Inilah Tata Cara Serta Pakaian Umroh Bagi Jamaah Perempuan!

Bagi sahabat muslimah ada beberapa tata cara serta pakaian umroh yang perlu diperhatikan agar ibadah berlangsung dengan lancar dan penuh keberkahan.

Gambar 1 : Tata Cara dan Pakaian Umroh yang Wajib jamaah Umroh Ketahui

Sahabat muslimah yang ingin melaksanakan ibadah umroh tentu merasakan kebahagiaan dan antusiasme yang luar biasa. Momen ini adalah kesempatan langka yang penuh berkah, di mana sahabat bisa mendekatkan diri kepada Allah di Tanah Suci.

Selain menjadi sarana memperkuat iman, ada tata cara dan beberapa larangan khusus yang perlu diperhatikan demi kelancaran dan keutamaan ibadah sahabat muslimah selama di Tanah Suci.

Tata Cara Ibadah Umroh bagi Jamaah Perempuan

1. Mandi Junub

Sebelum memasuki kota suci Makkah, ada baiknya jamaah perempuan melakukan mandi junub jika situasinya memungkinkan. Mandi junub ini bukan hanya sekadar pembersihan diri, tapi juga bentuk penghormatan dan simbol kemurnian diri saat melangkah ke tanah suci. Dengan menjaga kebersihan, sahabat dapat lebih siap secara fisik dan hati untuk menjalani ibadah.

2. Berihram

Bagi jamaah umrah perempuan, sebelum memulai perjalanan suci ini, penting untuk berihram dari tempat miqat dengan membaca niat. Miqat adalah titik awal bagi sahabat untuk memasuki niat ibadah, dan niat ihram inilah yang menandai dimulainya rangkaian ibadah umrah.

Nawaitul ‘umrata wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma ‘umratan.

Artinya: “Aku niat umrah dengan berihram karena Allah Ta’ala, aku penuhi panggilanmu ya Allah untuk berumrah.”

3. Masuk ke Masjidil Haram

Kini saatnya bagi jamaah wanita untuk memasuki Masjidil Haram. Langkah ini bisa diawali dengan membaca doa, sebagai pengantar hati untuk mengawali ibadah dengan tenang dan penuh kekhusyukan.

A’ûdzu billâhil ‘azhîm wa biwajhihil karîm wa sulthânihil qadîm minas syaithânir rajîm. Bismillâhi wal hamdulillâh. Allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa ‘alâ âli sayyidinâ muhammadin. Allâhummaghfirlî dzunûbî waftahlî abwâba rahmatik.

Artinya, “Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Besar, kepada Dzat-Nya Yang Maha Mulia, dan kepada kerajaan-Nya Yang Sedia dari setan yang terlontar. Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah. Hai Tuhanku, berilah shalawat dan sejahtera atas Sayyidina Muhammad dan atas keluarga Sayyidina Muhammad. Hai Tuhanku, ampuni untukku segala dosaku. Buka lah bagiku segala pintu rahmat-Mu.”

4. Pergi ke Hajar Aswad

Di depan Hajar Aswad, sahabat bisa melafalkan kalimat takbir sebagai bentuk penghormatan. Jika memungkinkan, sahabat juga dapat menyentuh Hajar Aswad dengan tangan kanan, lalu menciumnya seperti sunnah yang dijalankan Rasulullah SAW.

5. Thawaf

Thawaf adalah ibadah yang mengajak kita lebih dekat dengan Allah, dilakukan dengan memutari Ka’bah sebanyak tujuh kali. Dalam setiap putarannya, sahabat muslimah dapat melantunkan dzikir, membaca ayat suci Al-Qur’an, atau mengucapkan doa yang menenangkan hati.

6. Sa’i

Sa’i adalah bagian penting dalam rangkaian ibadah yang sahabat lakukan saat berada di Tanah Suci.

