu jalur tertentu sangat besar. Kondisi ini bisa mengakibatkan insiden yang berbahaya, sehingga sangat penting untuk memastikan semua jemaah terdata dan tertata dengan baik.
2. Wabah Epidemi
Tanpa adanya pemberlakuan izin haji, sahabat mungkin akan melihat dampaknya pada kesehatan para jamaah. Dengan kondisi ini, jamaah haji tidak diwajibkan menjalani vaksinasi atau memenuhi persyaratan kesehatan lainnya. Hal ini tentu bisa menimbulkan risiko, di mana peluang munculnya wabah penyakit menjadi lebih besar. Penyebaran penyakit secara mendadak dapat mengancam kesehatan jamaah yang rentan selama menjalankan ibadah haji.
3. Serangan Teroris
Ada titik-titik tertentu dalam pelaksanaan ibadah haji yang dianggap rawan terhadap penyusupan barang-barang berbahaya. Salah satunya terkait tas-tas yang dibawa oleh jamaah yang masuk dengan cara tidak resmi dan tidak melalui pemeriksaan ketat. Kondisi ini bisa membuka peluang bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyelundupkan barang-barang berbahaya, seperti bahan peledak atau bahkan senjata, ke area haji.
4. Penanganan Kesehatan
Kerajaan Arab Saudi dengan penuh perhatian menyediakan dokter, perawat, dan obat-obatan yang cukup agar setiap 100 jamaah memiliki akses ambulans.
Upaya ini dilakukan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan jamaah selama menjalani ibadah. Namun, bagi jamaah yang datang dengan cara yang tidak sesuai prosedur, risiko meningkatnya angka kematian atau cacat permanen dapat menjadi hal yang mengkhawatirkan.
5. Kehilangan dan Penculikan
Banyak keluarga yang datang tanpa izin, termasuk membawa anak-anak kecil. Hal ini sebenarnya cukup berisiko, karena data seperti sidik jari atau informasi pribadi anak-anak tersebut tidak tercatat di sistem keamanan Saudi. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti kasus anak hilang atau penculikan, kemungkinan untuk menemukannya bisa lebih kecil di tengah jutaan jemaah haji. Keamanan ini sangat penting untuk memastikan pengalaman ibadah yang aman bagi seluruh keluarga.
6. Haji Tanpa Izin Dilarang
Dampak dari pelanggaran ini sebenarnya tidak hanya merugikan satu orang saja, tapi juga bisa berimbas pada jemaah lainnya. Bayangkan, tindakan melanggar aturan ini membawa konsekuensi yang lebih besar daripada sekadar kesalahan pribadi pelakunya. Kerugian yang diakibatkan bukan hanya tentang materi, namun juga terkait dengan tanggung jawab moral dan dosa yang turut ditanggung.
Ulama di Saudi menegaskan bahwa berangkat haji tanpa izin merupakan tindakan yang sebaiknya dihindari. Karena aturan ini dibuat oleh pemerintah untuk menjaga ketertiban dan kebaikan bersama, memastikan setiap jamaah bisa menjalankan ibadah dengan nyaman dan aman.
Melanggar aturan tersebut dianggap tidak tepat, karena melanggar ketentuan yang disusun demi kebaikan bersama. Jadi, sahabat, mari kita saling mendukung dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan, agar perjalanan ibadah kita menjadi lebih berkah dan penuh kedamaian.
Haji Tamattu dimulai dengan ibadah umrah terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan rangkaian ibadah haji, menjadikannya salah satu cara menunaikan haji. Dalam bahasa Arab, kata “tamattu'” berasal dari kata “tamatta’a” yang berarti menikmati atau bersenang-senang.
Jadi, setelah selesai melaksanakan umrah dan melakukan tahallul, sahabat diperbolehkan untuk beristirahat dan menikmati waktu sebelum memasuki prosesi ibadah haji.
“Apabila kamu telah aman, maka bagi siapa yang ingin bersenang-senang mengerjakan ‘umrah sebelum haji, hewan kurban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan, maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari apabila kamu telah pulang kembali.” (QS Al-Baqarah ayat 196)
Rasulullah SAW melaksanakan haji tamattu berdasarkan hadits berikut:
Artinya: Abdullah bin Umar berkata: “Rasulullah Saw melaksakan haji Wada’ secara tamattu’ dengan umrah kemudian haji. Beliau menyembelih hewan yang dibawa serta sejak dari Dzulhulaifah. Rasulullah memulai bertalbiyah saat umrah kemudian bertalbiyah kembali saat haji. Orang-orang yang ikut serta bersama Rasulullah juga melaksanakan haji tamattu’ dengan umrah terlebih dulu baru kemudian berhaji.” (HR. Al-Bukhari)
Panduan Ibadah Haji Tamattu
Dalam pelaksanaan Haji Tamattu, jemaah yang ingin berangkat ke tanah suci perlu melakukannya di dalam bulan-bulan haji, yaitu Syawal, Dzulqadah, dan Dzulhijjah sebelum hari Arafah. Pada awal perjalanan, jemaah melakukan ihram dari miqat dengan niat untuk menunaikan ibadah umrah terlebih dahulu, bukan haji. Setelah umrah selesai, barulah nanti diikuti dengan ibadah haji.
