Layanan Penyimpanan Barang untuk Kenyamanan Ibadah Umroh di Dua Masjid Suci
Arab Saudi baru saja meluncurkan rencana inovatif untuk menyediakan layanan penyimpanan barang bawaan dan barang-barang pribadi bagi jamaah umroh atau haji yang sedang beribadah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Dilansir dari Gulfnews, Otoritas Umum Saudi untuk Perawatan Dua Masjid Suci menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan menciptakan lingkungan ibadah yang lebih aman dan nyaman. Mereka pun telah mulai menerima aplikasi dari pihak yang ingin terlibat dalam proyek ini, yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman jamaah dengan mengadopsi solusi terbaik, baik lokal maupun global.
Mengutamakan Keamanan Barang untuk Kenyamanan Saat Ibadah
Proyek ini memiliki tujuan utama yang sangat jelas, yaitu menciptakan sistem penyimpanan terpadu yang dirancang khusus untuk menampung berbagai jenis barang bawaan dan barang pribadi sahabat. Sistem ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman yang lebih tinggi bagi sahabat selama menjalani ibadah.
Selain memudahkan sahabat dalam menyimpan barang-barang penting, proyek ini juga berfokus pada pengelolaan penyimpanan yang terorganisir dan profesional, sehingga sahabat bisa tenang dan fokus sepenuhnya pada ibadah tanpa merasa khawatir soal keamanan barang.
Keunggulan lainnya, dengan adanya sistem penyimpanan yang praktis dan mudah diakses, sahabat tidak perlu repot mencari atau membawa barang-barang sepanjang waktu, yang tentu saja akan membuat perjalanan ibadah menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. Semuanya didesain untuk memberikan pengalaman ibadah yang lebih maksimal bagi sahabat, tanpa gangguan atau rasa khawatir.
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi baru-baru ini mengeluarkan aturan baru yang melarang pelaksanaan akad nikah di Masjidil Haram, Makkah, dan Masjid Nabawi, Madinah, bagi warga negara Indonesia (WNI) yang datang menggunakan visa haji atau umrah.
Aturan ini berlaku untuk akad nikah baik di dalam maupun di luar kedua masjid suci tersebut.
Larangan ini disampaikan melalui Kementerian Luar Negeri Arab Saudi cabang Provinsi Makkah Al Mukarramah, sebagai tanggapan atas pertanyaan yang sering diajukan oleh para WNI kepada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah.
Alasan Dilarangnya Akad Nikah di Tanah Suci
Arab Saudi berharap aturan ini dapat dipahami dan dipatuhi oleh seluruh jamaah, termasuk WNI yang tengah menjalani ibadah haji atau umrah.
Pemerintah Saudi menginginkan agar fokus jamaah tetap tertuju pada ibadah, bukan pada kegiatan lain seperti pernikahan. Selain itu, larangan ini juga bertujuan untuk menjaga kesucian dan ketertiban kedua masjid yang sangat dihormati oleh umat Islam di seluruh dunia.
Menanggapi kebijakan ini, KJRI Jeddah turut mengimbau agar seluruh masyarakat Indonesia yang hendak melaksanakan ibadah haji atau umrah dapat mematuhi aturan yang berlaku.
Hal ini demi menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama, baik bagi para jamaah maupun pihak berwenang di Arab Saudi.
Bagi sahabat yang berencana melakukan akad nikah di Tanah Suci akan tetap diperbolehkan, namun dengan syarat tidak dilakukan di dalam atau sekitar pelataran Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Jika sahabat ingin melangsungkan akad nikah di Mekkah atau Madinah, bisa memilih tempat yang sesuai, seperti ballroom hotel atau conference hall terdekat. Dengan begitu, sahabat tetap dapat merayakan momen istimewa di Tanah Suci sambil mematuhi aturan yang berlaku dan menjaga keberkahan ibadah.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi baru-baru ini mengeluarkan peraturan baru yang berkaitan dengan kunjungan para jemaah ke Masjid Nabawi, yang tentunya penting bagi sahabat yang merencanakan ibadah di sana.
