Kenali Kuota Roaming, Solusi Hubungi Keluarga dari Tanah Suci!

Dalam menjalankan ibadah haji dan umroh, mengakses internet sudah menjadi hal wajib yang perlu dipersiapkan dengan matang. Biasanya selama beraktivitas di Tanah Suci, jemaah juga perlu menghubungi sanak saudara untuk sekedar menanyakan kabar atau hal penting lainnya. Tapi, Sahabat Ventour sudah tahu belum cara menghubungi sanak saudara di Tanah Air dengan kuota Roaming?

Nah, untuk Sahabat Ventour yang belum tahu apa itu kuota roaming dan cara untuk aktivasinya, wajib simak artikel ini. Karena VMin akan menjelaskan tanpa ada yang terlewat supaya Sahabat Ventour bisa beribadah dengan tenang. Penjelasan yang VMin kasih ini berguna untuk pengguna Android dan iPhone, loh!

Ilustrasi Kuota Roaming
Gambar 1.1. Aktivasi Roaming di Tanah Suci

Perlu diketahui untuk Sahabat Ventour kalau kuota roaming merupakan salah satu layanan yang digunakan oleh seseorang yang sedang keluar negeri. Layanan ini perlu diakses agar pengguna ponsel yang sedang berada diluar negeri dapat tetap terhubung dengan internet. Sebelum mengaktifkan kuota roaming, Sahabat Ventour harus memastikan saldo yang ada di ponsel mencukupi. Setelah itu, aktifkan juga fungsi roaming yang ada di ponsel.

Yuk, perhatikan langkah-langkah dibawah ini, Sahabat Ventour!

Baca Juga: 7 Tips Memilih Travel Haji Plus yang Amanah

Cara Aktivasi Roaming Data di Ponsel Android:

  • Buka Menu Pengaturan yang ada di ponsel Android
  • Klik Menu Kartu SIM
  • Klik Menu Roaming Data
  • Centang dan Klik Aktifkan Roaming Data
  • Jika sudah selesai, Restart ponsel Sahabat Ventour dengan menekan tombol power
  • Setelah ponsel menyala, hubungkan kembali dengan data internet
  • Selamat, Mode Roaming Data di ponsel Sahabat Ventour sudah aktif!
Gambar 1.2. Jenis Kuota Roaming Untuk Haji

Cara Aktivasi Data Roaming di iPhone:

  • Buka Menu Pengaturan yang ada di iPhone
  • Klik Menu Data Seluler
  • Buka Menu Pengaturan Data Seluler
  • Aktifkan Roaming Data
  • Selesai, Mode Roaming Data di ponsel Sahabat Ventour sudah aktif!

Bagaimana? Mudah ‘kan, Sahabat Ventour!

Eits, tunggu dulu. Selain mengaktifkan layanan roaming dari ponsel, Sahabat Ventour juga perlu memastikan kembali ketersediaan saldo pulsa di ponsel. Untuk tarif yang dikenakan dari layanan ini tentu akan berbeda-beda tergantung provider yang Sahabat Ventour gunakan.

Gimana, Sahabat Ventour? Jadi makin semangat buat beribadah tanpa khawatir menghubungi sanak saudara, kan? Semoga ibadahnya selalu dilancarkan ya, Sahabat!

Ini 10 Risiko Umroh Backpacker, Jangan Tergiur Umroh Murah!

Umroh dengan biaya murah tentu menjadi incaran para calon jemaah. Bahkan muncul istilah umroh backpacker, yaitu umroh yang keberangkatan tidak diurus oleh travel umroh dan dilakukan secara mandiri, sehingga biaya umrohnya jauh lebih murah.

Namun, ternyata ada banyak risiko dan kendala jika kita memilih umroh backpacker, terutama dalam segi administrasi, keamanan, dan keselamatan.

Risiko berangkat umroh backpacker
Gambar: Risiko berangkat umroh backpacker, ternyata tak resmi dari Kementerian Agama

Mengapa Umroh Backpacker Tidak Dianjurkan?

Dibanderol harga murah, bahkan bisa setengah dari biaya umroh pada umumnya, banyak jemaah yang memilih umroh backpacker. Namun, Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama, yaitu M. Noer Alya Fitra tidak menganjurkan umroh backpacker. Hal ini diungkapkan pada tim Kompas.com, “Tidak boleh berangkat backpacker, harus melalui PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah).”

Pada dasarnya, ibadah umroh berbeda dengan liburan. Orang yang menunaikan ibadah umroh mendapatkan unsur pelayanan, pembinaan, dan perlindungan. Hal ini sudah tercantum dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, bahwa jemaah wajib mendapatkan ketiga aspek tersebut.

Ka'bah di Masjidil Haram
Gambar: Aturan dan larangan umroh secara mandiri yang tercantum pada undang-undang

Sementara orang yang berlibur mengatur segala sesuatunya sendiri dan bertanggung jawab penuh atas perjalanannya. Inilah yang membedakan umroh dengan liburan. Maka, tak salah jika Kementerian Agama menganjurkan jemaah untuk hanya mengikuti umroh dari travel umroh yang telah berizin sebagai PPIU.

10 Risiko atau Bahaya Umroh Backpacker

1. Gagal Mendapat Visa

Jika berangkat umroh secara mandiri, Sahabat tidak akan bisa memproses visa umroh. Sebab, yang dapat memproses visa umroh hanya PPIU.

Baca Juga: Kenali Kuota Roaming, Solusi Hubungi Keluarga dari Tanah Suci!

Risiko gagal mendapatkan visa
Gambar: Risiko gagal mendapatkan visa umroh jika berangkat umroh backpacker

Sahabat harus meminta bantuan pemrosesan visa pada PPIU, yang bisa memakan waktu lebih lama dan biaya yang lebih mahal.

2. Risiko Barang Tertukar dan Hilang

Jika Sahabat ikut umroh secara mandiri dan tak memahami seluk-beluk keimigrasian, akan sangat berisiko jika ada barang bawaan yang tertukar atau hilang saat di bandara. Sahabat harus mengurusnya sendirian. Namun, jika Sahabat berangkat umroh bersama travel, semua ini akan menjadi tanggung jawab penuh travel.

3. Kesulitan Akomodasi

Jika Sahabat berangkat umroh bersama travel, Sahabat tidak perlu memusingkan soal akomodasi, mulai dari maskapai, hotel, transportasi selama di Mekah dan Madinah, konsumsi, dan surat izin masuk yang dibutuhkan, misalnya tasrih (surat izin masuk Raudhah). Sahabat hanya tinggal duduk manis, karena semuanya telah diurus dan disiapkan oleh travel.

Risiko kesulitan akomodasi jika berangkat umroh secara mandiri
Gambar: Risiko kesulitan akomodasi di Mekah dan Madinah jika berangkat umroh backpacker

Jika berangkat umroh secara mandiri, Sahabat tentu akan kesulitan mengurus akomodasi, apalagi kalau belum memahami seluk-beluk aturan di Arab Saudi.

4. Kendala Bahasa & Budaya

Salah satu risiko dari umroh backpacker yaitu Sahabat akan kesulitan berkomunikasi karena perbedaan bahasa dan budaya, terutama jika Sahabat memang tak bisa berbahasa Arab dan baru pertama kali ke Arab Saudi.

Baca Juga: Kenali 5 Tempat Miqat yang Sering Dikunjungi Jemaah Umroh

Sementara jika Sahabat pergi umroh bersama travel, Sahabat akan didampingi Tour Leader yang telah puluhan kali umroh, muthawif atau pembimbing umroh yang memang tinggal di Arab Saudi dan paham budaya di sana, dan tour guide yang memandu Sahabat selama tour atau ziarah.