Gambar 2 : Sa’i Dimulai dari Bukit Safa Kemudian Ke Marwah

Sahabat akan berjalan kaki antara dua bukit, yaitu Safa dan Marwah, sebanyak tujuh kali, mengikuti jejak Hajar, ibu dari Nabi Ismail AS, yang dengan penuh kesabaran berlari-lari kecil mencari air demi buah hatinya.

Baca Juga : Sa’i: Syarat Dan Tata Caranya Yang Jemaah Umroh wajib tahu!

Pakaian Umroh untuk Jamaah Muslimah

Gambar 3 : Pakaian Umroh yang Boleh Untuk Jamaah Perempuan
  1. Disunnahkan menggunakan pakaian berwarna putih
  2. Disarankan memakai pakaian yang baru, bersih, dan suci
  3. Dilarang menggunakan pakaian yang tipis atau ketat
  4. Panjang lengan baju harus sepanjang pergelangan tangan
  5. Kerudung yang dikenakan panjang sehingga menutupi dada
  6. Memakai kaus kaki
  7. Menggunakan sepatu yang tidak bertumit dan berbahan karet

Dengan persiapan yang baik dan niat yang tulus, perjalanan sahabat ke Tanah Suci akan menjadi pengalaman spiritual yang penuh berkah dan mendalam. Selamat menjalankan ibadah umroh, semoga semua amal sahabat diterima oleh Allah SWT.

Ingin Naik Haji? Inilah Panduan Lengkap Haji Tamattu

Pengertian Haji Tamattu

Haji Tamattu dimulai dengan ibadah umrah terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan rangkaian ibadah haji, menjadikannya salah satu cara menunaikan haji. Dalam bahasa Arab, kata “tamattu'” berasal dari kata “tamatta’a” yang berarti menikmati atau bersenang-senang.

Gambar 1 : Haji Tamattu Merupakan Salah Satu Tiga Jenis Haji

Jadi, setelah selesai melaksanakan umrah dan melakukan tahallul, sahabat diperbolehkan untuk beristirahat dan menikmati waktu sebelum memasuki prosesi ibadah haji.

Berdasarkan firman Allah SWT:

فَإِذَا أَمِنتُمْ فَمَن تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ فَمَن لَّمْ يَججِدْ فَصِيَامُ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ

“Apabila kamu telah aman, maka bagi siapa yang ingin bersenang-senang mengerjakan ‘umrah sebelum haji, hewan kurban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan, maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari apabila kamu telah pulang kembali.” (QS Al-Baqarah ayat 196)

Rasulullah SAW melaksanakan haji tamattu berdasarkan hadits berikut:

أَنَّ عبداللهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: تَمَتَّعَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ، وَأَهْدَى، فَسَاقَ مَعَهُ الْهَدْيَ مِنْ ذِي الْحُلَيْفَةِ، وَبَدَأَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فَأَهَلَّ بِالْعُمْرَةِ، ثُمَّ أَهَلَّ بِالْحَجِّ، وَتَمَتَّعَ النَّاسُ مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ،

Artinya: Abdullah bin Umar berkata: “Rasulullah Saw melaksakan haji Wada’ secara tamattu’ dengan umrah kemudian haji. Beliau menyembelih hewan yang dibawa serta sejak dari Dzulhulaifah. Rasulullah memulai bertalbiyah saat umrah kemudian bertalbiyah kembali saat haji. Orang-orang yang ikut serta bersama Rasulullah juga melaksanakan haji tamattu’ dengan umrah terlebih dulu baru kemudian berhaji.” (HR. Al-Bukhari)

Panduan Ibadah Haji Tamattu

Dalam pelaksanaan Haji Tamattu, jemaah yang ingin berangkat ke tanah suci perlu melakukannya di dalam bulan-bulan haji, yaitu Syawal, Dzulqadah, dan Dzulhijjah sebelum hari Arafah. Pada awal perjalanan, jemaah melakukan ihram dari miqat dengan niat untuk menunaikan ibadah umrah terlebih dahulu, bukan haji. Setelah umrah selesai, barulah nanti diikuti dengan ibadah haji.