Berdasarkan informasi yang dilansir oleh Arabian Business pada Kamis, 4 September 2023, peraturan ini pertama kali diumumkan melalui akun resmi kementerian di media sosial pada akhir Agustus 2024.
Larangan Barang Bawaan Besar dan Fasilitas Penyimpanan Aman di Masjid Nabawi
Peraturan tersebut mengatur bahwa para jemaah tidak diperbolehkan membawa barang bawaan berukuran besar, seperti koper, ke dalam area masjid. Selain itu, barang-barang kecil pun tidak diizinkan dibawa ke tempat salat, sehingga sahabat diharapkan untuk memperhatikan aturan ini agar kenyamanan dan ketertiban di dalam masjid tetap terjaga.
Sebagai solusinya, pihak pengelola Masjid Nabawi telah menyediakan fasilitas loker yang dapat digunakan oleh para jemaah untuk menyimpan barang-barang kecil mereka dengan aman sebelum memasuki area salat.
Fasilitas ini akan sangat membantu sahabat dalam menjalankan ibadah dengan lebih tenang, tanpa perlu khawatir tentang tempat penyimpanan barang-barang pribadi.
“Agar kunjungan jemaah aman dan terorganisir saat ke Masjid Nabawi, kami meminta agar jemaah mematuhi peraturan terkait penyimpanan bagasi,” tulis Kementerian dalam sebuah pernyataan
Dengan adanya peraturan baru ini, diharapkan kenyamanan dan ketertiban selama beribadah di Masjid Nabawi dapat lebih terjaga, serta memberikan pengalaman spiritual yang lebih khusyuk bagi setiap jemaah.
Pembatas Kuningan Emas untuk Menjaga Warisan Arsitektur Klasik
Pada bulan April lalu, sebagaimana dilaporkan oleh Gulf News, Kerajaan Arab Saudi telah melakukan pembaruan penting di Masjid Nabawi dengan memasang pembatas baru yang berkilau dan elegan, terbuat dari kuningan berlapis emas.
Sebelumnya, ruang suci tersebut dipagari menggunakan kayu sederhana. Namun, pejabat setempat menjelaskan bahwa pemasangan pembatas baru ini bertujuan untuk menjaga dan melestarikan identitas visual serta pola arsitektur klasik dari masjid yang sangat dihormati ini.
Desain dari pembatas baru ini terinspirasi oleh keindahan bagian depan kamar Nabi Muhammad, Raudhah, serta kabin yang digunakan untuk menyimpan mushaf Al-Qur’an.
Dengan panjang sekitar 87 meter, pembatas ini membingkai ruang suci dengan indah, memberikan kesan kemegahan dan ketenangan melalui material kuningan murni yang berkilauan di bawah cahaya. Jadi, sahabat, langkah ini diambil tidak hanya untuk mempercantik, tetapi juga untuk memperkuat nilai historis dan spiritual dari Masjid Nabawi yang begitu istimewa.
Jadi, sahabat, langkah ini diambil tidak hanya untuk mempercantik, tetapi juga untuk memperkuat nilai historis dan spiritual dari Masjid Nabawi yang begitu istimewa.
Semoga, dengan adanya pembaruan ini, sahabat yang berkunjung dapat merasakan atmosfer yang lebih khusyuk dan mendalam, sekaligus menikmati keindahan arsitektur yang penuh makna ini.
Arab Saudi memperkenalkan sebuah museum dengan visualisasi di Madinah yang benar-benar unik dan menarik, Pada tanggal 27 Maret 2024. Museum ini dinamakan As Safiyyah, dan lokasinya sangat strategis, hanya beberapa langkah dari Masjid Nabawi di Madinah.
Di sini, sahabat dapat menemukan berbagai macam koleksi yang dipresentasikan dengan cara yang begitu memukau, sehingga menambah wawasan dan pengalaman spiritual selama berada di tanah suci. Museum As Safiyyah ini memang dirancang untuk menjadi salah satu daya tarik baru yang patut sahabat kunjungi saat berziarah di kota Madinah.
