Menjalankan ibadah haji dan umrah di Masjidil Haram adalah momen yang sangat sakral sekaligus penuh kebahagiaan bagi kita sebagai umat muslim.
Tentu, di tengah pelaksanaannya, sahabat pasti ingin mengabadikan momen-momen berharga tersebut dalam sebuah foto, sebagai kenangan yang tak ternilai untuk disimpan sepanjang masa.
Namun, ada beberapa aturan penting yang perlu sahabat perhatikan ketika ingin mengambil gambar, terutama di Masjidil Haram, tempat suci yang menjadi pusat ritual ibadah haji dan umrah.
Etika foto di Masjidil Haram untuk Menjaga Kenyamanan dan Kesucian Ibadah
Dilansir dari Gulf News pada Kamis (12/09), Arab Saudi melalui Kementerian Haji dan Umrah telah mengeluarkan panduan terkait pengambilan foto bagi jemaah umrah.
Kementerian Haji mengimbau para sahabat yang ingin mengabadikan momen di area Masjidil Haram agar selalu menghormati jemaah lain yang sedang beribadah serta pengunjung lainnya. Disarankan pula agar pengambilan foto dilakukan di luar jalur utama agar tidak mengganggu lalu lintas jemaah.
Kementerian juga menekankan, “Hindarilah mengambil foto orang yang sedang salat atau jemaah lain tanpa izin mereka.” Hal ini bertujuan untuk menjaga kenyamanan dan privasi jemaah, sekaligus mempertahankan kesucian suasana di dalam Masjidil Haram.
Selain itu, para sahabat juga diingatkan untuk tidak berdiri terlalu lama saat berfoto. Ini penting agar tidak menghalangi pergerakan jemaah lain yang tengah menjalankan ibadah atau beraktivitas di sekitar Masjidil Haram. Menahan diri untuk tidak terlalu lama berada di satu titik juga membantu menjaga kelancaran arus jemaah.
Saat berfoto, hormati jemaah dan pengunjung lain yang sedang beribadah. Pengambilan gambar sebaiknya dilakukan dari jarak aman dan jauh dari jalur utama, agar tidak mengganggu jalannya ibadah dan pergerakan jemaah. Selain itu, sangat penting untuk menjaga ketenangan serta menghormati kesucian situs ini saat mengabadikan momen, sehingga lingkungan ibadah tetap terasa khusyuk dan nyaman bagi semua.
Kemudahan Baru dan Peningkatan Akses untuk Ibadah Umrah di Arab Saudi
Musim umrah saat ini, yang bisa dilakukan sepanjang tahun, dimulai akhir Juni setelah berakhirnya ibadah haji tahunan yang dihadiri sekitar 1,8 juta Muslim dari seluruh dunia.
Tahun lalu, menurut data resmi, sekitar 13,5 juta umat Muslim menunaikan ibadah umrah. Tahun depan, Arab Saudi berencana menyambut hingga 15 juta jemaah dari seluruh dunia untuk menjalankan ibadah ini.
Sebagai tempat kelahiran Islam, Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir telah memperkenalkan berbagai kemudahan bagi sahabat yang ingin melaksanakan umrah. Visa umrah kini diperpanjang dari 30 hari menjadi 90 hari, dan sahabat bisa masuk ke kerajaan ini melalui jalur darat, udara, ataupun laut, serta bebas memilih bandara mana pun untuk keberangkatan. Tak hanya itu, para sahabat wanita kini tidak lagi diwajibkan didampingi wali laki-laki.
Bagi sahabat yang memiliki visa kunjungan, visa pribadi, atau visa wisata, kalian tetap dapat menjalankan umrah dan berziarah ke Al Rawda Al Sharifa, tempat suci di Masjid Nabawi, setelah memesan janji temu elektronik. Bahkan, warga Saudi kini bisa mengajukan permohonan untuk mengundang teman-temannya dari luar negeri untuk berkunjung dan menunaikan umrah bersama.
Melakukan ibadah Umrah atau Haji merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun, bagi sahabat yang memiliki kondisi jantung, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, karena beberapa ritual ibadah ini memerlukan fisik yang kuat.
Tentu saja, ada solusi untuk sahabat yang memiliki kekhawatiran terkait hal ini. Dengan pengetahuan dan panduan yang tepat, ibadah Umrah atau Haji tetap bisa dilakukan dengan aman dan nyaman.
Kondisi jantung yang dimaksud dapat berupa penyakit arteri koroner, gagal jantung, hingga aritmia. Oleh karena itu, sangat penting bagi sahabat untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung dan melakukan pemeriksaan kesehatan jantung secara menyeluruh sebelum memutuskan untuk berangkat.
Persiapan Obat untuk Jamaah Saat Beribadah
Sebelum berangkat ke Umrah, pastikan sahabat membawa persediaan obat yang cukup, terutama yang diresepkan oleh dokter. Simpan obat-obatan ini di bagasi kabin untuk menghindari masalah jika bagasi utama hilang atau tertunda.
Jangan lupa untuk tetap mengikuti jadwal minum obat seperti biasanya. Jika perlu, atur pengingat atau alarm agar sahabat tidak melewatkan waktu minum yang tepat.
Jika ada keraguan mengenai obat yang sahabat konsumsi atau potensi efek sampingnya, sangat disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum keberangkatan. Setibanya di kloter, pastikan juga memberi tahu dokter kloter tentang kondisi kesehatan sahabat, terutama jika ada masalah jantung atau obat-obatan khusus yang perlu diperhatikan. Mereka akan siap membantu jika diperlukan.