5. Jadwal City Tour Tak Menentu

Jika berangkat umroh secara mandiri, Sahabat harus mengatur itinerary atau susunan tempat wisata yang akan dikunjungi. Sahabat juga harus memahami jalan di Mekah dan Madinah untuk menuju lokasi. Ada kemungkinan bahwa GPS yang digunakan Sahabat tidak akurat dan pada akhirnya akan menyulitkan diri sendiri karena tersasar.

6. Umroh Backpacker Terancam Delay

Jika memilih umroh backpacker, Sahabat akan mengurus dan membeli tiket pesawat secara mandiri. Tentu yang dipilih adalah tiket pesawat yang termurah.

Jemaah umroh terancam delay
Gambar: Jemaah umroh terancam delay lebih lama jika memilih umroh backpacker

Sementara itu, tiket pesawat yang murah menuju Jeddah biasanya akan transit di beberapa negara terlebih dahulu. Hal ini akan memakan waktu perjalanan yang lebih lama, karena waktu transit biasanya selama 1 jam sampai 3 jam. Belum lagi jika ada kemungkinan pesawat delay.

Energi dan waktu akan terkuras habis. Sahabat akan merasa lebih lelah, karena terlalu banyak kendala, padahal baru perihal keberangkatan saja.

7. Risiko Sakit atau Meninggal

Yang membedakan umroh backpacker dan umroh dari travel, adalah perihal pengurusan kesehatan dan asuransi selama di Arab Saudi.

Jika Sahabat berangkat umroh secara mandiri, lalu jatuh sakit karena terlalu lelah, siapa yang akan mengurus jaminan kesehatan dan biaya rumah sakitnya? Tak menutup kemungkinan, bahwa maut bisa menjemput kita kapan pun, termasuk saat ibadah umroh. Jika berangkat umroh backpacker, siapa yang akan mengurus proses pemakaman dan asuransi jiwa untuk kita?

Baca Juga: Review Hotel Anjum, Hotel di Mekkah dengan View Masjidil Haram

Sedangkan jika umroh bersama travel, travel-lah yang akan mengurus jaminan jika kita jatuh sakit atau bahkan meninggal di Arab Saudi.

8. Risiko Kehilangan Dokumen

Paspor dan visa ibarat nyawa setiap jemaah umroh. Paspor dan visa ini memuat identitas Sahabat, terutama identitas dari negara asal. Jika Sahabat mengalami kehilangan dokumen dan permasalahan hukum, tentu akan sulit mengurus sendiri saat Sahabat memilih umroh backpacker.

9. Tak Ada Pembimbing Umroh

Umroh backpacker berarti berangkat umroh secara mandiri, tanpa didampingi Tour Leader, muthawif, dan tour guide. Bahkan Sahabat juga tak mendapatkan bimbingan umroh atau manasik sebelum keberangkatan. Seluruh tata cara ibadah umroh dan praktiknya harus dipelajari sendiri.

Umroh backpacker tanpa tour leader, tour guide, dan muthawif
Gambar: Umroh backpacker tanpa tour leader, tour guide, dan muthawif

Hal ini akan menjadi kendala, terutama bila Sahabat tidak menguasai ilmu umroh secara menyeluruh dan belum memiliki pengalaman umroh sama sekali.

Baca Juga: Titip Doa pada Orang yang Umroh? Ternyata Begini Hukumnya!

10. Umroh Backpacker Biayanya Bisa Lebih Mahal

Mengurus segala sesuatunya secara mandiri, mulai dari mengurus visa umroh, melakukan booking tiket pesawat dan hotel yang termurah, dan menggunakan transportasi umum selama di Mekah dan Madinah, tentu ini tak hanya merepotkan diri sendiri, tapi juga berisiko akan memangkas biaya yang lebih besar.

Awalnya, memilih umroh backpacker karena ingin berhemat, namun malah boncos. Bahkan hal ini bisa mengganggu kenyamanan dan kekhusyukan Sahabat dalam beribadah.

Banyak hal yang perlu dipertimbangkan jika Sahabat memilih umroh backpacker. Tentu Sahabat tak ingin perjalanan ibadah umroh justru jadi merepotkan, bukan? Sebab, kenyamanan dan kekhusyukan ibadah adalah prioritas utama.

Catat! Persiapan Kesehatan, Obat, dan Vitamin yang Perlu Dibawa Saat Umroh

Kesehatan adalah salah satu faktor penting dalam menjalani ibadah umroh. Untuk menjaga kesehatan dan stamina tubuh saat umroh, Sahabat perlu mempersiapkan obat-obatan, vitamin, atau suplemen yang dibawa. Apa saja jenis obat-obatan dan vitamin yang perlu dibawa saat umroh?

Persiapan kesehatan, obat-obatan dan vitamin yang perlu dibawa saat umroh
Gambar: Persiapan kesehatan, obat-obatan dan vitamin yang perlu dibawa saat umroh

Yuk simak informasi berikut, Sahabat!

Persiapan Kesehatan Saat Umroh

1. Obat Flu

Iklim antara Indonesia dan Arab Saudi sangatlah berbeda. Perbedaan iklim yang ekstrem inilah yang sering menyebabkan gangguan kesehatan, salah satunya adalah flu atau batuk pilek.

Diantara bentuk pencegahan flu yang bisa dilakukan adalah selalu mencuci tangan setelah beraktivitas di tempat umum, memperbanyak konsumsi air putih, melakukan olahraga ringan, dan memastikan asupan gizi yang tercukupi.

Obat flu yang perlu dibawa saat umroh untuk mengatasi influenza
Gambar: Obat flu yang perlu dibawa saat umroh untuk mengatasi influenza

Obat flu yang dapat dikonsumsi, misalnya Ultraflu dan Konidin. Obat ini mampu mengatasi berbagai gejala flu, yang ditandai dengan demam, pusing, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan batuk.

2. Obat Anti Mual

Tidak semua jemaah umroh tahan terlalu lama berada di kendaraan. Apalagi perjalanan menuju Tanah Suci terbilang tidak sebentar, bisa memakan waktu berjam-jam, baik di pesawat maupun di bus.

Antimo untuk mengatasi rasa mual dan mabuk perjalanan saat ibadah umroh
Gambar: Antimo untuk mengatasi rasa mual dan mabuk perjalanan saat ibadah umroh

Nah, untuk itu, penting bagi Sahabat untuk menyediakan obat anti mual atau mabuk perjalanan, seperti Antimo. Antimo dapat mengatasi rasa mual, pusing, dan gejala muntah-muntah akibat mabuk perjalanan.

3. Obat Maag

Saat melakukan perjalanan jauh, termasuk umroh, ada kalanya selera makan kita menjadi berkurang. Hal ini disebabkan perbedaan cita rasa makanan Indonesia dan makanan Arab Saudi atau makanan Indonesia yang dimasak di Arab Saudi.

Baca Juga: Biaya Umroh 2024 Melonjak Naik? Ini Tips Jitu Menabung Umroh!

Obat maag untuk menjaga kesehatan lambung saat ibadah umroh
Gambar: Obat maag yang perlu dibawa saat menjalani ibadah umroh

Nah, Sahabat yang memiliki riwayat penyakit asam lambung, gastritis, atau GERD sebaiknya membawa obat tersendiri. Jika penyakit asam lambung ini dibiarkan, tentu keluhannya akan merambat ke mana-mana, termasuk mengganggu sistem pencernaan, mengganggu konsentrasi, dan menghambat kita melakukan aktivitas.