Sesampainya di Makkah, sahabat akan menyelesaikan ihram dan beristirahat di kota suci ini sambil menikmati suasana sebelum dimulainya rangkaian ibadah haji. Biasanya, jemaah yang telah menunaikan umrah akan menunggu beberapa hari hingga tiba saatnya berangkat ke Arafah, untuk memulai niat haji dan menjalankan ritual-ritual haji selanjutnya.
Dalam masa menunggu ini, sahabat memiliki kebebasan untuk menikmati waktu tanpa terikat oleh ketentuan ihram. Masa tunggu ini bisa beragam, mulai dari seminggu hingga sebulan, tergantung jadwal yang sahabat pilih. Walaupun ada istilah yang berbeda dalam tata cara berhaji, pada dasarnya rukun haji yang sahabat jalani tetap sama, yang mencakup tahapan-tahapan utama dalam ibadah haji.
Namun, bila sahabat memilih metode Tamattu’ dalam berhaji, ada kewajiban untuk membayar dam sebagai bagian dari ketentuan ibadah ini.
Tata Cara Membayar Dam
Dalam ibadah Haji Tamattu, Allah SWT menetapkan kewajiban untuk membayar denda, yang dalam fikih dikenal dengan istilah dam atau hadyu. Dam sendiri berarti ‘darah’, dan dalam konteks ini, mengacu pada pembayaran denda dengan cara menyembelih seekor kambing sebagai bentuk pengganti atau kompensasi.
Sedangkan hadyu, adalah persembahan yang dikhususkan untuk Tanah Haram. Hewan yang bisa dijadikan kurban ini beragam, seperti unta, sapi, atau kambing, tergantung pada kemampuan jamaah.
Namun, penting untuk diketahui bahwa penyembelihan hewan untuk dam Haji Tamattu hanya sah jika dilakukan di Tanah Haram. Jika dilakukan di luar area tersebut, maka hukumnya tidak sah. Para ulama sendiri memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai waktu terbaik untuk penyembelihan dam ini, sehingga muncul variasi dalam pelaksanaannya sesuai dengan pemahaman masing-masing.
Terkait waktu pembayaran dam bagi sahabat yang menjalankan Haji Tamattu, ada perbedaan pandangan di kalangan ulama. Namun, menurut ulama Syafi’iyah, waktu terbaik untuk melakukan penyembelihan dam adalah pada hari nahar, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah. Hal ini sesuai dengan praktek yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW serta untuk menghindari perbedaan pandangan dengan ulama dari kalangan Hanafiyah, Malikiyah, dan Hanabilah, seperti yang disebutkan dalam Al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuh.
Bagi sahabat jamaah haji asal Indonesia, biasanya pembayaran dam akan dikoordinasikan oleh pihak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) atau melalui warga Indonesia yang tinggal di Arab Saudi (muqimim), sehingga lebih mudah dan teratur. Sedangkan untuk sahabat yang menjadi petugas haji, pembayaran dam dikoordinasikan oleh sektor masing-masing demi memudahkan pelaksanaannya agar tetap berjalan optimal.
Bagi Sahabat yang menginginkan kenyamanan sahabat dalam menunaikan ibadah haji. Ventour Travel menghadirkan keberangkatan haji tanpa masa tunggu yang panjang, tersedia program Haji Khusus dengan masa tunggu relatif singkat, sekitar 5 hingga 9 tahun. Program ini dirancang agar sahabat dapat menjalani ibadah dengan lebih tenang dan nyaman.
Selain itu, Ventour Travel juga menyediakan layanan Haji Furoda yang memungkinkan sahabat untuk langsung berangkat tanpa antrean panjang. Program ini membantu sahabat melaksanakan ibadah dengan lebih cepat, sambil tetap mendapatkan bimbingan terbaik di setiap tahap perjalanan.
Mesir, negara di timur laut Afrika ini memiliki sejarah dan berbagai peninggalan peradaban kuno yang membuat banyak orang terpikat. Sahabat tentu pernah mendengar tentang Sphinx dan Piramida Giza, dua ikon wisata Mesir kuno yang begitu terkenal.
Namun, keindahan Mesir tidak hanya berhenti pada sejarahnya. Selain situs-situs kuno, Mesir juga menawarkan pemandangan alam yang luar biasa indah, memberikan pengalaman berbeda yang sangat layak sahabat nikmati ketika berkunjung ke sana.