Wisata Edukasi dan Budaya di Dekat Masjid Nabawi
Dilansir laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), Museum As Safiyyah, yang terletak di dekat pintu gerbang 303 Masjid Nabawi, Madinah, merupakan destinasi yang tak boleh dilewatkan oleh sahabat yang singgah di kota suci ini. Lokasinya yang strategis memudahkan para jemaah untuk terlebih dahulu menikmati kunjungan ke museum ini sebelum melanjutkan ibadah mereka di Masjid Nabawi.
Museum dan Taman Al-Safiyyah ini menjadi contoh sempurna dari perpaduan antara wisata budaya dan edukasi dengan sentuhan hiburan yang menarik. Dengan berbagai elemen inovatif yang ditawarkan, museum ini mampu memperkaya pengalaman para pengunjung, menjadikan kunjungan ke Kota Madinah semakin berkesan dan mendalam.
Terhampar di lahan seluas lebih dari 4.400 meter persegi, Museum dan Taman Al-Safiyyah berdiri megah di bagian selatan tengah dari Masjid Nabawi. Proyek ini tidak hanya menawarkan taman budaya yang indah dan area pameran museum yang canggih dengan teknologi audiovisual terintegrasi, tetapi juga menyediakan berbagai fasilitas komersial dan rekreasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan sahabat selama berada di sana.
Arsitektur Museum Al-Safiyyah mencerminkan warisan budaya Madinah dengan desain yang penuh estetika. Kebun palem yang disusun bertingkat, dilengkapi dengan kolam dan air mancur, menciptakan suasana yang sejuk dan memikat bagi setiap pengunjung yang datang.
Museum ini resmi dibuka pada akhir Maret, tepatnya pada 16 Ramadan 1445 H, dan mulai menerima pengunjung umum sejak 27 Ramadan 2024. Meski baru saja dibuka, museum ini telah menjadi magnet bagi puluhan ribu pengunjung yang datang dari 80 negara di seluruh dunia. Setiap sudutnya menawarkan sesuatu yang spesial, membuat setiap langkah yang sahabat ambil di museum ini penuh dengan makna dan kenangan indah.
Fasilitas Modern dan Inovatif di Museum Al-Safiyyah Madinah
Museum As Safiyyah ini menawarkan beragam fasilitas yang dirancang untuk memperkaya pengetahuan para pengunjungnya. Salah satu daya tarik utama adalah fasilitas yang menyajikan gambaran proses penciptaan alam semesta dengan konsep yang sangat futuristik, lengkap dengan teknologi audio-visual yang mutakhir.
Musa Yazid Attamimi, seorang mahasiswa asal Jawa Barat yang kini bertugas sebagai penerjemah di Museum As Safiyyah, menjelaskan bahwa museum ini dibangun dengan teknologi canggih yang sangat mengesankan.
“Insyaallah museum ini menggunakan teknologi yang luar biasa. Ada video dan audio yang sudah benar-benar kita setting untuk memberikan pengaruh kepada jemaah yang datang ke dalam museum ini. Insyaallah menjadi konten yang sangat bermanfaat,” ungkap Musa.
Lebih jauh, Musa juga menambahkan bahwa letak Museum As Safiyyah sangat strategis karena berada dekat dengan hotel-hotel yang ditempati oleh para jemaah haji Indonesia.
Kedekatan ini menjadi salah satu faktor yang membuat museum ini menarik perhatian para jemaah untuk dikunjungi. Dengan lokasi yang mudah dijangkau, sahabat pun dapat dengan mudah menikmati pengalaman belajar yang kaya dan mengesankan di Museum As Safiyyah.
Fasilitas dan Koleksi Menarik di Museum As Safiyyah Madinah
Museum As Safiyyah memerlukan waktu sekitar enam tahun untuk proses pembangunannya. Museum ini menghadirkan visualisasi yang memukau tentang penciptaan alam semesta serta memberikan gambaran kehidupan di akhir zaman.