Tips Sehat untuk Jamaah Umrah dengan Penyakit Jantung
Saat menjalani Umrah, sahabat yang memiliki penyakit jantung harus selalu mengutamakan kesehatan dan kesejahteraan. Salah satu hal terpenting adalah menjaga tubuh tetap terhidrasi, terutama di tengah cuaca panas Arab Saudi. Membawa botol air setiap saat dan minum secara teratur bisa membantu mencegah dehidrasi.
Namun, jika sahabat memiliki batasan cairan karena pengelolaan penyakit jantung, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter mengenai jumlah cairan yang tepat selama perjalanan. Selain itu, penting untuk tidak memaksakan diri dalam aktivitas fisik yang berlebihan.
Sahabat perlu memahami batasan tubuh dan memberikan waktu istirahat agar terhindar dari kelelahan saat melaksanakan ritual Umrah. Jika berjalan jauh terasa berat, jangan ragu untuk menggunakan alat bantu seperti kursi roda atau tongkat. Ini bisa meringankan beban tubuh dan menjaga agar jantung tidak terlalu bekerja keras.
Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter kloter jika sahabat membutuhkan penyesuaian khusus agar ibadah tetap lancar tanpa membahayakan kesehatan.
Langkah Cerdas untuk Jamaah dengan Penyakit Jantung saat Umrah
Saat menjalani Umrah, sahabat yang memiliki kondisi jantung perlu memperhatikan beberapa langkah penting untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan selama perjalanan. Sebelum berangkat, pastikan sahabat berkonsultasi dengan dokter jantung. Informasikan rencana Umrah, sehingga dokter bisa memberikan saran yang tepat dan menyesuaikan perawatan jika diperlukan.
Lakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk menilai kondisi jantung. Jangan lupa untuk menjaga pola makan yang baik untuk jantung, seperti mengonsumsi buah, sayuran, biji-bijian, dan protein rendah lemak. Hindari makanan tinggi garam, gula, dan lemak yang tidak sehat demi kesehatan jantung optimal.
Stres juga dapat berdampak pada kesehatan jantung, jadi penting bagi sahabat untuk mengelolanya dengan baik. Coba teknik seperti pernapasan dalam, meditasi, atau kegiatan yang membuat hati senang dan rileks.
Olahraga ringan dan teratur bisa sangat membantu, tetapi pastikan sahabat berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai aktivitas fisik baru. Tujuannya adalah menjaga kebugaran jantung tanpa membebani tubuh secara berlebihan.
Tips Menghadapi Risiko dan Tantangan Saat Beribadah
Meskipun Umrah adalah pengalaman spiritual yang luar biasa, sahabat dengan penyakit jantung perlu mewaspadai risiko yang mungkin dihadapi. Cuaca di Arab Saudi, yang sering kali sangat panas dan kering, bisa memicu dehidrasi dan kelelahan akibat panas.
Oleh karena itu, penting untuk tetap terhidrasi, beristirahat di tempat teduh, dan menghindari paparan panas berlebihan. Selain itu, aktivitas fisik seperti berjalan jauh dan berdiri lama saat menjalankan ritual Umrah dapat menambah beban pada jantung. Sahabat disarankan untuk bergerak dengan ritme yang nyaman dan beristirahat ketika dibutuhkan.
Kerumunan yang padat, terutama di Mekkah dan Madinah selama musim ramai, juga bisa menambah risiko kesehatan, baik dari segi kecelakaan fisik maupun paparan penyakit menular. Pastikan untuk menjaga kebersihan, memakai masker bila diperlukan, dan menjauh dari orang yang sedang sakit. Sebelum berangkat, konsultasikan dengan dokter mengenai vaksinasi dan pengaturan obat-obatan.
Dengan persiapan yang matang dan perhatian terhadap kesehatan, sahabat yang memiliki penyakit jantung tetap bisa menjalani ibadah Umrah dengan tenang dan nyaman. Semoga perjalanan ini membawa keberkahan dan sahabat selalu terjaga kesehatannya.
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi baru-baru ini mengeluarkan aturan baru yang melarang pelaksanaan akad nikah di Masjidil Haram, Makkah, dan Masjid Nabawi, Madinah, bagi warga negara Indonesia (WNI) yang datang menggunakan visa haji atau umrah.
Aturan ini berlaku untuk akad nikah baik di dalam maupun di luar kedua masjid suci tersebut.
Larangan ini disampaikan melalui Kementerian Luar Negeri Arab Saudi cabang Provinsi Makkah Al Mukarramah, sebagai tanggapan atas pertanyaan yang sering diajukan oleh para WNI kepada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah.
Alasan Dilarangnya Akad Nikah di Tanah Suci
Arab Saudi berharap aturan ini dapat dipahami dan dipatuhi oleh seluruh jamaah, termasuk WNI yang tengah menjalani ibadah haji atau umrah.
Pemerintah Saudi menginginkan agar fokus jamaah tetap tertuju pada ibadah, bukan pada kegiatan lain seperti pernikahan. Selain itu, larangan ini juga bertujuan untuk menjaga kesucian dan ketertiban kedua masjid yang sangat dihormati oleh umat Islam di seluruh dunia.