4. Obat Demam, Pusing, dan Pereda Nyeri

Tak jarang, saat kita mengalami flu, disertai dengan naiknya suhu tubuh dan sakit kepala. Obat pereda nyeri yang mengandung aspirin, paracetamol, dan ibuprofen dapat mengurangi rasa sakit pada tubuh, termasuk sakit kepala dan demam.

Jenis obat pereda nyeri yang bisa Sahabat persiapkan saat umroh, yaitu Bodrex dan Panadol.

5. Obat Luka

Ibadah umroh biasanya memerlukan aktivitas fisik, seperti tawaf dan sa’i. Tak menutup kemungkinan, kaki kita bisa terluka atau terkilir karena padatnya tempat tawaf dan sa’I yang membuat kita berdesak-desakkan dengan jemaah lain.

Obat luka dan antiseptik yang perlu dibawa saat menjalani ibadah umroh
Gambar: Obat luka dan antiseptik yang perlu dibawa saat menjalani ibadah umroh

Untuk itu, Sahabat juga perlu menyiapkan obat luka, seperti Betadine Antiseptic Solution untuk membunuh kuman penyebab infeksi dan Hansaplast untuk melindungi luka agar tidak terkena infeksi.

Baca Juga: Kini Surat Rekomendasi Kemenag Bukan Lagi Syarat Umroh

6. Obat Anti Alergi

Obat-obatan anti alergi atau antihistamin sangat penting untuk dibawa saat ibadah umroh. Obat ini mampu mengatasi reaksi alergi akibat gigitan serangga, perubahan cuaca, maupun makanan yang dikonsumsi.

Antihistamin juga mampu mengatasi gejala alergi, seperti mata merah dan berair, bersin, rasa gatal di kulit, hidung, mata, dan tenggorokan. Contoh obat antihistamin yang dapat dikonsumsi yaitu Chlorpheniramine (CTM) dan Lanadexon.

7. Obat Diare

Diare dapat disebabkan berbagai hal, salah satunya adalah keracunan makanan. Beberapa orang memang tidak dapat mengonsumsi makanan yang mengandung zat tertentu. Zat makanan tertentu dapat menyebabkan sistem pencernaan dan ekskresi menjadi terganggu.

Oleh karena itu, selain selalu memerhatikan makanan yang dikonsumsi, Sahabat juga dapat mengantisipasi penyakit diare dengan membawa obat diare seperti Entrostop.

8. Vitamin C

Selain memastikan kebutuhan nutrisi agar tetap terpenuhi dari makanan yang dikonsumsi, Sahabat juga perlu menjaga kekebalan dan kebugaran tubuh dengan mengonsumsi vitamin.

Vitamin yang cocok dikonsumsi saat menjalani ibadah umroh salah satunya adalah vitamin C. Vitamin C bermanfaat untuk menjaga imun, kesehatan mata dan kulit, serta mempercepat proses penyembuhan.

Baca Juga: Review Hotel Anjum, Hotel di Mekkah dengan View Masjidil Haram

Dosis vitamin C yang dibutuhkan tubuh manusia, yaitu mulai dari 75 hingga 90 mg setiap harinya. Mengonsumsi vitamin C dengan dosis 500 mg per hari termasuk aman dan cukup untuk menjaga kesehatan.

Vitamin C untuk menjaga kesehatan tubuh
Gambar: Vitamin C yang perlu dibawa saat menjalani ibadah umroh

Untungnya, vitamin C ini dapat ditemukan dengan mudah pada buah dan sayur, seperti jeruk, stroberi, brokoli, dan cabai. Suplemen vitamin C juga banyak beredar dalam bentuk tablet hisap atau tablet yang dilarutkan dalam air.

9. Vitamin B

Selain itu, vitamin B kompleks merupakan salah satu vitamin yang sangat penting dan diperlukan oleh tubuh. Vitamin B kompleks dapat membantu proses metabolisme tubuh, meningkatkan energi, dan menurunkan kadar kolesterol.

10. Perlengkapan Kesehatan Lainnya

Kondisi cuaca di Arab Saudi sangat ekstrem. Matahari yang terik akan membuat kulit rawan kering dan terbakar, sedangkan udara dingin juga bisa membuat kulit menjadi terkelupas. Oleh karena itu, siapkan segala kebutuhan untuk mengantisipasi adanya gangguan kesehatan.

Baca Juga: Ini 10 Risiko Umroh Backpacker, Jangan Tergiur Umroh Murah!

Bawalah hand sanitizer untuk menjaga kesehatan tubuh dari serangan virus dan bakteri
Gambar: Bawalah hand sanitizer untuk menjaga kesehatan tubuh dari serangan virus dan bakteri

Perlengkapan lain yang perlu disiapkan untuk menjaga fisik supaya tetap aman terlindungi yaitu hand sanitizer, obat nyamuk, sunscreen untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari langsung, atau madu untuk menambah energi.

Itulah jenis obat-obatan, vitamin, dan perlengkapan yang dapat membantu menjaga kesehatan Sahabat dan mengatasi penyakit yang umum dialami selama berada di Tanah Suci. Pastikan Sahabat mengonsumsi obat-obatan dan vitamin tersebut berdasarkan dosis yang tepat atau sesuai anjuran dokter.

Semoga ulasan ini bermanfaat ya, Sahabat! 

Persiapan Uang Saku Umroh, Berapa yang Harus Dibawa?

Persiapan Uang Saku Umroh, Berapa yang Harus Dibawa?

Bagi Sahabat yang baru pertama kali berangkat umroh, salah satu hal yang terlintas di pikiran adalah berapa uang saku umroh yang harus dibawa. Apalagi jika ini juga kali pertama Sahabat bepergian ke luar negeri. Sementara Sahabat tidak mengetahui nilai pasaran barang yang dijual di negara tujuan, yaitu Arab Saudi.

Uang saku ini tentunya di luar dari biaya paket umroh, biaya pembuatan paspor, dan biaya vaksin. Lantas, berapa uang saku umroh yang harus Sahabat bawa ketika beribadah ke Tanah Suci?

Persiapan uang saku umroh
Gambar: Persiapan uang saku umroh

Tenang saja! Kami telah merangkum jawabannya. Yuk simak ulasan berikut, Sahabat!

Berapa Jumlah Uang Saku Umroh yang Harus Dibawa?

Sebenarnya, sebagian besar kegiatan di Tanah Suci sudah di-handle oleh pihak travel umroh yang Sahabat pilih. Mulai dari hal vital, seperti tiket pesawat, transportasi selama di Arab Saudi, booking hotel, makan, asuransi, hingga air Zam-Zam. Jadi untuk kebutuhan ini, Sahabat tidak perlu memusingkan biayanya lagi.

Sahabat hanya perlu menyiapkan uang saku untuk kebutuhan sekunder, seperti membeli snack, membeli oleh-oleh, atau bahkan budget untuk sedekah selama di Tanah Suci.

Nah, berapa jumlah uang saku yang harus kita siapkan, mulai dari pergi, selama di Tanah Suci, hingga pulang lagi?

1. Snack

Selama di Tanah Suci, Masalah jajanan atau kuliner ini sifatnya selera tergantung dari masing-masing jemaah. Ada yang suka mencicipi jajanan khas Arab atau kulineran fast food, ada pula yang memilih membawa makanan kering, seperti abon dan rendang kaleng karena lebih cocok di lidah.