“Dalam perjalanan selama kurang lebih 35 menit, kita akan dibawa menyusuri berbagai keajaiban tentang penciptaan alam semesta, fase-fase kehidupan manusia, kehidupan para nabi, hingga gambaran tentang akhir zaman, termasuk hari kiamat,” ungkap Musa.
Museum ini juga memiliki koleksi artefak yang menarik, seperti fosil dan bebatuan dari zaman purba. Selain itu, terdapat replika manuskrip Al-Qur’an pertama yang ditulis pada masa sahabat Rasulullah SAW, Utsman bin Affan RA.
“Ada juga replika manuskrip Al-Qur’an yang pertama kali ditulis di zaman Utsman bin Affan RA. Tak hanya itu, ada replika Gua Hira dengan skala 1:1, jadi sangat mirip dengan yang aslinya,” tambahnya.
Di sini, sahabat bisa menambah pengetahuan dan wawasan. Saat berada di Madinah, museum ini bisa menjadi pilihan destinasi yang menarik bagi sahabat yang sedang menunggu keberangkatan ke Makkah untuk puncak musim haji.
Untuk memasuki museum ini, sahabat perlu membeli tiket seharga 20 Riyal atau sekitar Rp 85.000 per orang (kurs Rp 4.256). Anak-anak di bawah enam tahun tidak dikenakan biaya. Sedangkan untuk kelompok pengunjung yang terdiri dari lima orang atau lebih, akan mendapatkan diskon sehingga harga tiket menjadi 10 Riyal per orang.
Museum As Safiyyah buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 23.30 WAS. Bagi sahabat yang sedang berada di Madinah, kunjungan ke museum ini bisa menjadi momen berharga sambil menunggu jadwal menuju Makkah.
Masjid Nabawi, yang berada di jantung kota Madinah, bukan hanya menjadi salah satu masjid terbesar di dunia, tetapi juga merupakan tempat suci kedua bagi umat Islam setelah Masjidil Haram. Setiap tahunnya, jutaan jemaah dari berbagai penjuru dunia datang untuk beribadah di sini.
Karena area masjid yang begitu luas dan kompleks, sangat penting bagi sahabat untuk mengetahui gerbang mana yang sebaiknya digunakan agar tidak kebingungan saat berada di sana. Jangan khawatir, terdapat banyak petugas dan penunjuk arah yang siap membantu sahabat.
Selain itu, sahabat juga bisa memanfaatkan peta digital atau aplikasi khusus untuk memudahkan navigasi di sekitar masjid ini, sehingga perjalanan ibadah sahabat bisa berjalan lebih lancar dan khusyuk.
Mengenal Warna dan Nomor Pintu Gerbang Masjid Nabawi
Masjid Nabawi memiliki 69 gerbang yang ditandai dengan warna dan nomor, dirancang untuk memudahkan navigasi bagi para jemaah.
Gerbang-gerbang ini tersebar di berbagai sisi masjid, dengan setiap warna menandai area tertentu. Gerbang ungu, satu-satunya gerbang dengan warna tersebut, terletak di timur laut dekat Masjid Ghamamah dan Masjid Abu Bakar.
Di sisi timur, gerbang berwarna oranye mengarah ke Pasar Bilal dan Taman Saqifah Bani Saidah. Sementara itu, gerbang merah yang terletak di sisi selatan menghubungkan jemaah ke area pertokoan, pusat perbelanjaan, dan hotel-hotel yang sering diinapi oleh jemaah Indonesia.
Di sisi barat, gerbang biru berada di dekat pemakaman Baqi’ atau Jannatul Baqi’, tempat para jemaah bisa berziarah ke makam keluarga dan sahabat Nabi Muhammad SAW. Gerbang ini juga sering menjadi titik kumpul jemaah Indonesia sebelum memasuki Raudhah.
Terakhir, gerbang hijau yang terletak di sisi utara, dekat dengan makam Rasulullah SAW, menjadi jalur utama bagi jemaah yang ingin berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Penandaan warna dan nomor ini sangat membantu jemaah dalam mengenali dan mengakses berbagai bagian dari Masjid Nabawi dengan lebih mudah.