Menanggapi kebijakan ini, KJRI Jeddah turut mengimbau agar seluruh masyarakat Indonesia yang hendak melaksanakan ibadah haji atau umrah dapat mematuhi aturan yang berlaku.
Hal ini demi menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama, baik bagi para jamaah maupun pihak berwenang di Arab Saudi.
Bagi sahabat yang berencana melakukan akad nikah di Tanah Suci akan tetap diperbolehkan, namun dengan syarat tidak dilakukan di dalam atau sekitar pelataran Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Jika sahabat ingin melangsungkan akad nikah di Mekkah atau Madinah, bisa memilih tempat yang sesuai, seperti ballroom hotel atau conference hall terdekat. Dengan begitu, sahabat tetap dapat merayakan momen istimewa di Tanah Suci sambil mematuhi aturan yang berlaku dan menjaga keberkahan ibadah.
Menara Abraj Al Bait adalah salah satu bangunan paling ikonik dan menakjubkan di dunia, dengan kemegahannya yang menjulang tinggi di langit kota Mekkah. Seiring berjalannya waktu, mungkin sudah sering melihat banyak gedung pencakar langit megah seperti Burj Khalifa di Uni Emirat Arab atau Shanghai Tower di Tiongkok, namun Menara Abraj Al Bait punya pesonanya sendiri.
Menara Abraj Al Bait diakui sebagai menara jam tertinggi di dunia. Menara yang juga dikenal sebagai Mecca Royal Hotel Clock Tower atau Zamzam Tower ini terletak di kota Mekkah, Arab Saudi, tepat di seberang Masjidil Haram.
Abarj Al Bait Bangunan Tertinggi Kedua dan Punya Rekor Luas Lantai
Menara Abraj Al Bait dirancang oleh tim hebat dari Dar Al Handasah Architects bersama Saudi Binladin Group. Menara ini dibangun khusus untuk menampung jamaah Haji, dengan kapasitas yang luar biasa mencapai 10.000 orang.
Pada tahun 2011, Menara Abraj Al Bait mencetak rekor sebagai bangunan tertinggi kedua di dunia setelah Burj Khalifa, dengan ketinggian mencapai 601 meter. Namun, pada tahun 2013, Shanghai Tower menggeser rekor tersebut dengan ketinggian 632 meter.
Selain itu, kompleks Menara Abraj Al Bait juga memegang gelar luas area lantai terbesar di dunia saat selesai dibangun, dengan total luas lantai mencapai 1.500.000 meter persegi. Sayangnya, rekor ini juga tidak bertahan lama karena New Century Global Centre di China mengalahkannya pada bulan Juli 2013.
Jam Terbesar di Dunia, Arsitektur Memukau, dan Fasilitas Lengkap
Selain dikenal sebagai menara jam tertinggi di dunia, menara ini juga menyandang gelar sebagai tempat dengan tampilan jam terbesar yang pernah ada! Jam di menara ini memiliki diameter sebesar 43 meter dan dihiasi dengan 2 juta lampu LED berwarna hijau dan putih yang memukau. Bayangkan, menara ini bisa terlihat jelas dari jarak 17 kilometer, apalagi saat malam hari—indah sekali!
Menara Abraj Al Bait memadukan arsitektur modern dengan sentuhan tradisional Islam, menghasilkan keindahan yang luar biasa. Teknologinya sangat canggih dan pastinya mengesankan. Tapi tunggu dulu, menara ini tidak hanya tentang jam—di dalamnya ada berbagai fasilitas hebat seperti pusat perbelanjaan, hotel bintang lima, restoran, dan banyak lagi.
Yang membuat menara ini semakin istimewa adalah jamnya yang menghadap langsung ke Masjidil Haram. Sehingga menjadi pengingat akan kekuatan iman dan dedikasi umat Islam. Menara ini adalah simbol kebanggaan dan kekayaan sejarah serta budaya dunia Islam.
Abraj Al Bait Menara yang Sering Disambar Petir tapi Tetap Aman
Menara Jam Makkah yang menjulang setinggi 601 meter ini ternyata menjadi salah satu bangunan favorit bagi petir di dunia Arab. Bangunan ikonik ini bahkan tercatat 20 kali lebih sering disambar petir dibandingkan Burj Khalifa di Dubai.
Letaknya yang berada di tengah kawasan pegunungan terjal serta tingginya bangunan ini menjadi faktor utama mengapa petir begitu sering “menyapa” menara yang megah ini.
Tapi jangan khawatir, sahabat. Meski petir kerap menyambar, Menara Jam Makkah dan bangunan wakaf di sekitarnya dilindungi oleh 20 penangkal petir yang canggih. Sistem keamanan ini dirancang untuk melindungi menara dari potensi bahaya sambaran petir, sehingga semua yang ada di sekitar bangunan tersebut tetap aman dan terlindungi. Jadi, meskipun cuaca buruk, menara ini tetap berdiri kokoh dan aman.
Sebelum menjalankan ibadah haji, sahabat perlu benar-benar memahami syarat dan rukun haji. Ini sangat penting, karena jika ada satu rukun yang tertinggal, maka ibadah haji sahabat bisa dianggap tidak sah.
Berdasarkan panduan dalam buku Manasik Haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI ( Kemenag ), haji diartikan sebagai kunjungan ke Baitullah (Ka’bah) untuk melaksanakan serangkaian amalan, seperti wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah dan Mina, tawaf mengelilingi Ka’bah, sa’i, serta amalan-amalan lainnya. Semua ini dilakukan pada waktu yang sudah ditentukan, sebagai bentuk ketaatan kepada panggilan Allah SWT dan demi mengharapkan ridha-Nya.