Gambar 2 : Urutan Panduan Ibadah Haji Tamattu @ventour_travel

Sesampainya di Makkah, sahabat akan menyelesaikan ihram dan beristirahat di kota suci ini sambil menikmati suasana sebelum dimulainya rangkaian ibadah haji. Biasanya, jemaah yang telah menunaikan umrah akan menunggu beberapa hari hingga tiba saatnya berangkat ke Arafah, untuk memulai niat haji dan menjalankan ritual-ritual haji selanjutnya.

Dalam masa menunggu ini, sahabat memiliki kebebasan untuk menikmati waktu tanpa terikat oleh ketentuan ihram. Masa tunggu ini bisa beragam, mulai dari seminggu hingga sebulan, tergantung jadwal yang sahabat pilih. Walaupun ada istilah yang berbeda dalam tata cara berhaji, pada dasarnya rukun haji yang sahabat jalani tetap sama, yang mencakup tahapan-tahapan utama dalam ibadah haji.

Namun, bila sahabat memilih metode Tamattu’ dalam berhaji, ada kewajiban untuk membayar dam sebagai bagian dari ketentuan ibadah ini.

Tata Cara Membayar Dam

Dalam ibadah Haji Tamattu, Allah SWT menetapkan kewajiban untuk membayar denda, yang dalam fikih dikenal dengan istilah dam atau hadyu. Dam sendiri berarti ‘darah’, dan dalam konteks ini, mengacu pada pembayaran denda dengan cara menyembelih seekor kambing sebagai bentuk pengganti atau kompensasi.

Sedangkan hadyu, adalah persembahan yang dikhususkan untuk Tanah Haram. Hewan yang bisa dijadikan kurban ini beragam, seperti unta, sapi, atau kambing, tergantung pada kemampuan jamaah.

Namun, penting untuk diketahui bahwa penyembelihan hewan untuk dam Haji Tamattu hanya sah jika dilakukan di Tanah Haram. Jika dilakukan di luar area tersebut, maka hukumnya tidak sah. Para ulama sendiri memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai waktu terbaik untuk penyembelihan dam ini, sehingga muncul variasi dalam pelaksanaannya sesuai dengan pemahaman masing-masing.

Baca Juga : Wajib Pahami! Syarat, Rukun, dan Kewajiban Haji dengan Mudah!

Waktu Membayar Dam

Terkait waktu pembayaran dam bagi sahabat yang menjalankan Haji Tamattu, ada perbedaan pandangan di kalangan ulama. Namun, menurut ulama Syafi’iyah, waktu terbaik untuk melakukan penyembelihan dam adalah pada hari nahar, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah. Hal ini sesuai dengan praktek yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW serta untuk menghindari perbedaan pandangan dengan ulama dari kalangan Hanafiyah, Malikiyah, dan Hanabilah, seperti yang disebutkan dalam Al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuh.

Bagi sahabat jamaah haji asal Indonesia, biasanya pembayaran dam akan dikoordinasikan oleh pihak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) atau melalui warga Indonesia yang tinggal di Arab Saudi (muqimim), sehingga lebih mudah dan teratur. Sedangkan untuk sahabat yang menjadi petugas haji, pembayaran dam dikoordinasikan oleh sektor masing-masing demi memudahkan pelaksanaannya agar tetap berjalan optimal.

Gambar 3 : Program Keberangkatan Ventour Travel @ventour_travel

Bagi Sahabat yang menginginkan kenyamanan sahabat dalam menunaikan ibadah haji. Ventour Travel menghadirkan keberangkatan haji tanpa masa tunggu yang panjang, tersedia program Haji Khusus dengan masa tunggu relatif singkat, sekitar 5 hingga 9 tahun. Program ini dirancang agar sahabat dapat menjalani ibadah dengan lebih tenang dan nyaman.

Selain itu, Ventour Travel juga menyediakan layanan Haji Furoda yang memungkinkan sahabat untuk langsung berangkat tanpa antrean panjang. Program ini membantu sahabat melaksanakan ibadah dengan lebih cepat, sambil tetap mendapatkan bimbingan terbaik di setiap tahap perjalanan.