Baca Juga: Catat! Persiapan Kesehatan, Obat, dan Vitamin yang Perlu Dibawa Saat Umroh

Beberapa jajanan atau snack yang bisa Sahabat beli selama berada di Tanah Suci, yaitu cokelat, samosa (mirip pastel), kebab, croissant, biskuit, es krim, burger, french fries, dan masih banyak lagi.

Aneka kuliner di Tanah Suci
Gambar: Aneka kuliner di Tanah Suci

Budget yang Sahabat perlu siapkan untuk keperluan snack selama 9 hari di Tanah Suci yaitu sekitar 1 juta. Sebab, snack atau kulineran ini sifatnya kebutuhan sekunder. Sebagian besar kebutuhan makan sudah disediakan oleh pihak hotel dan travel umroh.

2. Paket Provider Internet

Ada dua pilihan untuk berkomunikasi di Tanah Suci. Pertama, Sahabat bisa memakai kartu provider dari Indonesia (dikenakan biaya paket internet/telepon dan roaming). Sahabat juga bisa menggunakan provider lokal Arab Saudi.

Keuntungan menggunakan provider lokal adalah biayanya lebih murah. Sahabat juga lebih mudah membeli pulsa jika sewaktu-waktu habis. Jika memakai provider Indonesia, tentu kita akan kesulitan mengisi pulsa.

Mobily, salah satu provider lokal Arab Saudi
Gambar: Mobily, salah satu provider lokal Arab Saudi

Untuk membeli paket internet dari provider lokal, Sahabat bisa menyiapkan budget sekitar Rp 300 ribu.

3. Oleh-Oleh

Berbelanja oleh-oleh merupakan salah satu kebiasaan jemaah umroh asal Indonesia yang tak pernah ketinggalan.

Namun, perlu diingat bahwa tujuan utama Sahabat ke Tanah Suci adalah untuk beribadah, bukan belanja atau bahkan membuka jasa titip.

Jika ingin berbelanja, belilah oleh-oleh di pasar dekat Masjidil Haram dan di dekat Masjid Nabawi agar tidak menyita waktu. Biasanya ada toko yang menjual oleh-oleh, mulai dari harga serba 1 Riyal hingga 5 Riyal.

Baca Juga: Oleh oleh

Biasanya oleh-oleh tersebut berupa souvenir seperti gantungan kunci, tasbih, peci, sajadah, kosmetik, parfum, henna, dan sebagainya.

Aneka oleh-oleh umroh
Gambar: Aneka oleh-oleh umroh

Hal ini bisa menghemat waktu, jadi Sahabat tidak perlu sibuk tawar menawar lagi karena harganya sudah ditentukan. Jika Sahabat ingin membeli oleh-oleh yang lebih mahal, Sahabat bisa membeli oleh-oleh berupa kurma cokelat, gamis, atau abaya.

Untuk keperluan oleh-oleh, Sahabat bisa menyiapkan budget kira-kira 2 juta rupiah. Tergantung dari jenis barang yang dibeli dan jumlahnya.

4. Transportasi Tambahan

Akomodasi transportasi selama di Mekah dan Madinah memang sudah difasilitasi oleh travel umroh yang Sahabat pilih.

Namun, jika Sahabat ingin bepergian di luar program tour dari travel, Sahabat perlu merogoh kocek tambahan untuk biaya transportasinya. Misalnya, untuk naik taksi.

Budget transportasi tambahan yang diperlukan yaitu sekitar 500 ribu rupiah.

Dana darurat untuk uang saku umroh
Gambar: Dana darurat atau cadangan yang harus disiapkan saat umroh

Nah, dari kebutuhan sekunder di atas, kita jumlahkan uang saku yang perlu disiapkan yaitu sekitar 3.8 juta rupiah. Selain itu, Sahabat perlu menyiapkan dana cadangan sekitar 1 juta untuk kebutuhan tidak terduga.

Baca Juga: Ini 10 Risiko Umroh Backpacker, Jangan Tergiur Umroh Murah!

Jadi, total uang saku yang perlu disiapkan adalah sekitar 3.8 juta atau jika dibulatkan menjadi 4 juta rupiah. Uang saku ini di luar dari biaya paket umroh, biaya pembuatan paspor, dan biaya vaksin.

Sahabat juga bisa membuat perhitungan uang saku menggunakan rumus ini:

(Jumlah Hari Umroh x Pengeluaran Harian) + Dana Cadangan

Tips Menyimpan Uang Saku Umroh

Jangan lupa untuk menyimpan uang tunai Sahabat di tempat yang aman dan beberapa lokasi terpisah. Hal ini untuk mengantisipasi agar saat Sahabat kehilangan dompet (naudzubillah), Sahabat masih punya cadangan uang.

Sahabat juga dapat memanfaatkan kartu ATM, sehingga tidak membawa terlalu banyak uang tunai. Saat ini, kartu ATM yang berlogo Mastercard dan VISA sudah bisa diakses di seluruh dunia, termasuk di mesin ATM yang ada di Tanah Suci.

Itulah beberapa tips persiapan uang saku umroh yang bisa Sahabat bawa ketika ke Tanah Suci. Semoga bermanfaat ya, Sahabat!

7 Perbedaan Haji dan Umroh, Mana yang Harus Didahulukan?

7 Perbedaan Haji dan Umroh, Mana yang Harus Didahulukan?

Meski sama-sama dilaksanakan di Tanah Suci, ibadah haji dan umroh seringkali dianggap sama. Bahkan, banyak yang bingung ibadah mana yang didahulukan antara haji dan umroh. Padahal, banyak perbedaan haji dan umroh, termasuk dari segi rukun, hukum, kewajiban, dan tata cara pelaksanaannya.

Perbedaan haji dan umroh
Gambar: Perbedaan haji dan umroh, serta ibadah yang harus didahulukan

Perbedaan Haji dan Umroh

Berdasarkan makna dan cara pelaksanaannya, ada 7 perbedaan haji dan umroh:

1. Perbedaan Hukum

Pernahkah, dulu Sahabat Ventour mendapat PR hafalan rukun Islam di sekolah? Masih ingatkah, haji termasuk rukun Islam yang keberapa, ya?

Benar, haji merupakan rukun Islam yang kelima. Hukum menunaikan ibadah haji adalah wajib bagi yang mampu, seperti tertera di Q.S. Ali Imran ayat 97.

‎فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

Dari hadits pun disebutkan kewajiban haji hanya berlaku sekali seumur hidup.

“Haji itu wajibnya hanya satu kali, dan selebihnya adalah sunnah.” (H.R. Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah) 

Hukum umroh dan haji
Gambar: Hukum umroh dan haji

Sementara itu, ada perbedaan pandangan di kalangan ulama terkait umroh. Menurut mazhab Hanafi dan Maliki, hukum umroh yaitu sunnah. Namun, pada mazhab Syafi’i dan Hanbali, ibadah umroh merupakan wajib bagi yang mampu.

Lalu bagaimana Sahabat Ventour menyikapi hal ini?

Baca Juga: Kini Surat Rekomendasi Kemenag Bukan Lagi Syarat Umroh

Ada baiknya kita mengikuti pendapat ulama yang lebih umum, yaitu hukum umrah adalah sunnah, yang merujuk pada sebuah hadits:

“Nabi pernah ditanya mengenai umrah, Apakah umrah wajib? Beliau menjawab tidak, dan ketika kau umrah maka itu lebih baik bagimu.” (H.R. Tirmidzi).