Hukum Ibadah Haji, Kewajiban Sekali Seumur Hidup
Haji adalah ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam yang sudah memenuhi syarat. Menariknya, kewajiban ini hanya berlaku satu kali seumur hidup.
Jadi, jika sahabat sudah pernah menunaikan haji, ibadah haji berikutnya bersifat sunnah. Namun, jika sahabat bernazar untuk berhaji lagi, maka pelaksanaannya menjadi wajib.
Sebelum berangkat, sangat penting bagi sahabat untuk memahami syarat, rukun, dan kewajiban haji dengan baik. Agar ibadah haji yang sahabat jalani berjalan sesuai dengan tuntunan syariat Islam, sehingga meraih haji yang mabrur!
Syarat Penting dalam Menunaikannya
Haji itu punya syarat-syarat tertentu, sahabat. Pertama, sahabat harus seorang Muslim, sudah baligh (dewasa), berakal sehat, merdeka, dan tentu saja mampu. Mampu di sini berarti sahabat harus siap secara fisik, mental, ekonomi, dan juga aman.
Secara fisik, sahabat perlu dalam kondisi kuat dan sehat, siap secara tubuh untuk menjalani ibadah haji. Sedangkan secara mental, sahabat harus memahami tata cara pelaksanaan haji, memiliki akal yang sehat, dan tentu saja siap secara batin untuk melaksanakan ibadah besar ini.
Memahami Perbedaan Rukun dan Wajib untuk Kelancaran Ibadah
Untuk sahabat-sahabat calon jamaah haji, sangat penting memahami perbedaan antara rukun haji dan wajib haji agar ibadah sahabat semua berjalan dengan lancar dan diterima.
Secara sederhana, rukun haji adalah inti dari ibadah haji yang tidak bisa digantikan oleh siapa pun atau diubah dengan membayar dam (yaitu menyembelih hewan kurban). Sementara itu, wajib haji, meskipun namanya “wajib”, adalah bagian dari rangkaian haji yang bisa digantikan orang lain atau diganti dengan membayar dam sesuai dengan syariat.
Sebagai contoh, jika sahabat sudah berusia lanjut dan saat tiba di Mina sudah merasa tidak kuat lagi untuk mabit (bermalam) dan melempar jumrah, atau khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti jatuh sakit, maka boleh digantikan oleh orang lain atau membayar dam. Ini karena melempar jumrah merupakan bagian dari wajib haji, bukan rukun haji.
Rukun Haji
Ihram Ihram adalah kondisi ketika seseorang telah berniat untuk melaksanakan ibadah haji. Sahabat bisa melafalkan niat ihram sebagai bentuk kesiapan untuk memulai rangkaian ibadah yang penuh berkah ini. Bacaan niat Ihram Haji adalah:
نَوَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمُتُ بِهِ لِلَّهِ تَعَالَى عَنْ فَلَانٍ، لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عَنْ فَلَانٍ Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillaahi ta’ala ‘an fulan labbaikal laahumma ‘an fulaan Artinya: “Aku niat melaksanakan hap dan ihram hanya karena mengharap ridha Allah SWT, mewakili fulan aku menyambut panggilan-Mu ya Allah, dari ibadah fulan.”
Wukuf Wukuf merupakan momen puncak dari pelaksanaan ibadah haji. Sahabat akan melaksanakan wukuf di Padang Arafah, tempat yang penuh keberkahan. Di sinilah sahabat akan banyak mengucapkan takbir dan tahmid, memperbanyak zikir, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan penuh khusyuk.
Tawaf Tawaf adalah ibadah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali di Masjidil Haram. Selama tawaf, sahabat dianjurkan untuk memperbanyak doa dan tetap dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun hadas besar, sehingga ibadah ini dapat dilakukan dengan sempurna.
Sa’i Sa’i dilakukan dengan berjalan atau berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan bukit Marwa sebanyak tujuh kali. Setiap langkah dalam sa’i mengingatkan sahabat pada perjuangan dan keteguhan hati Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang penuh makna dan pelajaran.
Tahallul Tahallul adalah prosesi mencukur rambut sebagai tanda selesainya sebagian rangkaian haji. Biasanya dilakukan di Mina setelah mabit di Muzdalifah dan melempar Jumratul Aqabah. Bagi pria, dianjurkan mencukur seluruh rambut, sedangkan bagi sahabat wanita lebih utama hanya memangkas atau menggunting sedikit ujung rambut, sesuai dengan ajaran Mazhab Syafi’i.
Tertib Tertib adalah kunci kesempurnaan ibadah haji. Jika sahabat tidak mengikuti aturan tertib, maka bisa berdampak pada keabsahan ibadah haji itu sendiri. Oleh karena itu, menjaga tertib dalam pelaksanaan setiap rangkaian haji sangatlah penting untuk memastikan ibadah sahabat diterima dengan baik.
Wajib Haji
Ihram dari Miqat Ihram adalah niat untuk memulai ibadah haji atau umrah. Proses ini dimulai dari miqat, yaitu batas tempat dan waktu yang telah ditentukan. Ketika sahabat tiba di miqat, siapkan ihram dengan mandi seluruh tubuh dan bersuci. Bagi pria, disunnahkan memakai wewangian pada tubuh, bukan di kain ihram. Wanita yang sedang haid atau nifas juga disunnahkan mandi.