Pentingnya Mengenali Warna dan Nomor Gerbang di Masjid Nabawi
Dengan mengenali warna dan nomor gerbang, sahabat akan lebih mudah menemukan arah menuju tempat yang dituju, berjanji temu dengan pasangan atau teman, serta menghindari kebingungan di area yang luas ini. Setiap gerbang memiliki peran dan tujuan khusus, yang menghubungkan sahabat dengan berbagai lokasi penting di dalam dan sekitar Masjid Nabawi.
Selain itu, mengetahui gerbang yang sesuai juga akan membantu sahabat kembali ke penginapan atau berkumpul dengan rombongan setelah beribadah.
Sebagai contoh, bagi sahabat yang menginap di hotel-hotel di sisi selatan, akan lebih praktis untuk menggunakan gerbang merah saat masuk dan keluar dari masjid.
Simak Tips Praktis Agar Tidak Tersesat
Saat memasuki masjid, pastikan sahabat mencatat nomor gerbang yang digunakan. Ini akan sangat membantu sahabat dalam menemukan jalan yang tepat. Sebagai alternatif, sahabat bisa memanfaatkan warna gerbang sebagai penanda visual yang mudah diingat. Jika sahabat kesulitan mengingat nomor, fokuslah pada warna gerbang.
Manfaatkan juga Google Maps atau aplikasi peta digital di ponsel untuk menandai lokasi Masjid Nabawi, yang akan mempermudah navigasi. Namun, perlu diingat bahwa jika internet sahabat agak lambat atau baterai ponsel rendah, akurasinya mungkin sedikit terpengaruh.
Jika sahabat bepergian dengan rombongan, ikuti petunjuk dari ketua rombongan, petugas kloter, atau muthawwif, karena mereka biasanya sudah familiar dengan lokasi dan jalur yang tepat. Namun apabila sahabat bepergian sendiri, carilah petugas haji Indonesia yang berjaga di sekitar Masjid Nabawi. Mereka biasanya mengenakan rompi hitam dengan baju putih berkerah batik dan memiliki tulisan “Petugas Haji Indonesia” di bagian belakangnya. Mereka akan siap membantu sahabat yang mungkin merasa tersesat.
Karena itu, penting sekali bagi jemaah untuk mengenali warna dan nomor gerbang di Masjid Nabawi agar mereka tidak kebingungan dan dapat menjalankan ibadah dengan nyaman.
Masjid Nabawi memiliki area yang sangat luas dan kompleks, sehingga mengetahui informasi tentang gerbang-gerbang ini akan membantu jemaah fokus beribadah tanpa khawatir tersesat di dalam masjid. Dengan memanfaatkan informasi tersebut, sahabat dapat merasa lebih tenang dan siap menghadapi pengalaman ibadah yang khusyuk.
Selain menjalankan rangkaian ibadah umroh di Masjidil Haram, momen ziarah ke destinasi wisata maupun tempat bersejarah di Mekkah dan Madinah juga tak boleh dilewatkan.
Salah satunya Madinah, yaitu kota suci umat Islam yang dijaga oleh para malaikat dan merupakan tempat tujuan Rasulullah Saw. berhijrah.
Selama di Madinah, Sahabat bisa berwisata menjelajahi kota. Bahkan ada salah satu tempat di Madinah yang memiliki keutamaan mulia setara dengan menjalankan ibadah umroh.
Jika Sahabat umroh bersama Ventour Travel, Sahabat akan diajak city tour Madinah dengan menggunakan executive bus. Selama perjalanan, Sahabat akan diberi snack dan air mineral. Jadi Sahabat tidak perlu khawatir merasa lapar atau lelah.
Saat di perjalanan, Muthowif akan memberikan arahan dan menjelaskan kisah historis destinasi-destinasi yang akan dikunjungi.
Quba: Masjid Penuh Kemuliaan di Madinah
Pertama, Sahabat akan diajak berziarah ke Masjid Quba. Masjid Quba merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah Saw. saat tiba di Madinah pada tahun 1 Hijriah atau 622 Masehi.