Destinasi Wisata yang Menawarkan Keindahan Peradaban Kuno
1. Masjid Al-Azhar
Masjid Al Azhar adalah bukti nyata bagaimana warisan arsitektur bisa menjadi begitu kaya dan beragam. Masjid ini telah melewati lebih dari seribu tahun, mengalami pembangunan kembali, perluasan, dan penyesuaian dari masa ke masa. Sepanjang sejarahnya, banyak tambahan dan modifikasi dilakukan, menjadikan masjid ini simbol perpaduan gaya arsitektur yang harmonis.
2. Piramida Agung Giza
Mengisi liburan dengan pengalaman seru di Mesir tentu tidak akan lengkap tanpa menyaksikan langsung kemegahan Piramida Agung Giza. Sahabat bisa menemukan piramida ini di kawasan Al Haram, tempat berdirinya tiga piramida besar yang menjadi makam para Raja Firaun. Keajaiban dunia yang satu ini menawarkan nuansa sejarah yang begitu kuat, membawa sahabat seolah-olah kembali ke masa kejayaan Mesir kuno.
Sahabat, setelah puas menikmati Kairo, mari kita beranjak ke Alexandria, kota bersejarah yang letaknya sekitar 200 kilometer dari ibu kota Mesir ini. Alexandria dulunya dikenal sebagai pusat pengetahuan terbesar di dunia, berkat perpustakaannya yang sangat megah pada masanya. Kini, kota ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit dengan suasana yang tak kalah memukau. Salah satu spot menarik di sini adalah Pilar Pompey yang terletak di alun-alun kota. Area ini sering menjadi tempat berkumpul bagi wisatawan maupun penduduk lokal untuk bersantai, menikmati suasana, dan merasakan nuansa historis yang begitu kuat.
4. Museum Papyrus
Sahabat, jika ingin merasakan sentuhan sejarah Mesir yang autentik, The Hassan Ragab Papyrus Institute atau yang dikenal sebagai Museum Papirus ini bisa menjadi pilihan istimewa. Terletak di tepi barat sungai Nil, museum ini berada di antara Kairo Sheraton dan jembatan Universitas, Kobry al-Gamaa, yang hanya berjarak sekitar satu kilometer dari pusat kota Kairo. Dari sini, sahabat dapat menikmati pemandangan indah sungai Nil sambil melihat koleksi papirus yang luar biasa. Museum ini menyimpan berbagai reproduksi papirus dari lukisan-lukisan terkenal zaman Mesir kuno, menjadikannya sebagai harta karun yang sangat berharga.
5. Sphinx
Salah satu peninggalan yang begitu dikenal dari Mesir kuno selain piramida adalah patung Sphinx, sahabat. Terbuat dari batu kapur, patung ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu tubuhnya berbentuk singa namun kepalanya menyerupai manusia.
Di antara semua patung Sphinx, Sphinx Agung Giza adalah yang terbesar di Mesir, dengan panjang 73 meter dan tinggi mencapai 20 meter. Berlokasi di kompleks Piramida Agung Giza, Sphinx Agung menjadi ikon megah yang selalu mengundang kekaguman. Diperkirakan sudah berdiri selama 4.500 tahun, monumen bersejarah ini termasuk yang terbesar di dunia, sahabat, dan seakan menyimpan cerita panjang peradaban Mesir kuno
Program Umroh Sekaligus Tour Mesir Bersama Ventour Travel
Ventour Travel hadir untuk sahabat yang ingin menjalani ibadah umroh sekaligus menikmati wisata bersejarah di Mesir melalui program Umroh Plus Tour Mesir. Dengan program ini, sahabat bisa merasakan pengalaman spiritual di Tanah Suci sekaligus berpetualang ke destinasi-destinasi ikonik seperti Piramida Giza, Masjid Al-Azhar, Patung Sphinx, Masjid Al-azhar dan destinasi lainnya yang penuh dengan sejarah peradaban kuno.
Program ini dirancang khusus oleh Ventour Travel untuk memberikan kenyamanan dan pelayanan prima, sehingga sahabat bisa fokus beribadah dan menikmati perjalanan tanpa khawatir. Tak hanya itu, Ventour Travel juga menawarkan pilihan akomodasi berkualitas serta itinerary yang fleksibel sesuai kebutuhan sahabat, menjadikan pengalaman umroh plus tour ini semakin berkesan.
Sa’i adalah rukun penting dalam umrah dan haji, di mana sahabat berjalan dan berlari kecil antara Bukit Safa ke Marwah, bolak-balik sebanyak tujuh kali. Ada area khusus yang ditandai dengan pilar hijau yang bercahaya neon di mana jemaah pria disunatkan untuk berlari-lari kecil, sementara jemaah wanita berjalan dengan cepat.