Mabit di Muzdalifah Mabit adalah bermalam sejenak untuk mempersiapkan pelaksanaan jumrah. Di Muzdalifah, sahabat akan bermalam pada tanggal 10 Dzulhijjah, setelah wukuf di Arafah. Selama perjalanan ke Muzdalifah, banyaklah membaca talbiyah, shalawat, dan doa.
Mabit di Mina Mabit di Mina dilakukan selama 2 hari (11 dan 12 Dzulhijjah) untuk yang memilih ‘Nafar Awal’, atau 3 hari (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) untuk yang memilih ‘Nafar Tsani’. Selama mabit di Mina, sahabat melontar ketiga jumrah: Ula, Wustha, dan Aqabah.
Melontar Jumrah Melontar jumrah berarti melemparkan batu kerikil ke tempat jamarat. Pada hari nahar (10 Dzulhijjah), cukup lontar jumrah Aqabah dan lakukan tahallul awal. Pada hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah), lontarlah ketiga jumrah: Ula, Wustha, dan Aqabah.
Meninggalkan Larangan Ihram Selama dalam keadaan ihram, sahabat dilarang melakukan hal-hal berikut:
Memakai minyak wangi (kecuali yang sudah digunakan sebelum ihram)
Memakai pakaian yang berjahit bagi pria
Menutup wajah dan telapak tangan bagi wanita (kecuali dalam keadaan darurat)
Menutup kepala bagi pria
Memakai minyak rambut
Mencukur, mencabut, atau memotong rambut atau kuku
Berburu binatang
Mencabut atau memotong rumput dan pepohonan di Tanah Haram
Melakukan akad nikah atau hubungan suami istri
Thawaf Wada’ Thawaf wada’ adalah thawaf perpisahan yang wajib dilakukan oleh jamaah haji yang akan meninggalkan Makkah. Jika sahabat masih lama tinggal di Makkah, lakukan thawaf wada’ menjelang kepulangan. Thawaf ini diakhiri dengan shalat sunnah thawaf dua rakaat, tanpa sa’i.
Jika salah satu kewajiban haji di atas terlewat, sahabat harus membayar dam, yaitu menyembelih kambing untuk fakir miskin di Tanah Haram. Jika tidak mampu, sahabat wajib berpuasa 10 hari: 3 hari selama haji dan 7 hari setelah pulang ke tanah air.
Pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Haji dan Umrah telah mengumumkan beberapa aturan baru yang akan diterapkan pada penyelenggaraan haji tahun 2025.
Kebijakan ini dibuat dengan sangat hati-hati demi memastikan kelancaran dan keamanan ibadah haji, terutama terkait kesehatan para jemaah. Sahabat diharapkan untuk memperhatikan himbauan-himbauan yang diberikan agar perjalanan ibadah haji bisa berjalan dengan lancar dan nyaman.
Dengan mengikuti aturan ini, sahabat bisa lebih fokus dalam beribadah dan menjaga kesehatan selama menjalankan rukun Islam yang kelima ini.
Saudi Prioritaskan Kesehatan dan Keselamatan Jemaah Haji 2025
Dilansir dari Leaders Mina, Kementerian Haji dan Umrah Saudi mengutamakan kesehatan dan keselamatan jemaah haji untuk musim haji 2025. Keputusan ini diambil untuk mengantisipasi cuaca ekstrem selama pelaksanaan haji. Saudi ingin memastikan bahwa calon jemaah yang berangkat harus dalam kondisi sehat dan tidak termasuk dalam kategori risiko tinggi (risti) terhadap penyakit tertentu.
Beberapa penyakit yang masuk dalam kategori berisiko tinggi antara lain ginjal, jantung, paru-paru, hati, dan kanker.
Selain itu, calon jemaah yang didiagnosis menderita demensia atau penyakit menular seperti tuberkulosis dan batuk rejan dilarang untuk berangkat haji. Anak-anak di bawah usia 12 tahun dan wanita hamil juga tidak diizinkan untuk berhaji.
Perlu diingat, aturan mengenai pelarangan jemaah risti ini merupakan langkah nyata komitmen Arab Saudi untuk menjaga kesejahteraan para jemaah selama haji.
Melalui aturan kesehatan yang ketat ini, Saudi ingin memastikan bahwa hanya orang-orang sehat yang datang untuk berhaji. Namun, tidak ada batasan usia bagi jemaah haji dalam regulasi Saudi.
Selain itu, jemaah haji wajib menjalani vaksinasi. Beberapa vaksin yang wajib diberikan antara lain meningitis, Covid-19, influenza, dan polio. Untuk detail teknis tentang kapan vaksinasi harus dilakukan, akan diatur oleh masing-masing negara.
Kementerian Agama terus mengikuti aturan terbaru soal jemaah haji. Jubir Kemenag, Anna Hasbie, mengungkapkan bahwa Kemenag telah mengirim pejabat ke Saudi untuk mendapatkan penjelasan langsung dari pihak berwenang. “Pak Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Saiful Mujab, langsung ditugaskan ke Saudi,” kata Anna di Jakarta kemarin (8/9).
Karena tugas ke Saudi, Saiful tidak bisa menghadiri undangan Pansus Haji DPR. Informasi tentang aturan terbaru ini penting untuk menentukan siapa yang memenuhi kriteria Saudi.
