Saat menjalankan ibadah haji, sahabat, kemampuan fisik dan kesehatan (istithaah) menjadi hal yang sangat penting. Baik Pemerintah Arab Saudi maupun Indonesia telah menetapkan bahwa istithaah kesehatan adalah syarat wajib bagi jemaah yang akan menunaikan haji.
Istithaah kesehatan haji ini merujuk pada kemampuan fisik dan mental seseorang untuk melaksanakan ibadah haji tanpa membahayakan diri sendiri atau orang lain. Artinya, sahabat harus memiliki kondisi kesehatan yang baik dan mampu menjalani berbagai aktivitas fisik yang cukup menantang selama haji.
Mengapa ini penting? Ibadah haji melibatkan banyak kegiatan fisik seperti berjalan jauh, berdiri dalam waktu lama, serta berdesakan dengan jutaan jemaah lainnya. Kondisi kesehatan yang prima sangat diperlukan agar sahabat bisa menjalankan ibadah ini dengan aman dan terhindar dari risiko kesehatan serius. Ketentuan ini diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Nomor 83 Tahun 2024, yang juga mengatur teknis pelaksanaan pembayaran pelunasan Bipih Reguler Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi.
Syarat Istitha’ah untuk Menunaikan Ibadah Haji yang Lancar
Beberapa syarat kesehatan yang perlu sahabat penuhi agar dianggap memenuhi istitha’ah haji antara lain:
- Bebas dari penyakit menular atau kronis
Sahabat tidak boleh menderita penyakit yang bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain, seperti penyakit menular atau kondisi kronis yang tidak terkendali. - Kondisi fisik yang kuat
Ibadah haji memerlukan stamina dan daya tahan tubuh yang baik. Sahabat perlu memiliki fisik yang prima untuk bisa menjalani seluruh rangkaian ibadah dengan lancar. - Mampu mengelola penyakit dengan baik
Jika sahabat memiliki kondisi kesehatan tertentu, pastikan penyakit tersebut dapat dikelola dengan baik sehingga tidak mengganggu pelaksanaan ibadah haji.
Baca Juga : Waspada Penipuan! Kemenag Tak Pernah Adakan Undian Umrah Gratis
11 Penyakit yang Membatasi Istitha’ah Kesehatan Ibadah
Terdapat beberapa kondisi kesehatan yang membuat seseorang dianggap belum memenuhi syarat istitha’ah untuk melaksanakan ibadah haji.
Berikut ini adalah 11 penyakit yang perlu sahabat perhatikan:
- Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah di jantung mengalami penyempitan atau penyumbatan, sehingga aliran darah ke jantung menjadi terhambat. Kondisi ini bisa memicu serangan jantung mendadak yang sangat berisiko, terutama saat menjalani ibadah haji yang membutuhkan aktivitas fisik cukup berat. - Hipertensi Tidak Terkontrol
Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang tidak terkendali dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Dengan banyaknya aktivitas fisik dan potensi stres selama haji, penting bagi sahabat memastikan tekanan darah sahabat dalam kondisi terkendali sebelum berangkat. - Diabetes Mellitus Tidak Terkontrol
Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi, masalah ginjal, dan gangguan penglihatan. Pengelolaan diabetes yang kurang baik bisa membuat ibadah haji menjadi tidak lancar dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan lainnya. - Penyakit Paru Kronis (COPD)
COPD, atau penyakit paru obstruktif kronis, membuat sahabat kesulitan bernapas karena adanya penyempitan saluran udara. Aktivitas fisik yang intens selama haji dapat memperburuk gejala, sehingga penting untuk mempertimbangkan kondisi ini dengan serius. - Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kondisi di mana ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik untuk membuang zat-zat sisa tubuh. Sahabat yang membutuhkan perawatan seperti dialisis mungkin akan mengalami kesulitan selama haji karena perawatan ini sulit dilakukan di sana. - Gangguan Mental Berat
Gangguan mental seperti skizofrenia atau gangguan bipolar yang tidak terkontrol bisa mengganggu sahabat dalam menjalankan ibadah haji dengan baik. Kondisi ini bisa memicu perilaku yang tidak terduga dan berisiko, baik untuk sahabat maupun jamaah lainnya. - Penyakit Menular Aktif
Penyakit menular seperti tuberkulosis atau hepatitis B dan C yang belum ditangani dengan baik dapat menyebar ke jamaah haji lain. Oleh karena itu, penderita penyakit menular aktif disarankan untuk menunda keberangkatan hingga kondisi kesehatannya lebih baik. - Kanker Stadium Lanjut
Pasien dengan kanker stadium lanjut biasanya memiliki kondisi fisik yang sangat lemah dan memerlukan perawatan intensif. Perjalanan jauh serta aktivitas fisik yang berat selama haji bisa memperburuk kondisi ini, sehingga perlu pertimbangan lebih lanjut. - Penyakit Autoimun Tidak Terkontrol
Penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius. Sahabat perlu penanganan medis yang intensif untuk memastikan kesehatan tetap terjaga selama ibadah haji. - Stroke
Sahabat yang baru saja mengalami stroke mungkin masih dalam tahap pemulihan dan memerlukan perawatan yang intensif. Risiko stroke berulang juga cukup tinggi, sehingga mereka yang baru pulih dari stroke dianggap belum memenuhi syarat kesehatan untuk berangkat haji. - Epilepsi Tidak Terkontrol
Epilepsi yang tidak terkontrol dengan baik bisa menyebabkan kejang tiba-tiba, yang tentu sangat berbahaya, terutama di tengah keramaian jamaah. Pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan kondisi sahabat tetap aman selama melaksanakan ibadah haji.
Semoga penjelasan ini membantu sahabat dalam memahami lebih baik tentang kondisi-kondisi kesehatan yang perlu diperhatikan sebelum menunaikan ibadah haji!