2. Perbedaan Rukun

Ada beberapa perbedaan pada rangkaian amalan yang dikerjakan saat haji dan umroh. Rukun haji terdiri atas ihram, wukuf, tawaf ifadah, sai, tahallul, dan tertib.

Sedangkan rukun umroh hanya terdiri atas ihram, tawaf umrah, sai, dan tahallul. 

Wukuf haji di Arafah
Gambar: Wukuf haji di Arafah

Yang tidak dilakukan saat umroh adalah wukuf, di mana Sahabat Ventour akan berkumpul di Arafah. Selama wukuf, Sahabat Ventour bisa melakukan ibadah seperti zikir, membaca Al-Qur’an, berdoa, dan mendengarkan khutbah wukuf.

3. Perbedaan Kewajiban

Kewajiban haji dan umroh adalah rangkaian yang ibadah yang jika ditinggalkan tidak membatalkan haji dan umroh, tetapi wajib diganti dengan dam (denda).

Kewajiban haji terdiri atas niat ihram dari miqat (batas area batas area untuk melafazkan niat), menginap di Muzdalifah, menginap di Mina, tawaf wada’ (perpisahan), serta melempar jumrah.

Baca Juga: Kenali 5 Tempat Miqat yang Sering Dikunjungi Jemaah Umroh

Kewajiban haji melempar jumrah
Gambar: Kewajiban haji melempar jumrah

Sementara itu, kewajiban umroh hanya ada dua, yaitu niat ihram dari miqat dan menjauhi larangan-larangan ihram.

4. Perbedaan Waktu Pelaksanaan

Ibadah haji hanya dilaksanakan berdasarkan waktu yang ditetapkan dan hanya sekali dalam setahun.

“Bulan-bulan haji adalah Syawal, Zulqa’dah, dan 10 hari (pertama) Zulhijjah.” (HR. Bukhari)

Sementara itu, umroh merupakan ibadah yang tidak terikat oleh waktu. Umroh bisa dilaksanakan kapan saja atau sepanjang tahun, ya, Sahabat Ventour!

5. Perbedaan Tempat Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan ibadah haji dan umroh, ada perbedaan pada tempat pelaksanaan setelah miqat. 

Ibadah umroh dilaksanakan mulai dari miqat di Mekkah sesuai dengan tempat Sahabat Ventour berasal. Biasanya jamaah umroh Indonesia bertolak ke Mekkah dari Madinah, maka miqatnya di Bir Ali (untuk jamaah dari Madinah).

Tempat miqat di Masjid Bir Ali, Madinah
Gambar: Tempat miqat di Masjid Bir Ali, Madinah

Sedangkan ibadah haji dari Indonesia terbagi menjadi dua gelombang, yaitu gelombang pertama yang menuju Madinah baru ke Mekkah dan gelombang kedua yang langsung bertolak ke Mekkah.

Baca Juga: Persiapan Uang Saku Umroh, Berapa yang Harus Dibawa?

Untuk Sahabat Ventour yang datang dari Madinah, miqatnya tetap di Bir Ali. Namun, untuk Sahabat Ventour yang langsung menuju Mekkah, maka miqatnya bisa dilakukan di asrama haji atau di dalam pesawat sebelum berada di Qarnul Manazil atau Yalamlam. 

6. Perbedaan Makna

Dilihat dari segi makna, ibadah haji dan umroh memiliki perbedaan. Haji memiliki makna “al-qashdu” yang berarti mengunjungi Baitullah untuk melakukan amalan-amalan tertentu dan pada waktu tertentu (bulan haji).

Sedangkan umroh berasal dari kata “u’timar” yang artinya ziarah. Umroh dapat dimaknai sebagai kegiatan berziarah ke Baitullah dan melakukan tawaf di sekelilingnya, lalu sa’i antara Bukit Shafa dan dan Marwa, serta tahallul (mencukur rambut) tanpa wukuf di Arafah.

Umroh juga sering disebut dengan haji kecil, lho, Sahabat Ventour. Hal ini karena umroh merupakan ibadah haji yang dikurangi, yaitu tanpa wukuf.

7. Perbedaan Kekuatan Fisik Saat Menjalani Ibadah

Kesiapan fisik jamaah juga menjadi pembeda antara ibadah haji dan umroh.

Haji memerlukan rangkaian ibadah yang lebih panjang dan waktu yang lebih lama dibanding umroh, yaitu selama 40 hari. Berbeda dengan ibadah umroh yang biasanya dilaksanakan selama 9 hari. 

Maka, kekuatan dan kesiapan fisik jamaah haji lebih besar dibanding jamaah umroh.

Kesiapan fisik jamaah haji dan umroh
Gambar: Kesiapan fisik jamaah haji dan umroh

Antara Haji dan Umroh, Mana yang Harus Didahulukan?

Lalu, antara haji dan umroh, ibadah manakah yang harus didahulukan?

Pada dasarnya, haji dan umroh sama-sama ibadah yang dilakukan berdasarkan syarat istitha’ah (kemampuan).

Baca Juga: Catat! Persiapan Kesehatan, Obat, dan Vitamin yang Perlu Dibawa Saat Umroh

Jika kemampuan fisik, mental, finansial terpenuhi, maka ibadah yang didahulukan Sahabat Ventour adalah ibadah yang wajib terlebih dahulu, yaitu haji.

Namun, jika sudah lanjut usia dan masih harus menunggu antrian haji reguler yang sampai puluhan tahun, maka tidak masalah jika Sahabat Ventour melaksanakan umroh terlebih dahulu, dengan tetap memiliki niat berhaji dan segera melaksanakannya saat ada rezeki lebih dan kelapangan waktu untuk menunaikan haji plus atau haji furoda yang tanpa harus antri.

Jika Sahabat Ventour hanya memiliki budget untuk salah satu, yaitu antara umroh atau haji, maka pilihlah haji meski harus menunggu bertahun-tahun. Sebab, saat Sahabat Ventour mendaftarkan diri untuk haji, itu sudah terhitung sebagai ikhtiar dan niat untuk berhaji. Wallahu a’lam bish-shawab.

3 Alasan Lama Antrian Haji Ngaret Hingga Puluhan Tahun

3 Alasan Lama Antrian Haji Ngaret Hingga Puluhan Tahun

Pergi haji setidaknya sekali seumur hidup merupakan impian setiap muslim. Namun, permasalahan jemaah haji Indonesia dari tahun ke tahun selalu sama, yaitu daftar antrian haji yang menumpuk sehingga calon jemaah haji harus menunggu lama.

Lama antrian haji tahun 2023
Gambar: Lama antrian haji tahun 2023

Bahkan, dilansir dari situs Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah tahun 2022, lama antrian haji di Indonesia hampir menembus angka 98 tahun.

Lama antrian haji tahun 2022 di Kab. Bantaeng yaitu selama 98 tahun
Gambar: Lama antrian haji tahun 2022 di Kab. Bantaeng yaitu selama 98 tahun

Mengapa Lama Antrian Haji di Indonesia Mencapai Nyaris 100 Tahun?

Mengapa hal ini bisa terjadi? Banyak penyebab di balik lamanya masa tunggu antrian haji, diantaranya:

Pengurangan Kuota Jemaah Haji

Sahabat Ventour yang sudah mendaftarkan haji memang tidak bisa langsung diberangkatkan. Sahabat Ventour akan memperoleh nomor porsi dan harus masuk ke dalam daftar tunggu atau waiting list terlebih dulu. 

Baca Juga: 7 Perbedaan Haji dan Umroh, Mana yang Harus Didahulukan?