Masjid ini menyimpan keutamaan yang sangat mulia. Jika Sahabat melaksanakan shalat dua raka’at di Masjid Quba, insya Allah akan mendapatkan pahala seperti pahala umroh. Seperti halnya hadits Rasulullah Saw.:
“Barangsiapa yang bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu sholat di dalamnya dengan suatu sholat, baginya seperti pahala orang yang melaksanakan umroh.”
Setelah itu, Sahabat akan diajak mengunjungi perkebunan dan toko kurma. Kota Madinah memang terkenal dengan produksi kurmanya dengan beragam varian dan kualitas terbaik.
Kebun kurma yang dikunjungi merupakan kebun kurma yang sudah tidak produktif, namun disulap menjadi tempat penjualan berbagai varian kurma dan produk olahan kurma.
Jabal Uhud: Gunung Terbesar di Madinah
Destinasi selanjutnya yang dikunjungi yaitu Jabal Uhud.
Jabal Uhud, sebuah gunung batu raksasa yang berwarna kemerahan, merupakan lokasi pertempuran kedua antara Rasulullah Saw. bersama para sahabat melawan kaum kafir Quraisy. Dalam pertempuran tersebut, gugur 70 orang syuhada, diantaranya paman Rasulullah Saw. yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib.
Jabal Uhud juga memiliki keutamaan, yaitu merupakan gunung yang kelak berada di surga.
Masjid Qiblatain yang Bersejarah
Sahabat juga akan diajak berziarah ke Masjid Qiblatain, yang menjadi saksi perpindahan arah kiblat dari sebelumnya berada di Masjidil Aqsha menjadi Masjidil Haram. Dahulu masjid ini disebut dengan Masjid Bani Salamah.
Perpindahan arah kiblat ini bermula saat Rasulullah Saw. memimpin salat Zuhur di Masjid Bani Salamah. Dua rakaat pertama salat Zuhur, Rasulullah Saw. masih menghadap kiblat ke Masjidil Aqsha, sampai akhirnya malaikat Jibril menyampaikan wahyu perpindahan arah kiblat.
Begitu menerima wahyu, posisi salat Rasulullah Saw. langsung berpindah 180 derajat menghadap Masjidil Haram.
Jabal Magnet yang Penuh Misteri
Saat berkunjung ke Madinah, Sahabat juga bisa mengunjungi Jabal Magnet. Jabal Magnet menjadi salah satu destinasi city tour bonus di Ventour Travel.
Jabal Magnet memiliki nama asli Manthiqa Baidha atau perkampungan putih. Lembah ini juga disebut Lembah Jin oleh warga lokal.
Disebut Lembah Jin, karena Jabal Magnet memiliki “keajaiban” di luar nalar. Konon, kendaraan yang melintasi daerah Jabal Magnet dapat bergerak secara otomatis lho, Sahabat! Inilah mengapa disebut Jabal Magnet karena kendaraan yang melintas seakan-akan terpengaruh kekuatan magnet sehingga bisa bergerak sendiri.
Tidak hanya memiliki “keajaiban” yang unik, Sahabat juga merasakan sensasi naik unta hingga mengendarai motor ATV di Jabal Magnet.
Ziarah Dalam Masjid Nabawi
Selain mengunjungi destinasi-destinasi tersebut, tentunya Sahabat juga diajak melakukan ziarah dalam Masjid Nabawi, mulai dari pelataran Masjid Nabawi, Raudhah, hingga Pemakaman Baqi.
Masjid Nabawi ini memiliki banyak keutamaan dan keberkahan. Jika Sahabat melaksanakan shalat di Masjid Nabawi, insya Allah akan memperoleh nilai pahala 1.000 kali lebih baik dibanding shalat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram.
Keistimewaan lainnya yang diincar oleh para jemaah umroh saat di Masjid Nabawi, yaitu beribadah di Raudhah. Raudhah merupakan area dalam Masjid Nabawi yang berada di antara rumah dan mimbar Rasulullah Saw.