Jarak perjalanan Sa’i satu kali jalan dari Bukit Safa ke Bukit Marwah adalah sekitar 405 meter. Jadi, jika dihitung bolak-balik selama tujuh kali, total perjalanan Sa’i mencapai 2.835 meter.
Agar pergerakan jemaah lebih tertib dan lancar, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah menyediakan pedoman khusus dalam pelaksanaan Sa’i ini. Pedoman ini membantu sahabat dan jemaah lain untuk menjaga kedisiplinan dan kenyamanan bersama selama melaksanakan Sa’i di tempat suci ini.
Panduan Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi
Pedoman yang disusun oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi yang disampaikan lewat laman media sosialnya X @MoHU_En, bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan serta menjaga kelancaran dan harmoni bagi setiap jemaah selama menjalankan ritual Sa’i.
Berikut adalah beberapa pedoman yang penting untuk dipahami dan diikuti oleh setiap sahabat.
1. Terus bergerak tanpa henti selama sa’i
Sahabat diimbau untuk terus bergerak tanpa jeda selama Sa’i berlangsung. Dengan begitu, sahabat menunjukkan dedikasi yang tulus dalam perjalanan ibadah ini sekaligus membantu mencegah kendala bagi jamaah lain di belakang.
2. Sesuaikan kecepatan dengan jamaah lain saat sa’i
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menyarankan agar sahabat menyesuaikan langkah dan kecepatan dengan sesama jemaah. Ini akan memudahkan sahabat dalam melaksanakan Sa’i secara kolektif, mencerminkan semangat kebersamaan yang menjadi inti dari ibadah ini, dan menghindari potensi kerumunan yang dapat mengganggu kenyamanan.
3. Bekerja sama dengan penyelanggara untuk menjaga kelancaran
Kementerian juga mengajak sahabat untuk berkolaborasi aktif dengan penyelenggara demi terciptanya pengalaman Sa’i yang tertib dan aman. Kerjasama ini meliputi mengikuti instruksi, menjaga jalur yang telah ditetapkan, dan menjaga suasana ketertiban. Dengan cara ini, setiap sahabat turut berperan dalam menjaga disiplin, ketenangan, serta keselamatan seluruh jemaah.
Supaya ibadah haji yang sahabat jalani benar-benar sah, penting juga bagi sahabat untuk memahami syarat dan tata cara dalam melakukan sa’i.
Syarat Melaksanakan Sa’i
Berdasarkan buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, terdapat beberapa syarat penting dalam pelaksanaan sa’i
Diawali dengan melakukan thawaf di Ka’bah terlebih dahulu.
Memulai sa’i dari bukit Shafa kemudian menuju bukit Marwah.
Sa’i dilakukan sebanyak 7 kali.
Sa’i dilakukan di tempat yang sudah disediakan.
Tata Cara Ibadah Sa’i
Berikut adalah tata cara melakukan ibadah sa’i
Sa’i dimulai dari bukit Marwah, yakni dengan mendaki.
Sa’i dilakukan sambil berdzikir dan juga berdoa.
Saat sampai di atas bukit Shafa, kemudian menghadap kiblat lalu berdzikir serta berdoa.
Sa’i dilakukan dengan berjalan kaki, namun jika tidak mampu karena udzur bisa menggunakan kursi roda atau skuter matik yang tersedia.
Saat melakukan Sa’i disunnahkan suci dari hadats.
Sa’i dilakukan sebanyak tujuh kali putaran, namun boleh diselingi dengan ibadah shalat sunnah.
Perjalanan dari Shafa ke Marwa dihitung satu putaran, dan perjalanan dari Marwah ke Shafa dihitung juga satu putaran.
Membaca dzikir dan doa sepanjang melaksanakan ibadah sa’i dan jangan lupa berhenti di atas bukit Shafa dan Marwah untuk berdoa dengan menghadap kiblat.
Semoga penjelasan mengenai sa’i ini dapat membantu sahabat lebih siap dan mantap dalam menjalankan setiap tahapan ibadah umroh maupun haji dengan baik dan penuh keikhlasan.
Murur haji secara bahasa berarti ‘melintas’, dan istilah ini menggambarkan skema haji yang memungkinkan jemaah hanya melintasi Muzdalifah tanpa bermalam.
Nantinya sahabat yang mengikuti skema ini akan diangkut menggunakan bus secara taraddudi, atau bolak-balik, pada malam tanggal 10 Zulhijjah. Setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah menjelang malam, jemaah akan langsung dibawa menuju Mina. Sahabat bisa membaca niat mabit dari dalam bus saat berada di area Muzdalifah.
Skema murur haji ini sudah dibahas secara mendalam dalam berbagai kitab ulama fiqih. Jika sahabat ingin mengetahui lebih lanjut tentang hukum dan tata cara pelaksanaannya, yuk simak ulasannya berikut ini.