Sementara itu, dalam upaya pencegahan penyebarluasan virus COVID-19, Arab Saudi mengurangi kuota jemaah haji menjadi hanya 46% dari kuota normal. Kuota haji pada tahun 2022 yaitu 100.051, yang terdiri atas 92.825 kuota haji reguler dan 7.226 kuota haji khusus (furoda). 

Suasana haji tahun 2022
Gambar: Suasana haji tahun 2022

Kasubdit Siskohat Ditjen PHU, Hasan Afandi, menjelaskan bahwa lama antrian haji disebabkan bilangan pembagi berdasarkan pada kuota setiap tahunnya. Semakin berkurang kuota haji yang ditetapkan, maka semakin lama pula masa tunggunya.

Tidak Ada Keberangkatan Haji pada 2020 dan 2021

Tertundanya keberangkatan haji saat awal pandemi, tepatnya tahun 2020 dan 2021, berdampak pada masa tunggu jemaah haji yang semakin lama.

Masa tunggu yang semula 20 tahun bisa molor hingga dua kali lipatnya menjadi 40 tahun. Lama antrian haji yang semula 30 tahun menjadi 60 tahun dan seterusnya.

Baca Juga: Persiapan Uang Saku Umroh, Berapa yang Harus Dibawa?

Dampak pandemi terhadap kuota haji
Gambar: Dampak pandemi terhadap kuota haji

Ibadah Haji yang Berulang Kali

Tak sedikit orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan memiliki kemampuan ekonomi mapan, sehingga ingin menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya. Otomatis, hal tersebut akan mengakibatkan waiting list yang semakin panjang.

Rasulullah sebenarnya menganjurkan haji yang wajib dilakukan itu hanya sekali.

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Rasulullah SAW pernah berkhutbah di hadapan kami dan berkata, ‘Allah telah mewajibkan haji pada kalian.’ Lantas, Al Aqro’ bin Habis pun bertanya, ‘Apakah haji tersebut wajib setiap tahun?’ Beliau menjawab, ‘Seandainya iya, maka akan kukatakan wajib setiap tahun. Namun, haji cuma wajib sekali. Siapa yang lebih dari sekali, maka itu hanyalah haji yang sunnah’.” (H.R. Abu Daud)

Berapa Kuota Haji Tahun 2023?

Lantas bagaimana dengan kuota haji tahun ini?

Kabar baik, Sahabat! Menteri Agama RI telah menetapkan kuota haji Indonesia tahun 2023 ditambah hingga dua kali lipat dari tahun 2022.

Baca Juga: 7 Tips Memilih Travel Haji Plus yang Amanah

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah menandatangani Keputusan Menteri Agama KMA No. 189 tahun 2023 tentang Kuota Haji Indonesia tahun 1444 H/2023 M. 

Dalam KMA , ditetapkan kuota haji Indonesia tahun 2023 yaitu 221.000, terdiri atas 203.320 kuota haji reguler dan 17.680 kuota haji khusus.

Kabar ini bagaikan angin segar bagi Sahabat yang telah menunggu lama antrian haji hingga bertahun-tahun. Antrian haji setiap daerah dan provinsi menjadi berkurang sebagai dampak dari penambahan kuota haji tahun 2023.

Jadi Syarat Umroh, Simak Cara Download Sertifikat Vaksin Internasional

Jadi Syarat Umroh, Simak Cara Download Sertifikat Vaksin Internasional

Berdasarkan peraturan Kementerian Kesehatan Arab Saudi yang dikeluarkan pada bulan Oktober lalu, ada beberapa kelonggaran atau kemudahan syarat umroh. Salah satunya, pembebasan vaksin meningitis. Sementara itu, untuk vaksin COVID-19, calon jamaah umroh masih diwajibkan memiliki sertifikat vaksin internasional COVID-19 dengan dosis lengkap.

Sertifikat vaksin yang diakui oleh Arab Saudi yaitu sertifikat vaksin yang sesuai standar World Health Organization (WHO), berbeda dengan sertifikat vaksin biasa yang kita dapatkan setelah divaksinasi di Indonesia. 

Sertifikat vaksin internasional COVID-19
Gambar: Sertifikat vaksin internasional COVID-19

Sertifikat vaksin yang sesuai standar WHO memiliki bentuk QR code yang berbeda dengan QR code sertifikat vaksin Indonesia. Selain itu, dalam sertifikat tersebut, tertera nama, NIK, nomor paspor, tempat tanggal lahir, jenis vaksin yang digunakan, serta keterangan “Sertifikat Vaksinasi COVID-19 Internasional”.

Sertifikat vaksin ini dikeluarkan sebagai bukti telah menerima vaksinasi lengkap dan dapat diakui oleh seluruh negara. Sertifikat ini dapat digunakan Sahabat Ventour yang hendak melakukan perjalanan ke luar negeri, seperti umroh, haji, bekerja, belajar, atau sekadar liburan.

Baca Juga: 3 Alasan Lama Antrian Haji Ngaret Hingga Puluhan Tahun

Untuk mendapatkan sertifikat vaksin yang diakui oleh WHO, dapat dilakukan melalui aplikasi SATUSEHAT (sebelumnya PeduliLindungi). Pastikan Sahabat Ventour sudah mengunduh dan meng-update aplikasinya, ya!

Cara Download Sertifikat Vaksin Internasional untuk Umroh

Berikut cara untuk mendapatkan sertifikat vaksin sesuai standar WHO: 

1. Login aplikasi SATUSEHAT

2. Klik “Vaksin dan Imunisasi” pada menu utama

Panduan membuat sertifikat vaksin internasional di aplikasi SATUSEHAT

3. Klik “Riwayat & Sertifikat Vaksin” 

Cek riwayat dan sertifikat vaksin

4. Klik “Ubah Format Sertifikat” jika Sahabat sudah memiliki sertifikat vaksin minimal dosis kedua

Membuat sertifikat vaksin perjalanan luar negeri dengan format WHO

Baca Juga: 7 Perbedaan Haji dan Umroh, Mana yang Harus Didahulukan?

5. Pilih negara tujuan. Jika membuat sertifikat vaksin untuk umroh atau haji, pilih negara “Saudi Arabia”

Pilih negara tujuan "Saudi Arabia"

6. Pilih identitas sertifikat sesuai dengan nama Sahabat Ventour

Pilih identitas

7. Setelah itu, masukkan nomor paspor. Pastikan nama Sahabat sudah sesuai dengan nama yang tertera di paspor, ya!

Masukkan nomor paspor

8. Cek kebenaran informasi, apakah sudah sesuai dengan identitas Sahabat Ventour. Jika sudah, klik “Konfirmasi”

Baca Juga: Catat! Persiapan Kesehatan, Obat, dan Vitamin yang Perlu Dibawa Saat Umroh

9. Jika sertifikat berhasil dibuat, akan muncul muncul QR code sertifikat vaksin

10. Klik “Lihat Detail” untuk mengunduh sertifikat vaksin

Nah, itulah langkah-langkah untuk mendapatkan sertifikat vaksin internasional melalui aplikasi SATUSEHAT. Pastikan informasi dan data yang tertera sudah sesuai dengan data diri dan keterangan vaksin Sahabat Ventour, ya!

Hati-Hati Penipuan! Ini Cara Cek Izin Travel Umroh Resmi Kemenag!

Hati-Hati Penipuan! Ini Cara Cek Izin Travel Umroh Resmi Kemenag!