Raudhah yang disebut juga taman surga, menjadi salah satu tempat mustajab di Tanah Suci. Oleh karena itu, banyak jemaah umroh yang berusaha untuk salat dan berzikir di tempat ini untuk mengharap ampunan dan keberkahan dari Allah Swt.
Tepat di sebelah Raudhah, terdapat juga makam Rasulullah Saw. Ziarah makam juga merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan, karena dengan berziarah Sahabat bisa mengucapkan salam dan memohon syafa’at Rasulullah Saw.
Pemakaman Baqi yang Spesial di Hati
Dan terakhir, tempat di Masjid Nabawi yang tak boleh dilewatkan untuk dikunjungi, yaitu Pemakaman Baqi.
Baqi merupakan tempat dimakamkannya ribuan sahabat dan anggota keluarga Rasulullah Saw. Namun, hanya laki-laki yang diperbolehkan ziarah ke dalam Pemakaman Baqi, sementara perempuan bisa berziarah dari luar area pemakaman.
Itulah beberapa tempat yang wajib Sahabat kunjungi saat berada di Madinah. Setiap tempat memiliki cerita dan makna tersendiri dalam sejarah Islam. Dengan mengunjunginya atau berziarah, semoga dapat memberikan pengalaman spiritual dan pembelajaran berharga untuk Sahabat.
Cara Mudah Masuk Raudhah dengan Aplikasi Nusuk dan Tasreh
Raudhah, salah satu area di dalam Masjid Nabawi yang dipercaya sebagai tempat yang mustajab untuk memanjatkan doa. Jemaah umroh maupun haji berbondong-bondong memasuki dan beribadah di Raudhah. Namun, untuk masuk ke Raudhah, Sahabat perlu surat izin khusus (tasreh) atau masuk melalui aplikasi Nusuk (Eatmarna).
Lantas, bagaimana cara mendapatkan tasreh? Jika tidak mendapatkan tasreh dari travel umroh, bagaimana cara menggunakan aplikasi Nusuk sebagai syarat masuk Raudhah?
Yuk simak informasi berikut, Sahabat!
Keutamaan Raudhah di Masjid Nabawi
Seperti yang kita ketahui, Raudhah merupakan area di dalam Masjid Nabawi yang terletak di antara rumah Rasulullah Saw (yang kini menjadi makam beliau) dan mimbar yang beliau gunakan untuk berdakwah. Raudhah ditandai dengan pilar-pilar megah berwarna putih dan karpet hijau.
Di tempat ini, dahulu Rasulullah Saw. sering duduk-duduk untuk membacakan wahyu dari Allah Swt. dan mengajarkannya kepada para sahabat. Rasulullah juga menyebut Raudhah sebagai taman surga dan area yang mustajab untuk berdoa.
Rasulullah Saw. bersabda: “Satu sholat di Masjid Nabawi lebih baik daripada seribu sholat di tempat lain, kecuali di Masjidil Haram.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Karena keistimewaannya ini, jemaah yang masuk ke Raudhah dianjurkan untuk memperbanyak zikir, membaca Al-Qur’an, dan shalat sunnah. Namun, untuk memasuki Raudhah ternyata tak semudah kelihatannya. Realitanya, Sahabat harus mengantre atau mungkin berdesak-desakan dengan jemaah lain.
Untuk memasuki area Raudhah dan makam Rasulullah Saw., Sahabat memerlukan surat izin khusus atau tasreh. Surat tasreh berisi keterangan tentang jumlah jemaah dalam rombongan, waktu masuk (tanggal dan jam), nomor pintu masuk, nomor gerbang masuk, serta daftar nama dan nomor paspor jemaah.
Tasreh ini dikeluarkan oleh Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi. Biasanya surat tasreh ini sudah diurus oleh pihak travel umroh melalui muassasah dan disimpan oleh Tour Leader atau muthawif. Ada kalanya kuota tasreh ini terbatas karena membludaknya jemaah yang ingin masuk ke dalam Raudhah.