Skema dan Cara Pelaksanaannya
Dalam syariat Islam, murur haji merupakan praktik yang diperbolehkan dengan tujuan utama menjaga keamanan dan keselamatan jemaah selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.
Menurut informasi dari laman Kemenag, murur dilakukan dengan cara melintasi area tertentu setelah jemaah menyelesaikan wukuf di Arafah. Nantinya, sahabat akan dibawa dengan bus melalui Muzdalifah untuk menuju Mina.
Selama perjalanan ini, jemaah dibimbing untuk membaca niat mabit yang dapat diucapkan secara lisan atau di dalam hati.
أبيت هذه الليلة بالمشعر الحرام للحج قربة الى الله تعالى
Artinya: “Saya niat mabit pada malam hari ini di Masyarakat Haram untuk berhaji mendekatkan diri kepada Allah SWT.”
Skema murur memiliki perbedaannya tersendiri, sahabat. Dalam skema ini, jemaah tidak perlu berhenti atau bermalam di Muzdalifah seperti biasanya. Cukup dengan melafalkan niat mabit saat kendaraan melintasi kawasan tersebut, jemaah sudah memenuhi syarat.
Hal ini dikarenakan area Muzdalifah sering kali sangat padat oleh ribuan jemaah lainnya. Kendaraan pun biasanya melaju perlahan, bahkan kadang berhenti karena lalu lintas yang penuh. Jadi, meskipun tidak bermalam, jemaah tetap seolah berdiam sejenak di area Muzdalifah.
Dilansir dari Kemkes.go.id, mengungkapkan bahwa skema murur membawa dampak positif bagi kesehatan jemaah haji. Skema ini merupakan terobosan dari Kementerian Agama yang sudah mendapat dukungan dari para ulama. Dari segi kesehatan, murur membantu mengurangi kelelahan jemaah, yang tahun-tahun sebelumnya sering berujung pada kelebihan kapasitas di fasilitas perawatan.
Contohnya, pada puncak haji 2023, banyak jemaah kelelahan dan harus dirawat di luar ruang perawatan. Namun, dengan adanya skema murur pada tahun ini, seluruh jemaah bisa masuk ke ruang perawatan dengan cukup tempat tidur yang tersedia. Pemerintah Arab Saudi juga melaporkan bahwa sebagian besar jemaah yang dirujuk ke rumah sakit bisa dikembalikan ke hotel untuk istirahat. Skema ini memungkinkan jemaah menghemat waktu bermalam di Muzdalifah, sehingga mereka bisa lebih banyak beristirahat di Mina dan terjaga kesehatannya.
Thaif, kota sejuk dengan udara segar yang menenangkan, menjadi pilihan sempurna bagi sahabat yang ingin merasakan suasana berbeda dari panasnya Arab Saudi. Berada di ketinggian, Thaif menawarkan hawa dingin yang menyegarkan, sehingga banyak wisatawan dan jamaah yang terpesona untuk berkunjung, khususnya mereka yang ingin menikmati suasana berbeda saat berada di Arab Saudi.
Kota ini juga memiliki nilai sejarah yang mendalam karena menjadi saksi perjuangan dakwah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW). Letaknya pun tak jauh dari Mekkah, sahabat hanya menempuh perjalanan sekitar 80 kilometer atau kira-kira 1,5 jam perjalanan dengan mobil. Thaif benar-benar bisa menjadi tempat yang tak hanya memanjakan mata, tetapi juga menyejukkan jiwa, menambah makna perjalanan ibadah sahabat di Tanah Suci.
Surga Mawar yang Menyimpan Aroma dan Tradisi Unik
Kota Thaif yang terletak di dataran tinggi Arab Saudi ini dikenal sebagai “Kota Mawar”. Ribuan kebun mawar terhampar luas di sana, tumbuh subur berkat iklim yang sejuk dan tanah yang subur.
Bahkan, terdapat lebih dari 800 perkebunan bunga di seluruh penjuru kota, dan banyak yang terbuka bagi wisatawan. Menjelang musim semi, penduduk Thaif sibuk memetik, memanen, dan menyuling sekitar 300 juta bunga yang bermekaran.
Dari proses penyulingan tersebut, terciptalah minyak mawar yang harum dan dikenal luas, tak hanya di kalangan masyarakat lokal, tetapi juga di antara jutaan muslim yang melaksanakan haji dan umrah ke Makkah dan Madinah. Minyak ini juga menjadi bahan utama dalam industri kosmetik dan kuliner.
Bahkan, air mawar Thaif memiliki kehormatan istimewa, digunakan untuk mencuci dinding Ka’bah dua kali setahun, menjaga kemurniannya di Masjidil Haram. Selama musim haji, penutup Ka’bah (Kiswah) juga disemprot dengan air mawar dari Thaif, menambah keharuman dan keistimewaan ibadah haji.