Maraknya penipuan berkedok travel umroh akhir-akhir ini ditunjukkan dari banyaknya aduan mengenai kasus gagal berangkat, penelantaran jamaah, hingga deportasi jamaah.

Bahkan, kasus penipuan ini berakibat pada hangusnya uang jamaah hingga ratusan miliar. Tak jarang hal ini disebabkan karena travel tersebut belum memiliki izin resmi dari Kementerian Agama. 

Kasus Penipuan Travel Ilegal

Pada bulan Juli 2022, 46 jamaah haji furoda asal Indonesia dikabarkan dideportasi karena travelnya ketahuan tidak memiliki izin resmi. Bahkan, 46 jamaah tersebut sempat terdampar di Jeddah, Arab Saudi sebelum dipulangkan paksa ke Indonesia.

Setelah travelnya diselidiki, ternyata travel tersebut tidak tercatat sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Haji (PPIH) dan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) di Kementerian Agama. Travel ini juga diketahui menggunakan alamat palsu, sehingga kantornya tidak ditemukan. Artinya, travel ini tidak berizin alias ilegal.

Kasus penipuan travel tak berizin ini disinyalir menyebabkan kerugian hingga 13 miliar rupiah.

Berdasarkan UU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah No. 8 Tahun 2019, travel yang tak berizin, namun nekat memberangkatkan jamaah bisa dijerat sanksi pidana maksimal 6 tahun dan denda hingga 6 miliar.

Baca Juga: Jadi Syarat Umroh, Simak Cara Download Sertifikat Vaksin Internasional

Terbukti pada tahun 2019, tiga travel umroh di Jawa Tengah dihentikan operasinya karena dinilai tak memiliki izin sebagai PPIU. Ada yang baru memiliki izin dari Pemda sebagai Biro Perjalanan Wisata dan hanya memiliki akta notaris. 

Sementara itu, travel umroh yang tidak memiliki izin PPIU ini tidak diperbolehkan menerima pendaftaran dan memberangkatkan jemaah umrah. Akhirnya izin operasional travel tersebut diberhentikan dan seluruh media promosinya dicabut.

Hal ini tentu membuat masyarakat menjadi lebih waspada dalam memilih travel umroh. Pastikan Sahabat Ventour hanya mempercayakan travel resmi yang telah terdaftar di Kementerian Agama, ya!

Cara Cek Izin Travel Umroh

Lantas bagaimana cara mengecek travel resmi yang sudah terdaftar dan berizin dari Kementerian Agama?

Ternyata caranya mudah banget, Sahabat Ventour!

Cek Izin Travel Umroh Melalui Situs Kementerian Agama

Cara cek izin travel umroh dari Kementerian Agama
Gambar: Laman pencarian Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) di situs Kementerian Agama

Baca Juga: 3 Alasan Lama Antrian Haji Ngaret Hingga Puluhan Tahun

Sahabat Ventour bisa mengunjungi situs simpu.kemenag.go.id.

Lalu ketik nama perusahaan travel di kolom pencarian yang tersedia dan klik tombol “Cari PPIU”. 

Jika travel yang benar-benar terdaftar resmi di Kementerian Agama, maka akan muncul informasi secara detail. Mulai dari nama perusahaan, nomor SK (nomor izin PPIU), status akreditasi, nama direktur, serta kontak dan alamat lengkap kantornya. 

Gambar: Tampilan pencarian “PT Ventura Semesta Wisata (Ventour)” sebagai PPIU di situs Kementerian Agama

Namun jika informasi ini tidak muncul di situs Kemenag, maka dapat dipastikan travel tersebut belum memiliki izin sebagai PPIU.

Cek Izin Travel Umroh Melalui Aplikasi “Umrah Cerdas”

Aplikasi Umrah Cerdas untuk cek izin travel umroh
Gambar: Aplikasi “Umrah Cerdas” yang dapat diunduh di Play Store

Baca Juga: 7 Perbedaan Haji dan Umroh, Mana yang Harus Didahulukan?

Cara kedua untuk mengecek izin travel umroh yaitu melalui aplikasi “Umrah Cerdas” yang dapat Sahabat Ventour unduh di Play Store.

Pertama, buka aplikasinya, lalu ke menu “PPIU”. Kemudian ketik nama perusahaan travel di kolom pencarian, yang nanti akan muncul informasi detail jika travel tersebut terdaftar di Kementerian Agama.

PT Ventura Semesta Wisata (Ventour) sebagai PPIU resmi Kemenag
Gambar: Tampilan pencarian “PT Ventura Semesta Wisata (Ventour)” sebagai PPIU di situs aplikasi “Umrah Cerdas”

Hanya dengan sekali klik dalam genggaman, Sahabat Ventour sudah bisa mengetahui apakah travelnya sudah memiliki izin resmi di Kementerian Agama atau belum.

Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi Sahabat Ventour yang ingin menjalankan umroh, agar dapat mengantisipasi kasus penipuan berkedok travel umroh.

Hukum Cicilan Umroh Agar Cepat Berangkat Umroh

Hukum Cicilan Umroh Agar Cepat Berangkat Umroh

Sahabat ingin pergi umroh, namun biayanya belum mencukupi? Untuk mewujudkan ibadah impian ke Tanah Suci memang butuh banyak biaya dan waktu untuk mengumpulkannya. Tak jarang, banyak yang menggunakan sistem cicilan umroh. Dengan cicilan umroh, skema biaya menjadi lebih tertata, serta bisa disesuaikan dengan budget yang Sahabat miliki.

Pembayaran umroh melalui sistem cicilan umroh
Gambar: Pembayaran umroh melalui sistem cicilan umroh

Dengan sistem cicilan umroh, Sahabat juga bisa berangkat umroh lebih dahulu, barulah membayar setelahnya dengan cara mengangsur setiap bulan. Periode atau jangka waktu cicilan bisa bervariasi, tergantung dari kemampuan dan budget.

Hukum Menggunakan Sistem Cicilan Umroh

Namun, dalam hukum Islam, apakah sistem cicilan umroh ini diperbolehkan? Yuk simak ulasan berikut!

Secara umum, transaksi secara kredit atau cicilan hukumnya halal selama tidak ada unsur riba, meski ada perbedaan harga antara harga tunai dan harga kredit.

Seperti dalam hadits Rasulullah:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ اشْتَرَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ يَهُودِيٍّ طَعَامًا بِنَسِيئَةٍ وَرَهَنَهُ دِرْعَهُ

Dari ‘Aisyah ra, ia berkata: “Rasulullah saw pernah membeli makanan dari seorang Yahudi dengan pembayaran diangsur dan beliau menggadaikan baju besinya.” (H.R. Bukhari)

Persiapan ibadah
Gambar: Hukum menggunakan sistem cicilan umroh

Baca Juga: Hati-Hati Penipuan! Ini Cara Cek Izin Travel Umroh Resmi Kemenag!

Allah SWT juga berfirman:

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapatkan peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya, dan urusannya terserah kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqarah: 275) 

Syarat Istitha’ah dalam Umroh dan Haji

Namun, ada beberapa ulama yang berpendapat lain. Seseorang baru memiliki kewajiban ibadah haji atau melakukan sunnah umroh jika telah memenuhi syarat istitha’ah (mampu).

Istitha’ah artinya mampu secara finansial untuk membiayai haji atau umroh, serta tidak memiliki utang. Artinya, mampu menanggung semua biaya perjalanan, mampu membiayai keluarga yang ditinggalkan di rumah, dan memiliki biaya hidup selama di Tanah Suci.

