Al Ula adalah salah satu kota di Arab Saudi yang patut Sahabat kunjungi sebagai destinasi wisata alam dan budaya. Kota ini akan memukau Sahabat dengan keindahannya, menghadirkan perpaduan unik antara keanekaragaman lingkungan dan sejarah yang begitu bermakna.
Dengan Ventour Travel, sahabat dapat mengeksplorasi pesona kota Al-Ula melalui paket “Proven Landing Al Ula” dan “Mabrurah Landing Al Ula” yang dirancang khusus untuk memberikan pengalaman yang tak terlupakan.
Paket-paket ini menawarkan kesempatan bagi sahabat untuk menyaksikan keindahan alam yang menakjubkan dan warisan budaya yang kaya di Al-Ula, sambil menikmati layanan berkualitas tinggi dari Ventour Travel.
Keindahan Alam yang Menyerupai Kepala Gajah
Elephant Rock, yang dapat sahabat temukan di situs resmi Experience Alula, merupakan salah satu keajaiban geologi paling menakjubkan di AlUla. Dengan ketinggian mencapai 52 meter, bebatuan ini menjulang dramatis ke langit.
Bentuknya yang unik, mirip dengan kepala gajah lengkap dengan belalainya yang menyentuh tanah, membuatnya mudah dikenali dan menjadi alasan mengapa bebatuan ini disebut Elephant Rock.
Bentuk menakjubkan ini terbentuk dari proses erosi angin dan air yang berlangsung selama jutaan tahun. Dalam bahasa Arab, fenomena geologi ini dikenal sebagai Jabal AlFil. Sahabat bisa mengunjungi lokasi ini kapan saja—pagi, siang, atau sore—namun waktu terbaik untuk berfoto dengan latar belakang bebatuan ini adalah saat matahari terbenam.
Saat sunset, Jabal AlFil memancarkan keindahan yang luar biasa dengan warna-warni langit yang berpadu dengan bebatuan berbentuk gajah yang berubah menjadi merah yang menawan.
Tak hanya saat matahari terbenam, bahkan pada malam hari, bebatuan ini tampak semakin hidup dengan latar langit yang dipenuhi ribuan bintang. Jadi, sahabat, jika sahabat mencari pengalaman yang memukau, Elephant Rock adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan!
Cermin Megah yang Mengungkap Keindahan dan Warisan Al-Ula
Berdasarkan informasi dari situs Experience Alula, Maraya, yang dalam bahasa Arab berarti ‘cermin’ atau ‘refleksi’, adalah sebuah karya seni yang sangat memukau dan terletak di ngarai gurun Lembah Ashar.
Struktur yang menawan ini dirancang sedemikian rupa sehingga seolah-olah menyatu dengan lingkungan sekitarnya, menciptakan ilusi seperti fatamorgana dari pasir.
Dengan 9.740 panel cermin, Maraya tidak hanya mencerminkan keindahan Al Ula tetapi juga dinyatakan oleh Guinness World Records sebagai bangunan cermin terbesar di dunia.
Selain berfungsi sebagai refleksi keindahan alam, Maraya juga merayakan peran penting wilayah ini dalam sejarah sebagai pusat pertemuan budaya selama bertahun-tahun. Panel-panel cermin ini bukan hanya sekadar karya seni kontemporer, tetapi juga merupakan gambaran dari warisan luar biasa daerah tersebut.
Selain itu, Maraya berfungsi sebagai tempat serbaguna yang turut mendukung perkembangan budaya Al Ula di kancah global. Jadi, sahabat, jika sahabat ingin merasakan kombinasi unik antara seni dan sejarah, Maraya adalah tempat yang wajib dikunjungi!
Keajaiban Arkeologi dengan Makam-Makam Bersejarah di Pegunungan
Al-Khuraibah adalah salah satu situs arkeologi paling penting di daerah ini. Di sini, sahabat dapat menjelajahi berbagai makam yang diukir langsung ke dalam pegunungan, masing-masing dengan karakteristik uniknya.
Beberapa makam memiliki desain sederhana, dipotong dari batu dengan tempat pemakaman berbentuk persegi panjang di dinding dan lantai. Interior makam ini mirip dengan yang ada di Mada’in Saleh, tetapi lebih awal dibuat dan dirancang dengan lebih teliti serta dihiasi dengan ornamen yang lebih rumit.
Ada juga makam dengan ruang kubik kecil yang hanya dapat menampung dua jenazah. Ukurannya biasanya sekitar dua meter panjang, enam puluh hingga delapan puluh sentimeter lebar, dan tujuh puluh hingga seratus sentimeter tinggi.
Selain itu, sahabat akan menemukan rongga persegi panjang sederhana yang diukir dalam batu, dirancang untuk menampung satu jenazah. Salah satu makam terkenal dari jenis ini adalah Maqaabirul Usuud atau Makam Singa, yang menampilkan dua pasang singa yang diukir di setiap sisinya.
Keindahan dan kerumitan ukiran ini memberikan pandangan yang memukau mengenai seni dan warisan budaya yang kaya di Al-Khuraibah. Jadi, jika sahabat tertarik pada sejarah dan arkeologi, situs ini pasti akan menawarkan pengalaman yang tak terlupakan!
Melestarikan Warisan dan Menghidupkan Budaya dalam Harmoni Tradisi di Old Town Al Ula
Di dalam Desa Kota Tua AlUla, sahabat akan menemukan lebih dari 900 bangunan tradisional yang terbuat dari batu bata lumpur, dan sekitar 100 di antaranya telah dipugar dengan menggunakan metode bangunan tradisional.
Desa ini juga dikenal dengan distrik Seni yang sedang berkembang, yang berpusat di sekitar Sekolah Perempuan Tua Madrasat Adeera. Sekolah ini telah direnovasi dan kini menjadi tempat bagi para wanita untuk belajar tembikar, pembuatan perhiasan, dan kerajinan tangan tradisional, yang kemudian dijual di toko-toko wisata di Kota Tua.
Selain itu, Desa Kota Tua AlUla juga melestarikan warisan budaya takbenda seperti tradisi tarian, musik, puisi, dan mendongeng. Warisan ini dihidupkan kembali melalui pertunjukan popup dan perayaan budaya yang sering diadakan di Kota Tua, menawarkan sahabat kesempatan untuk merasakan kehangatan budaya lokal.
Ekosistem unik desa ini menciptakan iklim mikro yang mendukung pertanian sepanjang tahun. Hal ini memungkinkan para petani untuk menanam berbagai jenis tanaman, yang meningkatkan ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Praktik pertanian dan peternakan tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi di pertanian AlJadidah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari di sini. Jadi, sahabat, jika sahabat ingin menyelami kekayaan warisan budaya dan alam yang tak tertandingi, Kota Tua AlUla adalah destinasi yang wajib dikunjungi!