Pesona Kota Thaif yang Berkesan dalam City Tour Umrah
Thaif memang terkenal sebagai destinasi favorit masyarakat Arab untuk berlibur. Di sini, Sahabat akan menemukan banyak taman hiburan yang penuh dengan wahana seru, mulai dari kincir angin hingga aneka permainan lainnya yang akan membuat momen berlibur semakin berkesan. Thaif juga memiliki deretan vila-vila yang nyaman dan strategis, cocok untuk tempat istirahat sambil menikmati segarnya udara pegunungan.
Nah, bagi Sahabat yang merencanakan perjalanan umrah, Ventour Travel kini menghadirkan free city tour Thaif dalam beberapa program paket umrah! Tak perlu ragu, pengalaman umrah bersama Ventour Travel akan memberikan kesan tak terlupakan dengan kunjungan ke kota Thaif yang kaya akan budaya dan keindahan alam.
Kota ini semakin menarik karena menawarkan pengalaman unik bertemu dengan unta, hewan ikonik berleher panjang yang bisa Sahabat jadikan sebagai tunggangan sambil menikmati pemandangan sekitar.
Pemerintah baru saja mengumumkan tarif terbaru untuk pembuatan paspor, hasil pengumuman ini menyatakan bahwa biaya pembuatan paspor naik dari harga sebelumnya. Aturan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2024, yang mengatur berbagai jenis penerimaan negara bukan pajak di bawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
PP ini resmi ditandatangani oleh Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, pada 18 Oktober 2024, hanya dua hari sebelum masa jabatannya berakhir. Yang perlu sahabat ketahui, tarif baru ini akan mulai berlaku dalam 60 hari setelah aturan ini diundangkan, yaitu pada 23 Desember 2024. Jadi, sahabat bisa mulai mempersiapkan diri jika ingin mengurus paspor di masa mendatang!
Perincian Biaya Terbaru Untuk Pembuatan Paspor Baru
Dilansir dari CNN Indonesia, berikut ini adalah rincian biaya pembuatan paspor yang termasuk dalam jenis Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) di bawah layanan keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM. Biaya ini sudah diatur secara resmi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2024.
Paspor Biasa Nonelektronik Masa Berlaku Paling Lama 5 Tahun: Rp350 ribu per permohonan
Paspor Biasa Nonelektronik Masa Berlaku Paling Lama 10 Tahun: Rp 650 ribu per permohonan
Paspor Biasa Elektronik Masa Berlaku Paling Lama 5 Tahun: Rp650 ribu per permohonan
Paspor Biasa Elektronik Masa Berlaku Paling Lama 10 Tahun: Rp950 ribu per permohonan
Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Warga Negara Indonesia: Rp100 ribu per permohonan
Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Orang Asing : Rp150 ribu per permohonan
Layanan Percepatan Paspor Selesai pada Hari yang Sama: Rp1 juta per permohonan
Pastikan sahabat memahami rincian ini sebelum mengajukan pembuatan paspor agar prosesnya berjalan lancar.
Badal Haji adalah ibadah haji yang dilakukan seseorang untuk menggantikan orang lain, biasanya karena alasan tertentu yang diperbolehkan dalam agama Islam. Salah satu alasan yang sering kita temui adalah ketika seseorang sudah meninggal dunia sebelum sempat menunaikan ibadah haji. Dalam kondisi ini, haji tersebut bisa dilaksanakan oleh orang lain untuk menggantikan niat mulia almarhum.
Contoh yang cukup umum adalah ketika seorang anak memiliki kesempatan untuk berangkat ke Tanah Suci dan memutuskan untuk melaksanakan ibadah haji atas nama orang tua yang belum pernah berhaji. Ini adalah salah satu bentuk bakti yang luar biasa, di mana anak bisa membantu mewujudkan impian orang tuanya yang belum sempat terlaksana.
Penjelasan Tentang Badal Haji
Haji adalah rukun Islam yang kelima, dan bagi umat Islam yang sudah mampu, melaksanakan ibadah ini menjadi sebuah kewajiban.
Jika seseorang yang sudah menabung dan mendaftar untuk haji meninggal dunia sebelum sempat berangkat, ada solusi yang dikenal sebagai badal haji. Badal haji adalah ibadah haji yang dilakukan oleh seseorang atas nama orang yang telah meninggal dunia dan belum sempat menunaikan haji.
Dengan demikian, keluarga atau ahli waris, seperti anak, dapat menggantikan slot haji orang yang sudah wafat, sehingga pahalanya tetap sampai kepada almarhum.