Syarat umroh yaitu istitha’ah (mampu)
Gambar: Syarat umroh yaitu istitha’ah (mampu)

Baca Juga: Jadi Syarat Umroh, Simak Cara Download Sertifikat Vaksin Internasional

Dalam Kitab Mawahib al-Jalil Syarh Mukhtashar Khalil disebutkan, jika ada seseorang yang pergi ke Tanah Suci dengan cara berutang, tapi sebenarnya ia tak mampu membayarnya, maka ia tak wajib berhaji atau melaksanakan sunnah umroh.

Pembayaran dengan Sistem Cicilan Umroh

Dengan sistem cicilan umroh dan biaya umroh Rp 30 juta, Sahabat bisa menyetor DP Rp 5 juta. Kemudian sisanya dicicil sesuai dengan skema cicilan. Seperti halnya mencicil barang, namun bukan di bank. Sebab, jika kita melakukan pembayaran kredit, terutama di bank konvensional, maka jatuhnya haram dalam Islam karena terdapat riba.

Untuk sistem cicilan umroh, sebaiknya hanya dilakukan di lembaga pembiayaan syariah yang telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jangan pernah melakukan skema cicilan umroh pada koperasi atau travel umroh bodong yang tidak berwenang untuk mengelola dana masyarakat.

Contohnya, pada kasus First Travel yang menginvestasikan dananya ke Koperasi Pandawa yang ternyata tak resmi dan tak diawasi oleh OJK. First Travel diduga menggunakan skema ponzi, atau gali tutup lubang dengan menjanjikan keberangkatan pada jemaah.

Jadi pastikan Sahabat hanya melakukan sistem cicilan umroh melalui lembaga pembiayaan syariah yang jelas diawasi oleh OJK, ya!

Pembayaran umroh melalui Amitra
Gambar: Pembayaran umroh melalui Amitra

Untungnya, Ventour Travel telah bekerja sama dengan Amitra, yaitu platform pembiayaan syariah yang memudahkan Sahabat untuk mengajukan pembiayaan umroh. Pembiayaan syariah melalui Amitra telah diatur sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional MUI serta diawasi langsung oleh OJK, sehingga aman dan terpercaya.

Baca Juga: Utsman bin Affan, Sahabat Nabi yang Hartanya Abadi

Berikut beberapa benefit yang Sahabat dapatkan jika melakukan pembiayaan syariah melalui Amitra:

  • Tanpa riba
  • Tanpa jaminan
  • Tanpa denda

Pembayaran dengan Sistem Tabungan Umroh

Selain itu, untuk menghindari penipuan umroh melalui sistem cicilan, cara terbaik agar bisa cepat berangkat umroh adalah dengan menabung umroh.

Tabungan umroh
Gambar: Tabungan umroh

Ventour Travel juga bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia untuk memudahkan Sahabat dalam menabung umroh.  Sahabat Ventour dapat memilih periode angsuran sesuai dengan skema yang diberikan Bank Syariah Indonesia. Semakin besar setoran per bulannya, tentu semakin cepat untuk mengejar target paket umroh yang direncanakan.

Itulah penjelasan tentang pembayaran umroh menggunakan sistem cicilan dan tabungan. Apapun metode pembayarannya, pastikan tidak ada riba di dalamnya dan sesuai dengan syariat ya, Sahabat. Agar ibadah umroh yang kita jalani nanti juga membawa keberkahan. Semoga membantu.

Aturan Terbaru Vaksin Meningitis untuk Jemaah Umroh dan Haji

Aturan Terbaru Vaksin Meningitis untuk Jemaah Umroh dan Haji

Di beberapa negara dengan endemik meningitis, termasuk Arab Saudi, vaksin meningitis diwajibkan demi mencegah penularan meningitis. Meningitis adalah penyakit radang selaput otak yang dapat menimbulkan komplikasi kesehatan hingga kematian.

Lantas bagaimana dengan jemaah umroh dan haji? Apakah masih diwajibkan untuk vaksin meningitis dan memiliki buku kuning?

Yuk kupas ulasannya berikut ini, Sahabat!

Apa Itu Penyakit Meningitis?

Penyebab meningitis kebanyakan dipicu oleh infeksi jamur, bakteri dan virus. Penyakit meningitis ini ternyata bisa menyebabkan cacat bahkan mengancam nyawa, lho, Sahabat Ventour!

Dilansir dari National Health Service UK, tak hanya orang dewasa yang bisa terkena meningitis, penyakit meningitis juga rentan dialami oleh anak-anak maupun bayi.

Penyakit meningitis yang menyerang selaput otak
Gambar: Penyakit meningitis yang menyerang selaput otak

Baca Juga: Hukum Cicilan Umroh Agar Cepat Berangkat Umroh

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada jemaah haji pada tahun 1987 yang tertular dari air liur unta. Meningitis disebabkan oleh virus dan mudah menular dengan cepat melalui batuk, bersin, dan air liur. 

Meningitis tercatat sebagai penyakit yang banyak terdapat di negara-negara sub-Sahara, Afrika Tengah, Timur Tengah, Australia, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Amerika Selatan. Di wilayah ini, tingkat kerentanan penyakit meningitis sekitar 0.3% hingga 3% kasus per 100.000 penduduk.

Negara-negara sub-Sahara atau African Meningitis Belt yang mewajibkan vaksin meningitis
Gambar: Negara-negara sub-Sahara yang termasuk African Meningitis Belt

Kasus Meningitis pada Jemaah Haji

Sejak kasus penularan pertama pada jemaah haji, akhirnya pemerintah Arab Saudi mewajibkan para jemaah haji dan umroh untuk melakukan vaksin meningitis sebelum memasuki negaranya. Vaksinasi meningitis diharapkan dapat menangkal virus/bakteri yang menyebabkan peradangan otak. Bahkan vaksin ini juga bermanfaat untuk menangkal penyakit lain, seperti HIV, tuberculosis, dan ebola.

Baca Juga: Hati-Hati Penipuan! Ini Cara Cek Izin Travel Umroh Resmi Kemenag!

Pentingnya vaksin meningitis untuk jemaah umroh dan haji
Gambar: Pentingnya vaksin meningitis

Aturan Terbaru Vaksin Meningitis untuk Jemaah Umroh dan Haji

Namun, sejak 9 November 2022, General Authority of Civil Aviation (GACA) sebagai otoritas penerbangan Arab Saudi sudah tidak lagi mewajibkan vaksinasi meningitis bagi jemaah umroh. Namun, vaksin ini masih diwajibkan bagi jemaah haji dan dianjurkan bagi jemaah dengan penyakit komorbid.

Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga memastikan vaksinasi meningitis sudah bukan menjadi persyaratan untuk keberangkatan jemaah umroh. Vaksin tersebut hanya diwajibkan bagi jemaah haji.

Baca Juga: Jadi Syarat Umroh, Simak Cara Download Sertifikat Vaksin Internasional

Cara Pencegahan Penyakit Meningitis

Namun, demi memelihara kesehatan, Sahabat Ventour tetap bisa melakukan vaksin meningitis sebelum keberangkatan umroh di RSUD maupun KKP terdekat. Selain melakukan vaksinasi, Sahabat Ventour juga dapat melakukan upaya pencegahan penyakit meningitis, seperti:

  • Menghindari asap rokok
  • Cuci tangan setiap kali beraktivitas
  • Tidak berbagi makanan atau barang pribadi
  • Selalu menggunakan masker
  • Memilih makanan yang matang atau telah dipasteurisasi