Anna juga menyebutkan bahwa Kemenag akan berdiskusi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk membahas teknis persyaratan haji 2025, yang berkaitan dengan kesehatan dan vaksinasi.
“Kami akan mencari solusi terbaik bersama Kemenkes agar tidak merugikan siapa pun,” ujar Anna. Dia menekankan pentingnya aturan yang adil dan sesuai dengan regulasi Arab Saudi, supaya jemaah, terutama yang sudah antre lama, tidak dirugikan.
Kota Thaif yang berada di Provinsi Makkah, Arab Saudi, kembali mencatatkan prestasi yang membanggakan. Untuk kedua kalinya, kota yang dikenal dengan keindahannya ini berhasil meraih gelar Kota Sehat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pencapaian ini menunjukkan betapa Thaif terus berupaya menjaga kesehatan dan kualitas hidup masyarakatnya. Kota ini terus berinovasi dan berkomitmen dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman untuk semua warganya.
Thaif Raih Pengakuan ‘Kota Sehat’ Bukti Kesuksesan dalam Mewujudkan Kesehatan
Dilansir dari Kantor Berita Saudi, SPA (Saudi Press Agency), sahabat mungkin penasaran, ada kabar menarik dari Kota Thaif. Pengakuan bergengsi ini datang setelah Thaif berhasil memenuhi dan bahkan melampaui lebih dari 80 standar ketat yang ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) . Ini benar-benar sebuah pencapaian yang luar biasa.
Momen ini menegaskan komitmen kuat kota tersebut dalam mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan warganya, sejalan dengan visi besar Saudi Vision 2030.
Sertifikat akreditasi sebagai ‘Kota Sehat’ ini diserahkan kepada Pangeran Saud bin Nahar bin Saud bin Abdulaziz, Gubernur Thaif, oleh Menteri Kesehatan Fahad Al-Jalajel.
Dalam acara penyerahan itu, Menteri Kesehatan Fahad Al-Jalajel juga menjelaskan bahwa akreditasi ulang Taif ini adalah hasil dari dukungan penuh dan dedikasi yang luar biasa dari sang gubernur. Tidak hanya itu, keberhasilan ini juga berkat kerja sama berbagai sektor serta partisipasi masyarakat setempat. Pencapaian ini adalah bukti nyata bahwa inisiatif dan kebijakan Taif untuk meningkatkan kesehatan masyarakat benar-benar berjalan dengan baik.
Komitmen Tinggi untuk Layanan Kesehatan Berkualitas
Selain presentasi seremonial yang menarik, Menteri Al-Jalajel juga melakukan kunjungan yang sangat menyeluruh ke beberapa fasilitas kesehatan di Taif. Kunjungannya ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada penduduk kota.
Tidak hanya sekadar melihat infrastruktur kesehatan yang canggih, kunjungan ini juga menegaskan betapa Kementerian sangat berkomitmen untuk menjaga standar perawatan medis yang tinggi agar selalu terjaga.
Kunjungan Menteri Al-Jalajel ke Taif dan proses akreditasi ulang yang dilakukan benar-benar mencerminkan dedikasi dari para pemimpin Saudi untuk terus memajukan layanan kesehatan di seluruh Kerajaan. Nah, sahabat, komitmen ini sangat selaras dengan tujuan Saudi Vision 2030, yang ingin meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan bagi seluruh masyarakat. Akreditasi ulang ini jadi contoh yang luar biasa bagi kota-kota lain, menunjukkan bagaimana pendekatan terkoordinasi dalam kesehatan publik bisa berdampak besar pada kesejahteraan masyarakat.
Jika sahabat tertarik untuk merasakan langsung kemajuan kota Thaif yang sehat ini. Sahabat bisa bergabung dalam perjalanan umroh yang menyenangkan bersama Ventour Travel dan nikmati juga city tour di Thaif. Selain beribadah, kamu bisa menjelajahi kota yang terkenal dengan fasilitas kesehatannya yang modern dan mengagumkan. Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan keajaiban Thaif secara langsung!
Ventour Travel dengan penuh kebanggaan mempersembahkan sebuah program liburan spesial musim dingin yaitu Vcation Eropa.
Dalam perjalanan kali ini, sahabat akan dibawa untuk mengeksplorasi enam negara Eropa yang menakjubkan seperti Jerman, Swiss, Italia, Belanda, Belgia, dan Prancis. Masing-masing negara tersebut akan menunjukkan pesona dan keunikan tersendiri.
Mulai dari pesona kota-kota ikonik hingga pemandangan alam yang menakjubkan, setiap destinasi dalam perjalanan ini telah dirancang khusus untuk memberikan pengalaman kepada para sahabat yang menakjubkan.
Eksplorasi Ikon Eropa yang Instagramable serta Mempesona
Sahabat, akan menjelajahi beberapa ikon terbesar Eropa. Salah satunya di Paris yang penuh pesona, dengan mengunjungi Arc de Triomphe, sebuah monumen megah dan yang pastinya Menara Eiffel yang sudah lama menjadi simbol ikonik kota ini.
Jangan lewatkan juga kesempatan untuk melihat keindahan Museum Louvre yang menyimpan koleksi seni menakjubkan dari seluruh dunia. Setiap tempat yang kita kunjungi menawarkan keindahan dan cerita sejarah yang tak akan terlupakan, membuat perjalanan sahabat menjadi penuh dengan momen-momen berharga yang pastinya akan dikenang selamanya.