Menurut Dalil dan Hukumnya
Sahabat, tahukah bahwa mayoritas ulama dari empat mazhab sepakat bahwa badal haji, atau menggantikan seseorang untuk menunaikan haji, diperbolehkan dan sah. Jika seseorang yang telah memenuhi syarat wajib haji semasa hidupnya tidak sempat melaksanakannya karena alasan tertentu, maka ahli warisnya boleh menunaikan haji atas namanya.
Hal ini pun diperkuat dalam hadis yang mendasarinya, sehingga menjadi pegangan bagi banyak umat Muslim dalam menjalankan ibadah badal haji.
“Wahai Rasulullah, ayahku telah wajib haji tetapi dia sudah tua renta dan tidak mampu lagi duduk di atas kendaraan. Rasulullah kemudian menjawab, “Kalau begitu lakukanlah haji untuk dia” (HR. Bukhari dan HR. Muslim)
Namun penting untuk diketahui bahwa ada sedikit perbedaan pandangan di kalangan mazhab mengenai pelaksanaan badal haji. Dalam Mazhab Maliki, seseorang hanya bisa dihajikan jika sebelum meninggal ia meninggalkan wasiat kepada keluarganya untuk melaksanakan haji atas namanya. Namun, mayoritas mazhab lainnya tidak menetapkan syarat wasiat ini.
Selain bagi mereka yang telah meninggal, badal haji juga diperbolehkan bagi orang yang menderita sakit permanen tanpa harapan sembuh atau orang lanjut usia yang sudah tidak mampu menunaikan haji secara fisik. Tetapi perlu diingat, badal haji tidak sah dilakukan untuk sahabat yang masih sehat dan mampu melaksanakan haji sendiri. Jadi, pastikan sahabat hanya memanfaatkannya dalam kondisi yang memang sesuai syariat.
Syarat Badal haji
Selain pertimbangan apakah seseorang sudah melaksanakan badal haji atau belum, ada beberapa syarat lain yang perlu dipenuhi.
1. Mampu Secara Fisik dan Harta
Salah satu hal penting yang perlu dipahami sahabat ketika ingin melaksanakan ibadah haji adalah kesiapan fisik dan finansial. Artinya, sahabat harus dalam kondisi sehat dan mampu menjalani semua rangkaian ibadah haji dengan baik. Selain itu, kemampuan secara finansial juga menjadi syarat penting.
Jika sahabat belum memenuhi salah satu dari kedua hal tersebut, maka ibadah haji belum menjadi kewajiban untuk dilakukan.
2. Melakukan Badal Haji Hanya untuk 1 Orang dalam Satu Waktu
Penting untuk diketahui bahwa setiap jemaah hanya diperbolehkan melakukan ibadah ini untuk satu orang dalam satu waktu. Ini berarti, sahabat tidak dapat niat untuk menggantikan haji untuk lebih dari satu orang sekaligus. Jadi, jika sahabat berniat untuk mewakili kedua orang tua dalam menjalankan haji, perlu diingat bahwa itu harus dilakukan pada periode haji yang terpisah.
3. Jamaah adalah Bagian dari Keluarga
Jika sahabat ingin melakukan badal haji, ada baiknya jika yang melakukannya adalah anggota keluarga terdekat, seperti anak atau saudara. Ini karena ikatan darah dan rasa tanggung jawab yang lebih mendalam dalam menjalankan ibadah ini.
Namun, apabila tidak memungkinkan, orang lain diizinkan untuk melakukan badal haji untuknya.
4. Dianjurkan untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang agama
Jamaah yang diizinkan untuk melaksanakan badal haji adalah mereka yang memiliki pemahaman yang baik mengenai ilmu agama, terutama dalam hal ibadah haji atau umrah. Dengan demikian, jamaah tersebut dapat menjalankan badal haji dengan tepat dan lancar.
5. Mematuhi Pedoman Hukum dan Nilai-Nilai Syariat Islam
Ketika seseorang melaksanakan badal haji, sangat penting untuk mematuhi segala ketentuan hukum dan syariat Islam yang berlaku. Ini berarti sahabat perlu mengikuti semua peraturan yang telah ditetapkan oleh otoritas berwenang di Tanah Suci. Selain itu, menghormati tradisi dan tata cara ibadah yang sudah ada dalam agama Islam juga merupakan hal yang tak kalah penting.
Dengan begitu, pelaksanaan ibadah haji tidak hanya akan memenuhi kewajiban, tetapi juga menunjukkan penghormatan kita terhadap nilai-nilai spiritual yang telah diajarkan.
Haji dan umroh adalah dua ibadah penting dalam Islam yang sering dianggap tidak memiliki perbedaan oleh banyak orang, karena keduanya melibatkan perjalanan ke Mekkah dan ritual-ritual tertentu.
Namun, sahabat perlu tahu bahwa meskipun ada persamaan, keduanya memiliki perbedaan mendasar. Perbedaan utama antara haji dan umroh terletak pada waktu pelaksanaannya, status hukumnya, dan tata cara ritualnya.
Haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan bagi setiap Muslim yang mampu, dan dilakukan pada waktu tertentu, yaitu saat musim haji. Secara istilah, haji berarti menuju Ka’bah untuk melaksanakan serangkaian ibadah yang telah ditetapkan. Di sisi lain, umroh bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun dan secara istilah artinya adalah ziarah ke Ka’bah dengan tujuan ibadah tertentu.
Perbedaan Haji Dan Umroh Menurut Hukum, Rukun, Waktu Pelaksanaan Serta Kewajiban
1. Hukum
Menurut hukum, haji adalah ibadah yang wajib bagi umat Islam dan merupakan rukun Islam yang kelima. Namun, kewajiban ini hanya berlaku bagi mereka yang benar-benar mampu, bukan hanya dari segi finansial, tetapi juga fisik dan mental. Kesiapan ini penting, karena haji memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dibandingkan umroh. Jika sahabat mampu secara fisik dan mental, tentu sahabat akan lebih fokus dan tenang dalam menjalankannya.
Sedangkan umroh, hukumnya sunnah muakkad, yang artinya sangat dianjurkan untuk dilakukan, namun tidak berdosa jika tidak melaksanakannya.
2. Rukun
Perbedaan antara haji dan umroh terletak pada rukun yang harus sahabat penuhi selama menjalankan ibadah. Rukun haji meliputi beberapa hal yang sangat penting, seperti niat ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sai, dan memotong rambut. Wukuf di Arafah merupakan salah satu rukun utama dalam haji yang tidak boleh dilewatkan.
Sedangkan dalam umroh, rukun yang harus sahabat jalankan hampir sama dengan haji, hanya saja tanpa wukuf di Arafah. Jadi, sahabat hanya perlu niat ihram, kemudian melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah, sai antara Safa dan Marwah, serta memotong rambut. Meskipun terlihat sederhana, kedua ibadah ini memiliki keutamaan masing-masing yang membawa pahala besar bagi yang melaksanakannya.
3. Waktu Pelaksanaan
Perlu diketahui bahwa pelaksanaan haji dan umroh memiliki perbedaan dari segi waktu. Haji hanya bisa dilakukan dalam waktu yang lebih terbatas, yaitu dimulai sejak awal bulan Syawal hingga subuh pada Hari Raya Idul Adha, tepatnya pada tanggal 10 Dzulhijjah. Jadi, rentang waktu untuk melaksanakan haji memang sempit.
Berbeda dengan haji, umroh bisa sahabat lakukan kapan saja sepanjang tahun, tanpa batasan waktu tertentu. Namun, ada pengecualian untuk tanggal 10 Dzulhijjah dan hari-hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, di mana umroh tidak dianjurkan dilakukan pada hari-hari tersebut.
4. Kewajiban
Dalam pelaksanaan haji dan umroh, ada beberapa kewajiban yang harus dipenuhi. Meskipun jika kewajiban ini tidak dilaksanakan, ibadah haji atau umroh sahabat tetap sah, namun sahabat harus membayar dam (denda) sebagai gantinya.
Untuk kewajiban haji, ada lima hal yang perlu dilakukan: niat ihram dari miqat (batas yang ditentukan sesuai lokasi keberangkatan), menginap di Muzdalifah, menginap di Mina, melakukan tawaf wada (perpisahan), dan melempar jumrah. Sedangkan dalam umroh, kewajiban yang harus sahabat penuhi ada dua, yaitu niat ihram dari miqat dan menjauhi hal-hal yang dilarang selama ihram.
Memahami Makna Mendalam Dan Keutamaan Ibadah Di Tanah Suci
Haji memiliki makna yang begitu dalam dalam Islam. Bukan hanya sebagai salah satu dari rukun Islam, tetapi juga menjadi lambang persatuan bagi umat Muslim dari seluruh penjuru dunia yang berkumpul di satu tempat untuk beribadah kepada Allah. Haji sering dianggap sebagai puncak dari ibadah seorang Muslim, di mana setiap jamaah diharapkan pulang dalam keadaan suci dan bersih dari dosa setelah melaksanakannya.
Meskipun umroh tidak wajib seperti haji, tetap memiliki nilai spiritual yang tinggi. Sahabat yang melaksanakan umroh mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri, memperkuat iman, dan merasakan kedekatan dengan Allah. Umroh sering kali dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atau untuk memohon sesuatu kepada Allah.
Kedua ibadah ini memiliki makna dan signifikansi yang mendalam dalam Islam, memberikan kesempatan bagi setiap Muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas spiritual mereka. Dengan memahami perbedaan antara haji dan umroh, sahabat dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik dan melaksanakan ibadah ini dengan kesadaran serta keikhlasan penuh.