Cara Masuk ke Raudhah dengan Aplikasi Nusuk
Namun, Sahabat tidak perlu khawatir. Jika tidak memiliki tasreh, Sahabat tetap bisa masuk ke dalam Raudhah dengan mengajukan izin melalui aplikasi Nusuk (Eatmarna). Nusuk adalah aplikasi yang disediakan Kerajaan Arab Saudi, sehingga Sahabat dapat masuk ke Raudhah secara mandiri dan tanpa harus ada tasreh.
Nah, untuk masuk ke area Raudhah melalui aplikasi Nusuk, yuk ikuti langkah-langkah berikut!
Install aplikasi “Nusuk (Eatmarna Previously)” melalui PlayStore atau AppStore
Atur bahasa untuk aplikasinya, pilih Bahasa Inggris
Selanjutnya pilih “New User”, kemudian pilih “Visitor”
Isi data diri Sahabat, mulai dari nomor visa, nomor paspor, tanggal lahir, kebangsaan, nomor telepon, e-mail, dan password
Masukkan kode verifikasi OTP 4 digit yang dikirim melalui e-mail
Nah, barulah Sahabat berhasil login ke aplikasi Nusuk, lalu pilihlah bagian “Prophet’s Mosque Services”
Pilih registrasi “Praying in Noble Rawda – Men/Women”
Pilih tanggal dan jam/waktu yang diinginkan
Lalu pilih “Issuing Permit” dan akan muncul QR code
Nah, selesai! Sahabat tinggal datang di hari H sesuai pintu masuk dan jadwal yang tertera
Terakhir, pindai atau scan QR code pada pintu masuk
Tips Lolos Masuk Raudhah dengan Mudah
Nah, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, jumlah jemaah yang ingin masuk ke dalam Raudhah ini sangat membludak. Maka dari itu, untuk masuk ke dalam Raudhah, Sahabat hanya dapat berkunjung di waktu-waktu tertentu yang sudah dijadwalkan.
Selain itu, Sahabat juga perlu memerhatikan tips-tips berikut saat ingin memasuki area Raudhah.
Masuk Sesuai Jadwal di Tasreh atau Aplikasi Nusuk
Jadwal kunjungan Raudhah antara jemaah laki-laki dan perempuan berbeda. Untuk itu, ikuti jadwal yang telah ditetapkan ya, Sahabat!
Pagi : pukul 11.00 Waktu Arab Saudi s.d. shalat Isya
Malam : pukul 00.30 Waktu Arab Saudi s.d. shalat Subuh.
Jadwal ziarah Raudhah bagi jemaah perempuan
Pagi : waktu shalat Subuh s.d. pukul 11.00 Waktu Arab Saudi
Malam : waktu shalat Isya s.d. pukul 00.00 Waktu Arab Saudi
Jangan Terpisah dari Rombongan
Untuk masuk ke Raudhah, sebaiknya dilakukan bersama rombongan. Sahabat akan dibimbing oleh muthawif dan muthawifah, sehingga Sahabat bisa mendapatkan arahan dan tidak akan tersesat saat di dalam Raudhah.
Tetap Sabar
Saat masuk ke Raudhah, memang kondisinya akan berdesak-desakan dengan jemaah lainnya. Usahakan agar Sahabat tidak mendorong-dorong atau bahkan menyakiti jemaah lain.
Jika memang kondisinya tidak memungkinkan untuk masuk ke Raudhah karena jumlah jemaah yang membludak atau karena tidak mendapatkan izin, usahakan kita berlapang dada menerima situasi ini. Hal seperti ini sudah di luar dari kontrol kita. Sahabat tetap akan mendapatkan pahala yang sama ketika shalat di area Masjid Nabawi yang lain, meski bukan di dalam Raudhah.
Itulah dua cara mudah untuk masuk ke area Raudhah, yaitu dengan menggunakan surat izin tasreh dan melalui aplikasi Nusuk. Semoga Allah memudahkan langkah Sahabat untuk bisa berkunjung dan beribadah di Masjid Suci Nabawi.