Petualangan Kuliner dan Sejarah yang Memikat
Sahabat juga akan mengunjungi negara Belanda dan Belgia, di mana sahabat akan merasakan kombinasi kuliner dan sejarah yang memikat.
Di Amsterdam Belanda, keindahan Rijksmuseum menanti untuk membawa sahabat pada pengalaman seni yang mendalam. Nikmati koleksi masterpiece yang mengisahkan perjalanan seni Belanda, dan biarkan diri terhanyut dalam keindahan karya-karya legendaris yang memikat hati.
Sementara itu, di Brussels Belgia, sahabat akan disambut dengan aroma cokelat yang menggoda dari Pelicae, yang dikenal dengan kelezatan cokelatnya yang tiada duanya. Nanti sahabat akan coba rasakan sendiri bagaimana keunikan rasa yang membedakan cokelat Brussels dari yang lain.
Vcation Ventour Travel juga akan membawa sahabat ke Swiss, di mana keindahan alam musim dingin menanti.
Di Grindelwald Village, nikmati suasana desa yang menawan dan pemandangan salju yang memukau. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Jungfraujoch, puncak pegunungan spektakuler yang menawarkan panorama salju abadi dan pemandangan menakjubkan. Setiap momen di Swiss akan membuat sahabat merasa seperti berada dalam negeri dongeng musim dingin.
Dengan program liburan musim dingin ini, sahabat akan mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi keindahan Eropa dari sudut pandang yang baru dan tak terlupakan. Tidak hanya destinasi yang sudah dijelaskan saja, tapi masih banyak destinasi yang siap memukau sahabat. Jadi, siap untuk memulai petualangan musim dingin yang mempesona? Vcation Ventour Travel menanti kehadiran sahabat untuk pengalaman liburan yang benar-benar istimewa! Jika sahabat ingin tahu lebih banyak tentang destinasi dan detail perjalanan, jangan ragu untuk mengunjungi Instagram Ventour Travel dan Vcation Ventour Travel.
Bulan Rabiul Awal adalah salah satu bulan yang penuh keistimewaan dalam agama Islam. Bulan ini memiliki tempat yang sangat istimewa di hati kita sebagai umat Islam karena merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, sang pembawa cahaya dan rahmat bagi seluruh alam semesta.
Oleh karena itu, Rabiul Awal sering dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan keutamaan. Banyak ulama yang menggambarkan bulan ini sebagai bulan kelahiran cahaya, bulan yang membawa rahmat, serta bulan yang mendatangkan keberkahan untuk umat.
Oleh karena itu, Rabiul Awal sering dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan keutamaan. Banyak ulama yang menggambarkan bulan ini sebagai bulan kelahiran cahaya, bulan yang membawa rahmat, serta bulan yang mendatangkan keberkahan untuk umat.
Puncak keistimewaan bulan ini adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang menjadi utusan terakhir Allah untuk menyebarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia.
Di bulan penuh berkah ini, sahabat dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah. Mulai dari memperbanyak shalawat, mendalami kisah kehidupan Nabi (sirah Nabawiyah), hingga mengingat jasa-jasa besar yang beliau tinggalkan.
Dalam kalender Islam tahun 1446 H, bulan Rabiul Awal ini dimulai tepat pada Kamis kemarin, 05 September 2024.
Bulan Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Pada suatu waktu yang sangat istimewa, tepatnya di bulan Rabiul Awal, lahirlah sosok yang paling kita cintai, Nabi Muhammad SAW.
Beliau dilahirkan pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal tahun 571 Masehi, sebuah momen yang juga dikenal sebagai Tahun Gajah. Kelahiran beliau terjadi di kota suci Makkah, dari pasangan yang penuh berkah, Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab. Bayangkan sahabat, bagaimana suasana di Makkah saat itu, penuh harapan dengan kelahiran sosok yang kelak akan membawa cahaya bagi umat manusia.
Sekarang, ada sebuah penjelasan menarik dari salah seorang ulama besar bernama Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki dalam kitabnya adz-Dzakhair al-Muhammadiyah.
Beliau mengatakan sesuatu yang sangat indah
Nabi Muhammad SAW itu tidak menjadi mulia hanya karena dilahirkan pada waktu tertentu. Sebaliknya, justru waktu itulah yang menjadi mulia karena kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Begitu besarnya pengaruh kehadiran beliau, hingga masa dan waktu pun mendapatkan kehormatan yang luar biasa.
Hijrah di Bulan Rabiul Awal, Perjalanan Mulia Menuju Madinah
Hijrah adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi di bulan Rabiul Awal tahun 622 M, ketika Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya berpindah dari Makkah ke Madinah untuk menyebarkan Islam dengan lebih aman. Peristiwa ini juga menjadi awal penanggalan kalender Hijriah.
Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar As-Shidiq meninggalkan Makkah menuju Madinah (Yatsrib) dengan penuh pengorbanan. Menurut Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah, mereka tiba di Bani Amr ibn Auf pada malam Senin, 12 Rabiul Awal.
Hijrah Nabi bukan hanya karena situasi di Makkah yang sulit, tetapi juga atas perintah Allah SWT. Dalam Surah An-Nisa ayat 100, Allah menjanjikan kelapangan rezeki dan pahala bagi mereka yang berhijrah di jalan-Nya. Allah juga memberikan pahala bagi mereka yang meninggal sebelum sampai ke tempat tujuan, dengan janji ampunan dan rahmat-Nya.
Masjid Quba, Masjid Pertama dalam Sejarah Islam dan Pusat Kehidupan Muslim Awal
Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah untuk pertama kalinya, beliau segera memulai pembangunan Masjid Quba.
Ini adalah masjid pertama yang dibangun dalam sejarah Islam. Masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi umat Islam pada masa itu. Bayangkan betapa pentingnya peran Masjid Quba bagi komunitas Muslim awal; selain sebagai tempat sholat, masjid ini menjadi simbol persatuan dan kebersamaan yang sangat berharga.
Mengenang Wafatnya Rasulullah SAW di Bulan Rabiul Awal
Sahabat, mari kita ingat kembali peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan Rabiul Awal, ketika Rasulullah SAW wafat.
Pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 632 Masehi, Rasulullah menutup usia ke-63 tahun. Dua belas bulan sebelum beliau wafat, beliau bersama ratusan ribu kaum Muslimin lainnya melaksanakan Haji Wada, yaitu haji terakhir yang beliau lakukan.
Di tengah-tengah ibadah haji itu, Rasulullah menyampaikan khotbah perpisahan yang sangat mengesankan di Jabal Arafat.
Kehilangan Nabi Muhammad SAW adalah momen yang sangat menyedihkan bagi kita semua, sahabat. Namun, saat-saat seperti ini juga mengajak kita untuk merenung dan terus berkomitmen dalam melanjutkan perjuangan serta mengamalkan ajaran-ajaran mulia yang telah beliau sampaikan kepada kita. Semoga kita semua selalu diberi kekuatan untuk mengikuti jejak beliau.
Cuaca ekstrem di Arab Saudi dalam beberapa pekan terakhir menjadi perhatian serius bagi para jamaah umrah, terutama di wilayah-wilayah penting seperti Kota Suci Makkah dan Madinah. Fenomena cuaca ini berpotensi menyebabkan beberapa daerah dilanda banjir, hujan es, serta angin kencang yang cukup mengkhawatirkan.
Sahabat, kondisi cuaca yang tidak biasa ini menjadi perhatian serius, mengingat intensitas hujan yang tinggi dan perubahan cuaca yang drastis dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari, terutama bagi mereka yang berada di kawasan-kawasan tersebut.
Tips Aman Ibadah Umrah untuk Antisipasi Cuaca Tak Menentu
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, sebagaimana dilaporkan oleh Gulfnews, membagikan sejumlah tips bermanfaat bagi sahabat yang hendak menunaikan ibadah umrah di Masjidil Haram. Bagi sahabat yang akan melaksanakan umrah, dianjurkan untuk menggunakan alas kaki anti licin, membawa payung, serta jas hujan, khususnya bagi jamaah perempuan, guna mengantisipasi cuaca yang tak menentu.
“Apabila terjadi hujan deras saat menunaikan umrah, jemaah diminta untuk mengambil langkah cepat selama ritual mengelilingi Ka’bah di Masjidil Haram dengan melepas kaus kaki agar tidak terpeleset, menyelesaikan thawaf di dalam ruangan di lantai atas dan memperhatikan arahan petugas keamanan Masjidil Haram. Apabila jemaah mengalami masalah kesehatan, jamaah dihimbau untuk menghentikan proses thawafnya,” Berikut adalah pernyataan yang disampaikan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
Kementerian juga mengingatkan agar sahabat menghindari kerumunan yang padat dan berdesak-desakan dengan jamaah lain, demi keselamatan bersama.
Khususnya ketika menggunakan eskalator atau melintasi koridor, tetaplah berhati-hati dan pastikan selalu mengikuti arahan dari petugas keamanan. Ruang ibadah yang luas tentu membutuhkan perhatian ekstra, sehingga sahabat dapat beribadah dengan tenang dan aman.
Relawan Bulan Sabit Merah Siap Hadapi Cuaca Buruk di Makkah
Sementara itu, pemerintah telah mengerahkan Relawan Bulan Sabit Merah di wilayah Makkah untuk menghadapi peringatan cuaca buruk yang dikeluarkan oleh Pusat Meteorologi Nasional.
Dr. Mustafa bin Jameel Baljoun, pimpinan cabang otoritas di Makkah, memastikan bahwa pusat komando dan kendali, seluruh pusat darurat, dan tim tanggap khusus sudah siap sepenuhnya untuk menghadapi hujan lebat. Ia menegaskan bahwa layanan ambulans tetap beroperasi tanpa terganggu oleh cuaca.
Menurut laporan dari kantor berita Saudi SPA pada Selasa (03/09), otoritas telah meningkatkan kesiagaan di 98 pusat di seluruh Makkah, dengan menyiapkan tim dokter, spesialis, dan teknisi ambulans medis darurat. Sebanyak 1.420 penyedia layanan siap merespons, didukung oleh sekitar 149 kendaraan, termasuk ambulans dan kendaraan tanggap bencana. Ambulans udara juga tersedia untuk memberikan dukungan tambahan.
Otoritas Bulan Sabit Merah Saudi mengimbau kepada sahabat dan warga untuk mengikuti instruksi dari otoritas yang berwenang, berhati-hati selama perubahan cuaca, mematuhi aturan keselamatan lalu lintas, dan menghindari area berbahaya seperti sungai dan genangan air hujan. Jika terjadi keadaan darurat, laporkan segera dengan menelepon 997 atau menggunakan aplikasi Asefne (Selamatkan Saya).